Selasa, 13 Januari 2009

Corak Islam dalam Tradisi Islam Spanyol

Corak Islam dalam Arsitektur Spanyol dan Amerika Latin

Ketika terjadi krisis minyak di Amerika , perusahaan –perusahaan mobil di sana tergugah untuk menciptakan mobil –mobil yang irit bensin tapi dengan mutu dan kemewahan yang tetap ajeg dan terjaga. Ford menawarkan Sevilla, Chrysler meyodorkan Cordoba. Gerangan apa yang meyebabkan perusahaan-perusahaan Amerika itu memilih tiga kota di Spanyol Selatan untuk menamakan dan menciptakan kesan mewah pada mobil yang mereka buat itu? Granada, Seville dan Cordoba adalah tiga kota di Andalusia (Spanyol sekarang) yang telah lama masyhur karena kemahirannya dalam bidang kerajinan serta kehidupannya yang menawan sehingga belahan sebelah utara benua Afrika yang terletak di seberang selat Gibraltar (Jabal Thariq= جبل طارق) sebuah tempat yang mengabadikan nama seorang faatih al-Andalus (penaluk Andalusia) yaitu Thariq ibn Ziyad tetap disebut orang sebagai “ Surga Yang Hilang” (al-Firdaus al-Mafqud = الفردوس المفقود)
Selama sembilan abad yaitu sejak rahun 711 sampai 1610- bangsa Arab dan kaum Muslim tinggal di semenanjung Iberia, semenanjung yang merupakan negeri-negeri midren di Spanyol dan Portugis yang mereka sebut dengan al-Andalus. Dalam bahasa Inggris kita mengenalnya dengan sebutan Andalusia, meskipun sekarang sebutan itu hanya digunakan untuk menyebutkan Spanyol bagian selatan saja.
Selama periode kebesaran bangsa Arab berlangsung, Spanyol merupakan sebagian dari dunia Islam yang begitu luas, membentang dari Atlantik hingga tapal batas Cina dan menyuruk ke Asia. Pada abad-abad tersebut, kebudayaan Spanyol terekam dalam kebudayaan Arab. Kota Cordoba yang merupakan ibukota Spanyol selama tiga abad merupakan kota paling gemerlap di Eropa berkat dukungan para penulis, sarjana, negarawan dan senman yang kenamaan. Bahkan kota-kota lainnya pun di Spanyol, secara bersama-sama turut diharumkan oleh kemakmuran dan kebudayaan Cordoba ini. Semenanjung Iberia merupakan dunia yang giat menghasilkan tiga jenis komoditi yang amat bermanfaat, yaitu sutera, kertas, dan bubuk mesiu. Ketiga jenis komoditi tersebut diangkut serta dijual sampai ke negeri Cina; akan tetapi produk tersebut hingga bertahun-tahun berlalu malah tak sampai ke Perancis yang jaraknya Cuma beberapa mil ke arah timur laut.
Penyebaran angka Arab secara merata, baik di dunia Islam maupun di Eropa Tengah, telah mengakibatkan terjadinya revolusi dalam bidang matematika, pada awal abad ke-11. Penggunaan tabel-tabel geografi dan astronomi yang dibuat berdasarkan hasil kerja ilmuwan Persia, al-Khawarizmi telah memupuk kemajuan-kemajuan di bidang yang sama. Maslamah, seorang sarjana dari Madrid setelah berhasil melengkapi gelar kesarjanaannya di pusat ilmu pengetahuan Timur, pulang ke Spanyol sambil memboyong angka Arab beserta tabel-tabel Khawarizmi tersebut. Suatu hal yang mirip dengan mahasiswa-mahasiswa Timur Tengah sekarang ini ketika menyelesaikan studinya di Eropa ataupun di Amerika.
