Minggu, 01 Februari 2009

media pengajaran

PEMANFAATAN MEDIA INSTRUKSIONAL DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR

FATMA YULIA
Abstraksi

Dalam proses belajar mengajar ada unsur-unsur yang harus dipenuhi oleh pendidik/dosen agar kegiatan belajar lebih efektif dan berkesan baik. Salah satu unsur yang harus dipenuhi dalam kegiatan belajar adalah media. Penggunaan media dalam kegiatan belajar sangat urgen khususnya dalam penyampaian materi yang dirasakan sulit jikalau hanya menggunakan unsur verbal belaka. Media belajar atau sering diistilahkan dengan media instruksional dewasa ini telah mengalami kemajuan yang cukup pesat, terutama dalam penggunaan teknologi informasi yang mendorong keinginan seorang pendidik/dosen untuk meningkatkan lebih besar kompetensinya dalam penggunaan media tersebut.
Keberhasilan penggunaan media di dalam kelas sangatlah tergantung kepada kemampuan (kompetensi) seorang tenaga pengajar dan tujuan pembelajaran. Media yang baik adalah media yang dipakai sesuai dengan tujuan belajar dan latar belakang peserta didik/mahasiswa.

Keyword: media instruksional, audio visual,karakteristik media, pemilihan media.

PENDAHULUAN

Dalam strategi instruksional media merupakan unsur yang penting dalam pengajaran di samping metode dan kegiatan instruksional. Kehadiran media merupakan unsur signifikan dalam proses belajar mengajar karena dalam proses belajar ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Setiap materi pelajaran tentu memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi, di satu sisi ada bahan pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu tetapi di sisi lain ada bahan pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran, seperti : LCD, globe, mikroskop, OHP, grafik, gambar dan sebagainya.
Dalam penggunaannya media ini harus disesuaikan dengan perumusan tujuan instruksional (indikator) dan yang lebih penting adalah penggunaan media sesuai dengan kompetensi pengajar itu sendiri. Anjuran menggunakan media dalam pembelajaran sebenarnya sangat ditekankan tetapi terkadang sulit dilaksanakan disebabkan dana yang terbatas untuk membelinya.
Namun, perlu digaris bawahi bahwa peranan media tidak akan terlihat manakala penggunaannya tidak sejalan dengan isi dan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media. Manakala hal itu diabaikan maka media bukan sebagai alat bantu pengajaran tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

A. Pengertian Media Instruksional

Pengertian media instruksional dapat ditinjau dari dua kata yaitu “ media” dan “ instruksional.” Asal kata media merupakan jamak dari “ medium “ yang berasal dari bahasa latin yang artinya perantara (Tim AECT,1986:201). Secara etimologi media diartikan perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Tim AECT:191:205). Secara terminologi sebagaimana yang dirumuskan AECT media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan dalam proses penyampaian informasi. Sedangkan insruksional diartikan pembelajaran. Maka dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa media instruksional adalah alat bantu yang digunakan sebagai perantara baik berupa alat-alat elektronik, gambar, alar peraga, buku dan lain-lain yang digunakan untuk menyalurkan isi bahan ajar kepada si belajar (siswa/mahasiswa).
Namun terkadang pengertian media ini dibedakan dengan peralatan. Media atau bahan sering disebut perangkat lunak atau software yang berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan menggunakan peralatan seperti OHT, LCD. Sedangkan peralatan sering disebut dengan perangkat keras atau hardware yang merupakan sarana untuk menampilkan pesan yang terkandung pada media tersebut,misalnya OHP (Sadiman,1986:6). Untuk memanfaatkan media yang baik, seorang pendidik harus mengetahui cara yang tepat dalam memanfaatkan dan memilih media yang sesuai dengan tujuan pengajaran agar penggunaannya tidak sia-sia.

