Senin, 02 Februari 2009

Bahaya Valentine

BAHAYA VALENTINE’S DAYS
Fatma Yulia

Fenomena sosial
Memasuki bulan Februari, sejumlah media massa, pusat-pusat perbelanjaan dan hiburan mulai sibuk menggelar acara-acara pesta perayaan yang tak jarang berlangsung hingga larut malam bahkan hingga dini hari. Tempat- tempat tersebut dihiasi dengan warna pink dan gambar hati yang dilengkapi dengan berbagai macam hiasan dan kartu. Pesta dan perayaan yang digelar diikuti oleh remaja orang dewasa bahkan juga orang tua untuk menyambut hari Valentine's Day atau biasanya disebut hari kasih sayang. Perayaan yang biasanya dirayakan setiap 14 Februari ini dilakukan dengan aktivitas yang beraneka ragam mulai dari ucapan "Selamat hari Valentine", berkirim kartu dan bunga, saling bertukar pasangan, saling curhat, menyatakan sayang atau cinta. Dan sebagainya , seolah-olah merupakan hari yang sangat penting dan bahkan dianggap sebagai hari nasional. Tidak terkecuali remaja -remaja muslim juga ikut-ikutan menyemarakkan budaya ritual agama non Islam tersebut tanpa sadar apa sebenarnya Valentine’s Day itu.
Sejarah Valentine
Ada tiga versi yang menceritakan tentang asal muasal Valentine ini, sehingga keberadaannya menjadi begitu terkenal. Versi pertama mengatakan bahwa St.Valentine adalah seorang pendeta yang dihukum mati pada tanggal 14 Februari oleh Kaisar Romawi Claudius II, sekitar akhir abad ke-3 karena menyebarkan agama Nasrani. Versi kedua, St. Valentine menentang perintah kaisar Claudius II terhadap larangan menikah karena kaisar menganggap bahwa pria lajang lebih tabah dan tegar ketika berada di medan perang. Pernikahan yang dilakukan Valentine membawanya ke penjara dan selanjutnya ia berkenalan dengan putri penjaga penjara yang sakit. Ketika sakit ia mengirimkan surat yang berisikan "Dari yang tulus cintanya, Valentine." Dari sinilah muncul kemudian tradisi saling mengirim kartu dengan menggunakan kata-kata cinta. Versi ketiga, menyebutkan ketika agama Nashrani tersebar di Eropa, di salah satu desa terdapat sebuah tradisi Romawi yang menarik perhatian para pendeta. Dalam tradisi itu para pemuda desa selalu berkumpul setiap pertengahan bulan Februari. Mereka menulis nama-nama gadis desa dan meletakkannya di dalam sebuah kotak, lalu setiap pemuda mengambil salah satu nama dari kotak tersebut, dan gadis yang namanya keluar akan menjadi kekasihnya sepanjang tahun. Kemudian dari kartu tersebut bertuliskan “ dengan nama pendeta Valentine”. Bahkan saat ini beredar kartu-kartu perayaan keagamaan ini dalam bentuk gambar anak kecil dengan dua sayap terbang mengitari gambar hati sambil mengarahkan anak panah ke arah hati yang sebenarnya itu merupakan lambang Tuhan cinta bagi orang-orang Romawi.
Hukum Merayakan Valentine
Islam sangat mencela perbuatan yang tidak pernah dianjurkan apalagi perbuatan tersebut adalah perbuatan yang mencontoh ajaran agama lain dan cenderung merusak akhlak dan moral umat Islam. Bahkan Rasulullah menganggap orang yang seperti itu merupakan orang yang sama dengan yang ditiru terlebih lagi bila mengikuti dalam perkara akidah, ibadah, syi'ar dan kebiasaan, “barangsiapa yang meniru suatu kaum , maka ia tergolong bagian dari kaum tersebut." (HR. At-Tirmidzi). Bila dalam merayakannya bermaksud untuk mengenang kembali Valentine maka tidak disangsikan lagi bahwa ia telah kafir, adapun bila ia tidak bermaksud demikian maka ia telah melakukan suatu kemungkaran yang besar. Ibnul Qayyim berkata, "Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan mengucapkan, "Selamat hari raya!" dan semisalnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah. Banyak orang yang kurang mengerti agama terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut. Seperti orang yang memberi selamat kepada orang lain atas perbuatan maksiat, bid'ah atau kekufuran maka ia telah menyiapkan diri untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah." Abu Waqid