Senin, 02 Februari 2009

Buku adalah jendela dunia

BUKU ADALAH JENDELA DUNIA DENGANNYA SEOLAH KITA JELAJAHI DUNIA INI. BERSAMANYA KITA RAIH ILMU-ILMU PENGETAHUAN”“Buku adalah jendela dunia dan membaca adalah kuncinya”, demikian pepatah ini begitu mendunia. sebuah rangkaian kata yang telah melewat dalam telinga masyarakat dunia. Sebuah kalimat yang apabila di kaji lebih dalam akan menemukan makna yang tepat terkait dengan pentingnya aktifitas ini bagi kemajuan sebuah peradaban. sebuah realita bahwa tradisi membaca dikalangan masyarakat Indonesia sampai saat ini masih sangat rendah, terutama untuk masyarakat Indonesia yang notabene berpendidikan rendah. simak beberapa fakta berikut ini:Berdasarkan data yang diberikan Mendiknas, ada lebih dari 200 juta penduduk Indonesia yang melek huruf. Tapi presentase akses masyarakat terhadap Koran hanya 2,8 persen?Tahun 1999 saja , rasio jumlah penduduk dengan surat kabar: Indonesia hanya 1 : 43-satu surat kabar dibaca oleh 43 orang, bandingkan dengan Malaysia (1 : 8,1), Jepang (1 : 1,74), serta lndia (1: 38,14). Negara maju 513 judul buku per satu juta penduduk (Daniel Dhakidae, 1997;187). Dari data statistik di atas dapat kita temui sebuah kenyataan bahwa melek huruf yang tinggi ternyata tidak selalu diikuti dengan bertambahnya jumlah buku dan media teks lainnya. Termasuk kebiasaan membaca buku. Berdasarkan survei yang dilakukan Taufiq Ismail terhadap pengajaran sastra dan mengarang di SMU beberapa negara: Setiap tahun di Amerika, siswa ditugasi membaca novel sastra sebanyak 32 judul, Belanda 30 judul, Prancis 20 judul, Jerman 22 judul, Jepang 15 judul, Kanada 13 judul, Singapura 6 judul, Brunei 7 judul, Thailand 5 judul, sedangkan di Indonesia 0 (nol) judul.Sekolah Dasar yang memiliki perpustakaan hanya sekitar 1 persen, sedangkan SLTP dan SLTA sekitar 54 persen. (Adkhilni, 2004). Pantas saja kalau UNDP (2003) menempatkan minat baca masyarakat Indonesia di urutan ke-39, dari 41 negara yang disurvei. Goenawan Mohamad mengibaratkan bangsa ini telah melangkah terlalu lebar, dari dunia visual wayang menuju dunia visual televisi. Sementara dunia baca terlewatkan. Miskin referensi dan literasi (bacaan).Jumlah buku baru yang diterbitkan pun hanya 0,0009 persen dari total penduduk yang artinya 9 judul buku baru untuk setiap sejuta penduduk. Rata-rata negara berkembang 55 per satu juta penduduk. (www.suaramerdeka.com, 26 Desember 2005) Nah, fakta miris semakin terkuak. hal ini menjadi PR bagi kita semua, khususnya Pemerintah. Bagaimana caranya agar minimal masyarakat Indonesia tidak buta huruf. setelah pemerintah mampu memberantas buta aksara, langkah selanjutnya mengkampanyekan tradisi gemar membaca, bukan malah sebaliknya. Saya tidak akan membahas hal itu terlalu jauh, Fokus saya disini adalah bagaimana caranya agar kita , masyarakat Indonesia memiliki sikap gemar membaca buku. sebenarnya sudak banyak buku yang memberikan trik-trik atau kiat-kiat khusus untuk menumbuhkan minat baca itu sendiri. dan sejatinya tulisan ini adalah bagian dari tujuan penulisan buku tersebut.Ada banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh dari aktifitas membaca itu sendiri, salah satunya adalah semakin bertambahnya ilmu pengetahuan yang kita dapat. disamping itu membaca juga menjadi salah satu alat yang jitu untuk menghilangkan stress atau paling tidak rasa jenuh setelah sekian hari bergelut dengan dunia kerja. Dengan membaca, rasa jenuh, letih atau tekanan-tekanan yang membuat otak bekerja ekstra seolah lenyap oleh ramuan membaca. Dalam membaca yang tujuan utamanya untuk menghilangkan kejenuhan, maka harus disesuaikan dengan jenis bacaan, baik yang berbobot atau sebaliknya. Untuk tujuan ini, jenis bacaan yang dibutuhkan adalah bacaan yang ringan, dalam arti dapat menghibur pembaca serta membawa pembaca seolah ikut terlibat dalam kehidupan cerita tersebut. Sehingga, cerpen, novel, infotainment atau majalah, yang dalam memahami bacaaan itu tidak terlalu sulit, mudah dicerna oleh akal merupakan bacaan yang tepat dan bersifat menghibur. Dengan sering membaca seseorang dapat mengambil manfaat dari pengalaman orang lain, seperti mencontoh kearifan orang bijaksana dan kecerdasan para sarjana. Keyakinan seseorang akan bertambah ketika dia membaca buku-buku yang bermanfaat, terutama buku-buku yang ditulis oleh penuli-penulis muslim yang saleh. Buku adalah penyampai ceramah terbaik dan ia mempunyai pengaruh kuat untuk menuntun seseorang menuju kebaikan dan menjauhkannya dari kejahatan,Selain itu, membaca juga mempunyai manfaat penting dalam kaitannya dengan peningkatan mutu sumber