B. Cara Memilih Media Instruksional
Dalam memilih media yang digunakan dalam pembelajaran maka seorang pendidik harus memilih media yang digunakan berdasarkan maksud dan tujuan pembelajaran tersebut. Hal ini ditekankan dengan tujuan agar penggunaan materi tidak menjadi penghalang dalam proses belajar mengajar yang dilakukan pendidik di ruang kelas dan diharapkan terjadinya interaksi belajar mengajar yang maksimal (Prastati:1997: 9). Harapan yang besar tentu saja media menjadi alat bantu yang dapat mempercepat dan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran.
Ketika suatu media akan dipilih dan dipergunakan maka ketika itu pula beberapa prinsip perlu diperhatikan dan dipertimbangkan pleh pendidik. Prasetyo (1997:15) menyarankan bahwa dalam pemilihan dan penggunaan media harus mempertimbangkan beberapa prinsip yaitu:
tujuan yang akan dicapai
kesesuaian media dengan materi yang akan dibahas
tersedianya sarana dan prasarana penunjang
karakteristik pendidik
Sementara itu Anderson (1994:21) menambahkan prinsip pemilihan media didasarkan kepada:
Apakah media itu sesuai dengan kebutuhan belajar siswa/mahasiswa (ditinjau dari segi kebudayaan, usia, kebiasaan belajar dan sebagainya) atau malah membingungkan mereka?
Apakah nilai bahan pelajaran atau perubahan tingkah laku yang diharapkan terjadi, jumlah siswa yang akan diajarkan materi pelajaran sepadan dengan biaya yang akan dikeluarkan untuk mendapatkan media tersebut?
Apakah diperlukan perlengkapan untuk menggunakan media yang dipilih itu? Jika ya, apakah sudah tersedia? Apakah pengadaan peralatan itu dapat dipertanggungjawabkan untuk pelajaran yang bersangkutan?
Selanjutnya Allen memberikan petunjuk yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memilih media yang sesuai dengan tujuan instruksional tertentu. Untuk itu ia menggambarkan tinggi rendahnya kemampuan setiap jenis media bagi pencapaian berbagai tujuan belajar sebagai berikut:






Jenis media instruksional/macam belajar
Belajar informasi faktual
Belajar pengenalan visual
Belajar konsep, prinsip dan aturan
Belajar prosedur
Menyajikan keterampilan gerak
Mengembangkan sikap,opini dan motivasi
Gambar diam
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Rendah
Rendah
Gambar hidup
Sedang
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Televisi
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Rendah
Sedang
Objek 3 dimensi
Rendah
Tinggi
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rekaman Audio
Sedang
Rendah
Rendah
Sedang
Rendah
Rendah
Programmed instruction
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Rendah
Sedang
Demonstrasi
Rendah
Sedang
Rendah
Tinggi
Sedang
Sedang
Buku teks tercetak
Sedang
Rendah
Sedang
Sedang
Rendah
Sedang
Sajian oral
Sedang
Rendah
Sedang
Sedang
Rendah
sedang

(Sumber : Allen dalam Suparman : 1993,179)
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan jenis media dalam mempengaruhi sasaran belajar, tidaklah sama. Teori ini dapat dijadikan landasan seorang guru dalam memilih dan menggunakan media yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