Radhiallaahu 'anhu meriwayatkan: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam saat keluar menuju perang Khaibar, beliau melewati sebuah pohon milik orang-orang musyrik, yang disebut dengan Dzaatu Anwaath, biasanya mereka menggantungkan senjata-senjata mereka di pohon tersebut. Para sahabat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam berkata, "Wahai Rasulullah, buatkan untuk kami Dzaatu Anwaath, sebagaimana mereka mempunyai Dzaatu Anwaath." Maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, " Maha Suci Allah, ini seperti yang diucapkan kaum Nabi Musa, 'Buatkan untuk kami Tuhan sebagaimana mereka mempunyai Tuhan-tuhan.' Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, sungguh kalian akan mengikuti kebiasaan orang-orang yang ada sebelum kalian." (HR. At-Tirmidzi, ia berkata, Hasan Shahih).
Sebagai orang Islam yang telah mengucapkan dua kalimat syahadat dituntut untuk melaksanakan wala' dan bara' ( loyalitas kepada muslimin dan berlepas diri dari golongan kafir). Yaitu mencintai orang-orang mu'min dan membenci orang-orang kafir serta bertentangan dengan mereka dalam ibadah dan perilaku. Serta mengetahui bahwa dalam sikap wala’ dan bara di dalamnya terdapat kemaslahatan yang tidak terhingga, sebaliknya gaya hidup yang menyerupai orang kafir justru mengandung kerusakan yang lebih banyak. Lain dari itu, mengekornya kaum Muslim terhadap gaya hidup mereka akan membuat mereka bangga. Allah SWT menegaskan " Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim ." (QS. 5:51) . Pada ayat lain Allah juga menegaskan "Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya." (QS. 58: 22).
Penutup
Perbuatan tasyabbah (mengikut) ritual orang yang bukan non Islam bahkan ikut mempopulerkannya dapat berdampak terhadap terhapusnya As-Sunnah (tuntunan Allah dan Rasulnya).Tidak ada suatu bid'ah pun yang dihidupkan kecuali saat itu ada suatu Sunnah yang ditinggalkan. Dampak lainnya, bahwa dengan mengikuti mereka berarti memperbanyak jumlah mereka, mendukung dan mengikuti agama mereka, padahal seorang muslim dalam setiap raka'at shalatnya membaca, "Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pu-la jalan) mereka yang sesat." (QS .1:6-7).Bagaimana bisa ia memohon kepada Allah agar ditunjukkan kepadanya jalan orang-orang yang mukmin dan dijauhkan darinya jalan golongan mereka yang sesat dan dimurkai, namun ia sendiri malah menempuh jalan sesat itu dengan sukarela. Mungkin sebagian dari remaja muslim mengatakan, bahwa ia tidak mengikuti keyakinan mereka, hanya saja hari Valentine tersebut secara khusus memberikan makna cinta dan suka citanya kepada orang-orang yang mempe-ringatinya. Ini adalah suatu kelalaian, padahal sekali lagi perayaan ini adalah dari ritual agama lain! Hadiah yang diberikan sebagai ungkapan cinta adalah sesuatu yang baik, namun bila dikaitkan dengan pesta-pesta ritual agama lain akan mengakibatkan terobsesi oleh budaya dan gaya hidup mereka. Mengadakan pesta pada hari tersebut bukanlah sesuatu yang sepele, tapi lebih mencerminkan pengadopsian nilai-nilai Barat yang tidak memandang batasan normatif dalam pergaulan antara pria dan wanita sehingga saat ini kita lihat struktur sosial mereka menjadiporak-poranda.
Alhamdulillah, kita mempunyai pengganti yang jauh lebih baik dari itu semua, sehingga kita tidak perlu meniru dan menyerupai mereka. Di antaranya, bahwa dalam pandangan kita, seorang ibu mempunyai kedudukan yang agung, kita bisa mempersembahkan ketulusan dan cinta itu kepadanya dari waktu ke waktu, demikian pula untuk ayah, saudara, suami dan sebagainya tapi hal itu tidak kita lakukan khusus pada saat yang dirayakan oleh orang-orang kafir. Semoga Allah senantiasa menjadikan hidup kita penuh dengan kecintaan dan kasih sayang yang tulus.
Wallahu’alam

1 Response to “Bahaya Valentine”

  • Unknown says:
    11 Februari 2009 pukul 13.41

    bagus ......
    tapi kurang berani berkomentar

Posting Komentar