Dalam bidang seni dan arsitektur, hasil praktis dari adanya gerakan kebudayaan tersebut berupa penyempurnaan corak serta tema-tema artistik yang secara intim menafsirkan cita-cita Islam ke dalam rinci-rinci (details) pembuatan barang kerajinan serta arsitektur. Perpaduan bermacam langgam (style) memegang peranan di seluruh dunia Islam; baik Persia dimana kegemaran akan arsitektur telah menjadi tradisi panjang di jantung tanah Arab sendiri, juga di Mesir, Syria, Asia Tengah, India maupun Turki serta Afrika Utara dan Spanyol. Sebagai contoh adalah rumah-rumah Yamani yang dinding-dinding batanya berenda-renda serta permukaannya dipernis dengan amat indahnya, merupakan suatu smber pola dekorasi yang mengilhami pengerjaan dinding bata Mudejarõ di Spanyol dan Maroko. Dunia pemikiran pada masa itu diubungkan dengan bahasa Arab, bahasa yang merupakan lambang kehidupan pan Arab serta rasa persatuan Islam.
Suasana Andalusia yang tumbuh dalam pelbagai pengaruh yang tersebar luas itu amatlah menarik dan istimewa. Sebab bermacam langgam kebangsaan yang amat beragam itu, telah dipadukannya hingga menajdi satu kesatuan yang utuh- yakni kebudayaan Islam, seperti yang diekspresikan di Spanyol. Dan kekayaan itulah yang kemudian diterapkan ke dalam seni arsitekturnya secara amat luar biasa. Suatu seni arsitektur yang merupakan perpaduan antara gaya Mediterania dan Timur Tengah, baik dlam dekorasi, maupun corak kehidupannya yang memanding bahwa hidup di udara terbuka merupakan suatu hal yang menyenangkan, baik di rumah pribadi maupun di gedung-gedung umum, terutama selama hari-hari musim panas yang teramat terik.
Dalam pembahasan ini , perhatian difokuskan kepada jiwa serta teori dasar keruangan Islam (Islamic space). Pertama-tama titik berat perhatian itu kita tujukan pada penggunaan bentuk dan strukturnya, kemudian kepada lambang-lambang serta geometrinya, terutama yang berhubungan dengan pemuliaan asma Allah. Hal-hal tersebut sudah tentu akan melibatkan pula pola kehidupan serta tingkah laku sosial, disamping aspek ekonomi, teknologi dan iklim. Kita perlu mengupas hubungan-hubungan tersebut agar kita bisa mendapatkan prinsip-prinsip utama dalam penggunaan keruangan Islam, kemudian mempelajarinya guna menambah kekayaan khasnah dunia arsitektur dan perencanaan kota secara umum. Untuk Islam, penelitian di awali dari Ka’bah, yaitu sebuah lapangan yang teramat luas yang merupakan Kiblat (arah menghadap) ketika melakukan sholat bagi kaum Muslim, yang didirikan di “ Bakkah” oleh Nabi Ibrahim as dan putera sulungnya Isma’il as (QS: Al-‘Imran(3):96). Sedangkan dari segi arsitektur, kita harus pula mempertimbangkan lapangan maha luas lainnya yang membentang di bawah kubah Hijau di Madinah dan telah menjadi salah satu kemegahan pada abad ini.
Ketika Nabi Muhammad Saw pertama kali datang ke Yasrib (Madinah) yang pada masa pra Islam disebut sebagai kota pencerahan, ota itu mempunyai lapangan seperti dikenal di banyak kota di Inggris dengan sebutan vacant loy dan di Amerika Latin orang menamakannya potrero atau predio. Selama satu dasawarsa dari tahun 622 sampai 632, Nabi MUHammad tinggal sana. Selama itu pula lapangan tersebut berangsur-angsur diisi dengan kamar-kamar pribadi di sepanjang dinding luar. Mirip dengan rumah-rumah yang dibangun pemiliknya sendiri pada kapling-kapling di pinggiran kota di Amerika Latin. Sampai sekarang ruangan-ruangan itu masih dapat kita saksikan, katakanlah sebagai kapel yang terletak dipojok-pojok tenggara Masjid Nabi di Madinah.