C. Manfaat Media Instruksional
Secara umum manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar proses interaksi antara pendidik dan peserta didik atau antara dosen dan mahasiswa atau guru dan murid dan hal ini pada gilirannya akan membantu mahasiswa atau peserta didik untuk belajar secara optimal. Kemp dan Dayton menjelaskan manfaat khusus bagi media instruksional sebagaimana yang telah diidentifikasinya yaitu :
1. Penyampaian materi perkuliahan dapat diseragamkan
Dosen mungkin mempunyai penafsiran yang beraneka ragam tentang sesuatu hal. Melalui media, penafsiran yang beraneka ragam ini dapat direduksi dan dapat disampaikan kepada mahasiswa secara seragam. Setiap mahasiswa yang melihat atau mendengar uraian tentang sesuatu ilmu media yang sama akan menerima informasi yang persis sama yang diterima teman-temannya.
2. Proses instruksional menjadi lebih menarik
Media dapat menyampaikan informasi yang didengar (audio) dan dapat dilihat (visual), sehingga dapat mendeskripsikan suatu masalah, suatu konsep, suatu proses atau suatu prosedur yang bersifat abstrak dan tidak lengkap menjadi lengkap. Media juga dapat menghadirkan masa lampau ke masa kini, menyajikan gambar dengan warna-warni yang menarik. Dengan media ini juga dapat membangkitkan keingintahuan (curiosity) mahasiswa/siswa, menstimulus mereka untuk bereaksi terhadap penjelasan dosen atau guru, mampu menarik empati peserta didik untuk ikut tertawa atau sedih, memungkinkan mereka menyentuh objek kajian pelajaran, membantu mereka mengkonkritkan sesuatu yang abstrak dan sebagainya. Singkatnya, media dapat membantu dosen atau guru dalam menghidupkan suasana kelasnya dan menghindarkan suasana monoton dan membosankan.

3. Proses belajar mahasiswa/siswa menjadi lebih interaktif
Jika dipilih dan dirancang dengan benar, media dapat membantu dosen dan mahasiwa atau siswa dengan guru melakukan komunikasi dua arah kepada mahasiswa/siswa. Namun dengan media para dosen dapat mengatur kelas sehingga bukan hanya pendidik/dosen sendiri saja yang aktif tetapi juga mahasiswa.

4. Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi
Seringkali terjadi para pendidik menghabiskan waktu yang cukup banyak untuk menjelaskan suatu pokok pelajaran. Pada waktu yang dihabiskan tidak perlu sebanyak itu jika mereka dapat memanfaatkan media pengajaran dengan baik. Misalnya seorang dosen pasti akan banyak membutuhkan waktu untuk menjelaskan tentang kosa kata dalam bahasa Arab jika ia hanya menjelaskan secara lisan belaka, padahal kejadian semacam ini tidak perlu terjadi jika saja dosen mau menggunakan media (minimal gambar-gambar) untuk membahas aktivitas dan macam-macam kosa kata tersebut yang cukup rumit tersebut.

5. Kualitas belajar siswa/mahasiswa dapat ditingkatkan
Penggunaan media tidak hanya membuat proses belajar mengajar lebih efisien, tetapi juga membantu mahasiswa menyerap materi pelajaran secara menda;am dan utuh. Dengan mendengarkan guru atau dosennya saja , siswa ataupun mahasiswa mungkin dapat memahami permasalahnnya dengan baik. Tetapi jika pemahaman itu diperkaya dengan melihat, menyentuh, merasakan atau mengalami melalui media, pemahaman mereka terhadap isi pelajaran pasti akan lebih baik lagi.

6. Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja
Media instruksional dapat dirancang sedemikian rupa, sehingga siswa/mahasiswa dapat belajar dimana saja dan kapan saja mereka mau, tanpa tergantung pada keberadaan seorang dosen. Program-program audio visual atau program komputer yang saat ini banyak tersedia di pasara adalah contoh-contoh media instruksional yang memungkinkan siswa/maasiswa belajar secara mandiri.
7. Sikap positif siswa/mahasiswa terhadap bahan belajar maupun terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.
Dengan media, proses belajar menjadi lebih menarik. Hal ini dapat meningkatkan kecintaan dan apresiasi mahasiswa terhadap ilmu pengetahuan dan proses pencarian ilmu itu sendiri.
8. Peran pendidik/dosen dapat diarahkan kepada cara yang lebih produktif dan aktif
Pertama, pendidik/dosen tidak perlu mengulang-ulang penjelasan mereka bila ada media yang digunakan dalam proses belajar-mengajar. Kedua, dengan mengurangi uraian secara lisan pendidik/dosen dapat memberikan perhatian sebanyak-banyaknya kepada aspek-aspek yang lain dari proses belajar mengajar. Misalnya, membangkitkan motivasi pendidik/mahasiswa, membantu mereka mencari referensi tambahan dan lain-lain. Ketiga, peran pendidik/dosen tidak hanya mengajar tetapi juga menjadi konsultan, penasehat atau manajer proses belajar-mengajar (Kemp dan Dayton:1980,3-4).
Kedelapan manfaat di atas mengidentifikasikan bahwa melalui penggunaan media efisiensi dan tingkah laku posiif dalam belajar dapat ditingkatkan. Masing-masing pendidik dapat memilih serta menentukan yang mana salah satu dari manfaat-manfaat tersebut dapat memberikan perhatian ketika media itu direncanakan dan dihasilkan untuk keperluan instruksional.
Untuk memuaskan hasil manfaat secara khusus media instruksional tersebut seharusnya tidak hanya memiliki kualitas yang tinggi saja tetapi seharusnya dilakukan seleksi ataupun perancangan serta hasil produksi sebagai bagian integral dari program instruksional (Djamarah: 1997,140). Dalam hal ini perlu diperhatikan manfaat yang pasti dalam pencapaian dari program itu secara obyektif. Karena alasan inilah maka seseorang itu tertarik dalam merencanakan dan memproduksi media-media instruksional, memperhatikan juga perencanaan serta proses instruksional yang sistematik bersamaan dengan fungsi media tersebut.
D. Jenis dan Karakteristik Media Instruksional
Media pendidikan bermakna lebih luas dari media pengajaran. Media pendidikan dapat digunakan berbagai bentuk komunikasi seperti pada berbagai kegiatan penerangan, penyuluhan termasuk pengajaran. Media penajaran dipakai secara terbatas pada situasi belajar mengajar kendatipun penggunaannya dapat diperluas pada berbagai komunikasi lainnya (Davies:1981,125).
Berdasarkan jenisnya media dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) bentuk yaitu:
a. Media auditif.
Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja. Karakteristik media ini berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif baik verbal (yaitu kata-kata dalam bahasa lisan) maupun non verbal. Ada beberapa jenis media yang dapat dikelompokkan dalam dalam media audio antara lain, radio, alat perekam (recorder), tape recorder, laboratorium bahasa. Media ini juga harus dilihat sasarannya artinya media ini tidak bisa digunakan untuk orang tuli atau orang yang mempunyai kelainan pada pendengaran (Knirk:1986,24).
b. Media visual.
Karakteristik dari media ini sangat mengandalkan indera penglihatan. Media ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strips atau film rangkai, slides film bingkai, gambar atau lukisan, cetakan (Miarso: 1982,33).
c. Media audio visual.
Karakteristik media ini adalah memiliki unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua yaitu media audio dan visual. (Miarso: 1986,34).
Anderson (1994:186) membagi jenis media ke dalam sepuluh kelmpok, yaitu:
1. Media audio
Media ini terdiri dari pita audio (kaset), piringan audio dan radio. Karakteristik dari media ini dapat memberikan rangsang pendengaran. Hubungan media ini dengan tujuan instruksional adalah:
ý Tujuan kognitif; audio dapat dipergunakan untuk mengajarkan pengenalan kemabli atau pembedaan rangsang yang relevan
ý Tujuan afektif: suasana mungkin dapat menciptakan musik latar belakang, efek suara dan lain-lain.
ý Tujuan psikomotor: dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan verbal.
2. Media cetak
Media ini terdiri dari buku teks terprogram, buku pegangan manual, buku tugas. Ciri dari media ini adalah mampu memperagakan simbol-simbol verbal dan representasi gambar diam. Hubungan media ini dengan tujuan instruksional adalah:
ý Tujuan kognitif: menyampaikan informasi bersifat fakta dan pengenalan kembali (rekognisi)
ý Tujuan afrktif : dapat membangkitkan emosi dan menarik dari buku yang ditulis terjadinya perubahan sikap (change attitude).
ý Tujuan psikomotor: tidak ada, karena penggambaran gerak sukar disajikan dengan media ini.
3. Media audio cetak.
Media ini terdiri dari buku latihan yang dilengkapi dengan kaset atau pita audio, pita, gambar, bahan yang dilengkapi dengan pita suara audio. Hubungannya dengan tujuan instruksional sama seperti tujuan media audio dan media cetak.
4. Media benda (objek)
Terdiri media nyata dan model tiruan. Karakteristiknya adalah dapat memberikan rangsang penglihatan, pendengaran dan perabaan. Hubungannya dengan tujuan instruksional :
ý Tujuan kognitif: untuk mengajarkan pengenalan kembali dan pembedaan rangsangan yang relevan.
ý Tujuan afektif: bila menggunakan alat yang sebenarnya kemungkinan sikap yang positif terhadap pekerjaan mereka sejak awal latihan.
ý Tujuan psikomotor : memberkan latihan bagi siswa untuk menguji penampilan dalam menangani materi pekerjaan dan mendemonstrasikan dan mengukur kemampuan peserta didik.