daya manusia. Dengan gemar membaca, terutama tentang ilmu-ilmu pengetahuan baik alam maupun sosial, maka akan diperoleh berbagai informasi dan pengetahuan yang belum kita ketahui sebelumnya. Sehingga kita tidak tertinggal dari negara-neraga lain. para peraih medali olimpiade sains international adalah siswa-siswa yang kesehariannya berkutat dengan buku. buku apa saja, yang penting otak tidak pernah berhenti terlalu lama dari membaca. Membaca merupakan aktivitas yang mudah sebenarnya, namun begitu sulit untuk meluangkan waktu untuk melaksanakannya. Apalagi, di era globalisasi ini, yang dipenuhi oleh teknologi-teknologi canggih, sehingga membaca tidak lagi menjadi sebuah rutinitas hidup melainkan kerjaan sampingan saja. mungkin itu pulalah salah satu penyebab rendahnya sumber daya manusia Indonesia. Ketidakgemaran membaca membuat kita terasa amat kecil, dunia terasa sempit dikarenakan sedikitnya informasi yang kita peroleh. Padahal,informasi dan ilmu pengetahuan dari waktu ke waktu semakin lama semakin bertambah pesat. Bagaimana dengan kita manusia Indonesia? Akankah kita akan tertinggal jauh dari perkembangan zaman? Kita sebagai manusia, yang diberi akal yang lebih baik dibanding makhluk lain seharusnya mampu menelaah lebih dalam tentang ilmu pengetahuan yang tak pernah habis walaupun kita menggalinya. Dan membaca adalah salah satu sarana untuk mencapai itu semua. Sekarang, tinggal bagaimana cara kita untuk menumbuhkan sikap gemar membaca dimanapun kita berada.Nah, berikut ini beberapa tips atau boleh dikata kiat-kiat yang diberikan oleh kang Hernowo dalam buku Best Seller-nya “Mengingat Makna”.Langkah awal yang harus dilakukan adalah dengan mengubah paradigma (cara pandang) kita dalam memandang buku. Menurut beliau Buku sama saja dengan makanan yaitu makanan untuk ruhani kita. Ini sangat penting dalam rangka memasuki dunia buku. Bayangkan apabila jasmani kita tidak diberi makanan-makanan berigizi. Apa yang akan terjadi? Tubuh kita akan lemas, otomatis akan mempengaruhi aktivitas kita sehari-hari. Begitu pula dengan ruhani kita. Buku adalah salah satu jenis “makanan ruhani” kita yang sangat bergizi, lewat paradigma baru membaca buku dengan menganggap buku sebagai makanan kesukaan kita, sehingga kita dapat memperlakukan buku layaknya makanan tersebut. Maka langkah awal telah selesai. Dilanjutkan dengan mengenali atau melakukan pengenalan dengan buku yang akan kita baca. Bisa dengan mengetahui pengarangnya dahulu atau intisari dari bacaan tersebut. Mintalah kepada seseorang untuk menunjukkan lebih dulu hal-hal menarik yang ada pada buku itu. Langkah terakhir, dapat dilakukan dengan membaca sambil makan-makanan ringan atau dalam istilah “ngemil” ini dimaksudkan supaya pikiran tidak terlalu menegang dan tetap rileks dengan isi bacaan. Apabila kita sudah mengubah paradigma membaca buku seperti di atas dan telah memahami manfaat membaca buku, cobalah membaca buku-buku yang memiliki bobot lebih tinggi. Buku-buku ilmiah adalah contoh paling mudah. Seorang intelektuali bernama dave Meier dalam bukunya yang berjudul, The Accelerated Learning Handbook, mengemukakan beberapa cara mudah dalam membaca buku. Meier menamai tips-tips ini “Metode Belajar Gaya SAVI”Pertama, membaca secara somatis (bersifat refe/tubuh). Ini berarti bahwa, pada saat kita membaca, mencoba untuk tidak hanya duduk boleh dengan berdiri atau berjalan-jalan saat membaca. Gerakkan tangan, kaki dan kepala, setelah itu baca kembali. Kedua, membaca secara auditori (bunyi), cobalah sesekali membaca dengan menyuarakan apa yang kita baca, lebih-lebih apabila ada istilah yang sulit kita pahami. Karena dengan demikian itu, telinga kita akan membantu mencernanya. Ketiga, membaca secara visual (gambar). Ini berkaitan dengan kemampuan kita yang bernama imajinasi atau kekuatan membayangkan. Dengan menggambarkan atau membayangkan sebuah konsep, Insya Allah juga akan mempercepat pemahaman. Keempat, membaca secara intelektual (merenungkan). Ini juga berkaitan dengan kemampuan luar biasa yang kita miliki, kita perlu jeda atau berhenti sejenak setelah membaca, sehingga kita akan dengan mudah menuangkan atau menceritakan kembali apa-apa yang kita baca. Semoga dengan sedikit goresan tinta ini dapat kita peroleh manfaat yang besar. Dan semakin menumbuhkan semangat kita akan membaca agar semakin bertambah ilmu dan kita pun bisa menatap masa depan dengan penuh percaya diri. Insyaallah. “Jadikanlah diri kita sebagai seorang yang haus akan ilmu pengetahuan, raihlah dunia dengan membaca, membaca dan membaca!”

0 Responses to “Buku adalah jendela dunia”

Posting Komentar