Sejak itu, banyak mesjid didirikan. Dari sinilah lama kelamaan mereka beranggapan, bahwa mesjid –mesjid tersebut dibuat berdasarkan kebutuhan-kebutuhan khalayak untuk melakukan sholat. Masjid agung Cordoba, yang sampai sekarang oleh orang-orang Cordoba disebut la Mezquita , mempunyai halaman yang dinamakan halaman pohon jeruk (el Patio de los Naranjos). Halaman itu jadi kelihatan sempit karena hadirnya interior luas, berupa belantara tiang-tiang yang tampak bagaikn pepohanan rindang, tempat seseorang bisa berlindung dari sengatan matahari di luar sana. Masjid Agung ‘Uqbah bin Nafi’ di Qayrawa, 80 mil di selatan Tunisia, interiornya juga menyerupai gerombolan pohon Palma, dengan halaman yang luas sekali sehingga cukup tempat sholat sepasukan tentara, atau untuk memperingati Hari Raya ‘Id. Masjid Badsyahi di Lahore, Pakistan mempunyai lekukan malwiyyah khas Mesopotamia, merupakan masjid militer yang terbesar; jika kita tidak mengingat salah satu Masjid peninggalan di Samarra’ yang letaknya di utara sungai Tigris, jauh dari Baghdad. Semua masjid tersebut merupakan masjid jami’ awal kecuali masjid Badsyahi.
Corak rumah serta bangunan umum yang banyak dijumpai di kawasan Mediterania, selalu mempnyai ruang terbuka (tak beratap) yang terletak di tengah bangunan, yang dalam sruktur arsitektur Romawi disebut Atrium. Pada waktu musim panas yang terik sekali, bentuk-bentuk semacam itu terasa nyaman untuk dihuni. Sebuah atrium model Romawi yang dipajang di Museum Metropolitan New York membuat kita merasakan bentuk hubungan-hubungan manusiawi pada dua puluh enam abad yang silam, seperti telah dituliskan Plato dalam bukunya Dialoques juga kehidupan-kehidupan kota-kota Arab dan Persia dulu kala, seperti yang dipaparkan dalam buku ‘seribu satu malam’. Ruang terbuka yang bisa juga disebut patio, memberikan suatu titik pusat bagi kegiatan keluarga (pada rumah pribadi) atau kegiatan masyarakat (pada bangunan umum). Alun gemerrcik pancuran-pancura yang terdapat di sana, menciptakan serambi yang sejuk serta ruangan juga. Sebuah ramalan yang tepat tentang bakal unculnya air conditioned modern, jauh sebelum motor dan bahan bakar menggerakkan proses tersebut. Sebagai gantinya, para insinyur Arab dan Mediterania telah menggunakan pengetahuan tentang gerkan udara dan air, guna menjaga aliran sedemikian rupa agar gerakannya konstan. Yaitu dengan memanfaatkan kekuatan gaya tarik bumi gravitasi untuk membawa air turun dari ketinggian seperti yang dilakukan di Iran dan Granada, serta menggabungkannya dengan efek pendinginan, di mana ruangan-ruangan di sebelah dalam akan menggenggam kantong-kantong udara yang bersirkulasi ke luar untuk bertemu dengan atmosfer. Beberapa jenis pakaian yang bisa memperlihatkan kegunaan dari kantong-kantong udara sebagai isolator, diantaranya yaitu parka Eskimo yang bisa membuat hangat, serta tswab atau disydasya yang dapat menyejukkan tubuh.