5. Media visual diam
Media ini terdiri dari film bingkai (slide) dan film rangkai (berisi pean verbal). Karakteristiknya adalah gambar diam. Hubungannya dengan tujuan instruksional adalah:
ý Tujuan kognitif : pengenalan benda-benda yang belum dikenal peserta didik dan mampu membedakan objek yang ada di dalam gambar.
ý Tujuan afektif : tidak terpakai
ý Tujuan psikomotor : menunjukkan posisi benda atau orang yang sedang bergerak sebelum pendidik/dosen mendemonstrasikannya atau sebelum peserta didik/mahasiswa dilatih.

6. Media proyeksi dengan suara
Terdiri film bingkai (slide) suara dan film rangkai suara. Karakteristiknya adalah gambar diam. Hubungannya dengan tujuan instruksional :
ý Tujuan kognitif : mengajarkan objek yang belum dikenal
ý Tujuan afektif : tidak dapat digunakan
ý Tujuan psikomotor : gambar ini menunjukkan posisi tertentu yang bergerak.

7. Media visual gerak dan audio
Terdiri dari film gerak tanpa suara dengan penggunaan caption

8. Media visual gerak dan audio
Terdiri dari film suara dan video. Karakteristiknya adalah gambar bergerak tanpa suara. Hubungannya dengan tujuan instruksional adalah:
ý Tujuan kognitif : berhubungan dengan kemampuan mengenal kembali dan kemampuan memberikan rangsangan gerak yang serasi.
ý Tujuan afektif : memberikan pengaruh pada sikap dan emosi dan merupakan media ang baik sekali menyampaikan materi dalam kawasan afektif.
ý Tujuan psikomotor: memberikan contoh keterampilan yang menyangkut gerak dan mengajarkan kordinasi antara alat tertentu.

9. Media manusia dan lingkungan
Media manusia dapat digunakan sebagai contoh yang nyata untuk menampilkan contoh-contoh gerak. Sedangkan media lingkungan merupakan media yang berada di sekitar kita. Media ini sangat besar ruang lingkupnya dan bebas dalam menggunakannya tanpa dikenai biaya apapun.

10. Media komputer (CAI)
Karakteristik media komputer ini digunakan dalam berbagai macam terminal yang berbeda atau menggabungkannya dengan media lain yang bertujuan memberikan pembelajaran yang sifatnya individual. Hubungan media ini dengan tujuan instruksional adalah:
ý Tujuan kognitif : dapat mengajarkan konsep, aturan,prinsip, langkah dalam proses yang kompleks.
ý Tujuan afektif : untuk mengontrol bahan-bahan film dan video
ý Tujuan psikomotor : mengajarkan programming dan kecakapan yang serupa bila mahasiswa/siswa mau bekerja sesuai dengan pekerjaan yang telah ditetapkan.

Penggolongan media ditinjau dari ukuran audiensnya ada tiga yaitu :
ý Media untuk audiens besar yang terdiri dari televisi, radio, video.
ý Media untuk audiens kecil yang terdiri dari film suara, film bisu, video tape, film strip suara slide, radio, audio tape, audio disc, foto, poster, papan tulis.
ý Media individu yang terdiri dari media cetak, telepon, CAI
(Wilkinson: 1984,45)
Meskipun banyak macam media instruksional, namun hanya sedikit sekali yang sering dipergunakan dalam ruangan kuliah ataupun di kelas oleh seorang dosen ataupun pendidik. Dari jumlah yang sedikit tersebut diantaranya overhead Projector (OHP), gambar, model dan tentu saja papan tulis dan buku. Sedangkan media lain seperti video film, kaset audio, film bingkai, auditif jarang digunakan meskipun benda-benda ini tidak asing lagi bagi kebanyakan dosen.
Oleh karena itu ada baiknya kita mengenal macam-macam media ini dengan harapan dapat memacu kita untuk mengadakan dan memiliki kompetensi yang cukup dalam menggunakannya, agar proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan efisien dalam mengelola waktu dan melaksanakannya di dalam kelas.


KESIMPULAN
Pengertian media instruksional dapat ditinjau dari dua kata yaitu “media” dan ‘instruksional”. Asal kata media merupakan jamak dari “ medium” yaitu bahasa latin yang artinya perantara. Secara etmologi media diartikan perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Secara terminologi sebagaimana yang dirumuskan AECT media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan dalam proses penyampaian informasi. Sedangkan instruksional diartikan pembelajaran.
Pemilihan dan penggunaan media harus mempertimbangkan beberapa prinsip yaitu: tujuan yang akan dicapai, kesesuaian media dengan materi yang akan dibahas, tersedianya sarana dan prasarana penunjang serta karakteristik pendidik.
Manfaat khusus bagi media instruksional sebagaimana yang telah diidentifikasinya yaitu: penyampaian materi perkuliahan dapat diseragamkan, proses instruksional menjadi lebih menarik, proses belajar mahasiswa/siswa menjadi lebih interaktif, jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa/mahasiswa dapat ditingkatkan, proses belajar dapat berlangsung dimana saja, sikap positif mahasiswa/siswa terhadap bahan belajar maupun terhadap proses belajar dapat ditingkatkan, peran dosen/pendidik dapat diarahkan kepada cara yang lebih produktif dan aktif.
Media dapat dikelompokkan ke dalam sepuluh bentuk yaitu : media audio, media cetak, media audio cetak, media benda (objek), media visual diam, media proyeksi dengan suara, media visual gerak, media visual gerak dan audio, media manusia dan lingkungan, media komputer (CAI).

BIBLIOGRAFI
Gene, L Wilkinson (1984), Media Dalam Pembelajaran (terj). Jakarta: CV Rajawali
Miarso, Yusufhadi (1984). Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta : CV Rajawali
Davies, Ivor K. (1981). Instructional Technique. New York McGraw-Hill Book Company.
Knirk, Frederick G and Kent L.Gustafon. (1986). Instructional Technology: A Systemic Approach to Education. New York: Holt, Rinehart and Wiston.
AECT (1986). Defenisi Teknologi Pendidikan (terj) Jakarta: CV Rajawali.
Suparman, Atwi (1993), Desain Instruksional. Pusat Antar Universitas : Jakarta
Anderson.H. Ronald (1994). Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran (terj) Rajagrafindo Persada: Jakarta
Irawan, Prasetyo (1997). Mengajar di Perguruan Tinggi bagian Tiga. Program Applied Approach. Pusat Antar Universitas: Jakarta.
Kemp, Jerrold.E and Dayton, Deane. K. (1986). Planning and Production Instructional Media. Fifth edition, Harper and Row publisher: New York.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan (1997). Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta
Sadiman, Arif, dkk (1986). Media Pendidikan. RajaGrafindo Persada: Jakarta.

0 Responses to “media pengajaran”

Posting Komentar