Setiap kisi mempunyai fungsi yang sama, yaitu untuk mengalirkan udara. Di Spanyol orang menyebutnya celosias atau calados sementara orang-orang Arab memberinya nama syabbak , yaitu jendela yang dilengkapi dengan kisi-kisi dan fungsinya untuk mengalirkan udara ke dalam ruangan daripada guna menahan cahaya daerah tropis yang menyilaukan. Di Lima (Peru), di Kairo Lama, serta di Jeddah dan Basrah, kita dapat menyaksikan cara mereka menonjolkan balkon-balkon berpagar terbuat dari kayu. Lewat kisi-kisi itu dengan aman kita dapat memandang dari dalam apa-apa yang sedang terjadi di jalanan di luar sana; suatu hal yang nyata menunjukkan kualitas sebuah keluarga Islam. Kisi-kisi yang biasanya terbuat dari kayu, batu-bata, logam atau ubin itu juga merupakan wahana untuk mengekspresikan sistem Islam dalam menyusun pola: berulang-ulang tanpa kesudahan. Kisi-kisi yang dibuat dari besi tempa, disamping berguna untuk menutupi ruang-ruang pribadi, baik di suatu rumah tinggal maupun kantor , juga berfungsi agar hembusan udara sejuk bisa masuk bebas ke dalam gedung-gedung akan tetapi ia juga tetap menjaga kita dari pencuri-pencuri serta gangguan dari luar yang tidak diinginkan. Kisi-kisi yang amat indah biasanya muncul di kota-kota panas, seperti Havana, New Orleans dan Cartagena yang terletak di Columbia (Amerika). Tembaga dan kuningan seringkali digunakan untuk membuat perabotan dan guci-guci, sebab logam ini gampang ditempa. Sementara alumunium digunakan karena mungkin merupakan media baru, disamping karena lebih ringan, mudah digarap serta tidak berkarat; sehingga pemeliharaannya agar terlindung dari unsur-unsur lain, tidaklah sesulit pemeliharaan besi maupun tembaga.
Alhamra(الحمراء ) (ad-dar atau al-Buruj al-hamba), yang artinya: kastil merah atau menara merah turut melengkapi barisan contoh yang amat bagus tenang air conditioned awal. Ia memanfaatkan air serta angin yang bertiup sepoi-sepoi basa dari puncak-puncak bukit Sierra Nevada yang selalu tertutup salju sehingga pelataran-pelataran Alhamra menjadi sejuk karenanya. Seperti Taj Mahal di Agra, Granada merupakan puncak monumen Islam di Spanyol. Sekarang keindahan yang amat menawan itu tenggelam dalam negeri-negeri yang kini non Islam. Juga Zahra , Istana ‘ Bunga” di Spanyol, yang letaknya di luar kota Cordoba, sebagaimana Alcazar di Seville, dibangun oleh Muwahhids atau ‘Unitarians’ Maroko di abad ke-12. bangunan ini pernah digunakan dalam pembuatan film “ Lawrence of Arabia” untuk menggambarkan kantor-kantor pemrintahan Kairo dalam kisah tersebut. Banyak bangunan sekolah teologia di Persia dan Irak menggunakan prinsip-prinsip yang sama, dimana kamar-kamar tidur di bagian dalam yang letaknya tersembunyi itu, memberi keleluasaan kepada angin untuk memberikan kesejukannya. Dengan begitu angin, angin sepoi-sepoi itu mengalir pula ke setiap pojok ruang tamu dan kamar belajar . Di kota Samarra –letaknya di Utara Baghdad, di lembah sungai Tigris-terdapat bangunan-bangunan yang sejak berabad-abad lampau mempunyai beberapa kamar tidur berukuran besar.
Corak rumah-rumah di Amerika Latin yang jauh lebih tua umumnya menggunakan central patio, atau bahkan sebuah transpatio, yaitu ruang terbuka di bagian dalam letaknya di belakang ruang makan yang lokasinya merupakan pusat dan dipergunakan untuk para koki serta pegawai yang tugasnya membersihkan rumah. Air mancur yang letaknya di halaman utama bisa terhindar dari tangan-tangan usil karena adanya sebuah jalan masuk yang lebar yang dizebut zaquan (berasal dari bahasa Arab ‘istawan). Tuntutan-tuntutan zaman membuat zaquan-zaquan itu menjadi berubah fungsi sebagai tempat menyimpan mobil keluarga. Kini hampir semua orang di setiap negeri Arab dan Spanyol bercita-cita memiliki mobil.
Gambar-gambar yang menghiasi bangunan-bangunan itu sungguh mengesankan. Ubin-ubin keramik dengan ragam hias geometrik yang rumit, melapisi lantai serta dinding-dinding. Menutupi permukaan dinding luar dan dalam dengan batu bata dan ubiin adalah suatu hal yang wajar, sebab memang telah merupakan kebiasaan di sana. Stucco merupakan bahan yang memberikan andil besar dalam menciptakan langit-langit muqarnas yang dibuat juga di Irak dan Persia yang memberikan efek sejuk, terutama apabila diperkuat dengan cermin-cermin. Para tukang kayu serta pembuat perabot memakai pelbagai kayu keras yang merupakan kekayaan hutan Caribia, tatahan- tatahan gading yang indah serta indung mutiara atau tulang untuk membuat furniture, kopor serta peti-peti. Karpet-karpet ditenun orang dari Maroko sampai Iran; sedang permadani –permadani dengan efek pengulangan pola yang sama dengan yang ada di ubin dan di lantai, kebanyakan berasal dari Turki. Pola-pola geometris yang berulang –ulang merupakan suatu motif tekstil cetak yang disenangi. Para pengrajin Spanyol menggemari dekorasi yang berulang-ulang tanpa kesudahan itu dan mengerjakan pelbagai struktur dengan penuh ketelitian hingga seolah-olah tak ada kekeliruan sedikitpun. Begitu sempurna, bagaikan kejadian ajaib dalam sebuah dongeng. Berdasar atas hal-hal tersebut itulah, Afrka Utara masih mengingatkan kita akan Andalusia sebuah negeri impian al-Firdaus al-Mafqud (الفردوس المفقود).
Pada dasarnya kerajinan kulita dan pekerjaan kayu mempunyai desain yang sama pada pelbagai permukaan. Dalam seni kitab yang Islam, ragam hias itu dikembangkan untuk menghias kulit-kulit buku seperti kerajinan kulit dari Mesir, Maroko, dan Meksiko. Buku-buku Spanyol yang ditulis dalam aljamiado atau al-‘Ajamiyyah yang di Spanyol berarti Castilian atau Arogenese, yaitu Persia yang tak dikenal Barat, karena ditulis dalam karakter Arab oleh para penulis Muslim. Lewat cara ini, mereka berharap bisa memelihara kitab suci dan doa-doa Islamis, agar anak-anak mereka tidak melupakannya.


õ Mudejar : gaya arsitektur dan dekorasi Spanyol yang sangat dipengaruhi oleh cita rasa dan seni pertukangan orang Islam (bangsa Moor), yang berkembang sesudah penaklukkan kembali Spanyol oleh orang0orang Kristen. Dalam pembangunan bangunan-bangunan Romannesque, Gothic dan Renaissance, unsur-unsur seni Islam dipakai kadang-kadang dengan hasil yang sangat menakjubkan. Ciri geometris yang dominan dan khas Timur, muncul jelas dalam karya-karya pertukangan pelengkap- susunan genting, bangunan tembok bata, pahatan kayu dan logam-logam hiasan. Bahkan sesudah orang –orang Islam tidak lagi dipekerjakan, banyak sumbangan mereka tetap menjadi bagian terpadu dari seni bangunan Spanyol. Sebuah contoh khas bangunan Mudejar adalah Casa de Pilatos, yang berasal dari abad ke -16 awal di Sevilla.

0 Responses to “Corak Islam dalam Tradisi Islam Spanyol”

Posting Komentar