Senin, 02 Februari 2009

seven 7 kalimat Thayyibah

TUJUH KALIMAT THAYYIBAH

Makna Kalimat Thayyibah
Kalimat Thayyibah mengandung arti baik atau kebaikan. Dalam Alquran surat Ibrahim Allah memberikan tamsilan tentang kalimat thayyibah dengan perumpamaan sebuah pohon "Tidakkah kamu memahami bahwa Allah telah menggelar perumpamaan “Kalimat Thoyyibah” itu seperti “Syajaroh Thoyyibah”. Akarnya kokoh dan puncaknya di langit. Ia memberikan manfaatnya setiap saat, dan Allah menggelar perumpamaan itu bagi manusia, agar mereka mengambil pelajaran". (QS,14 : 25). Kalimat thayyibah mengandung arti kalimat-kalimat yang baik yang berisi tentang ungkapan zikir kepada Allah. Karakateristik kalimat thoyyibah sebagaimana dalam surat Ibrahim di atas mengandung tiga unsur pokok yaitu: Pokok (akar)nya terhunjam kokoh di bumi, Puncaknya di langit, mendatangkan manfaat setiap saat, sepanjang waktu. Tujuan zikir sebagai kalimat thayyibah ialah untuk ingat akan kebesaran Allah, di mana bila kita mengingatkan kebesaranNya, maka seseorang akan merasakan manisnya buah yang diperoleh dari syajaroh thayyibah (pohon kebaikan) tersebut . “Dan sebutlah nama Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak meninggikan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (QS. 7:205).

Tujuh kalimat thayyibah
Tujuh kalimat thayyibah yang dirangkum dalam lafaz-lafaz zikir yang dianjurkan bagi kaum muslim untuk selalu mengucapkannya dalam berbagai keadaan yaitu:
Bismillahirrahmanirrahim Apabila diucapkan setiap kita mengawali segala perbuatan. InsyaAllah, jika lidah kita terbiasa, perbuatan ini sudah menjadi refleks kita, maka akan lebih mudah bagi kita untuk menjaga diri dari perbuatan buruk. Karena senantiasa kita diingatkan bahwa ada Allah yang melihat perbuatan kita. Kalimat ini sekaligus mengingatkan kita, bahwa segala sesuatu adalah milik Allah, termasuk diri kita yang hina ini. Kalimat thayyibah ini juga memberikan peringatan kepada kita untuk melakukan perbuatan tetap berada dalam ketentuan Allah. Dalam sebuah hadis Rasulullah menyatakan, "Bahwa setiap perbuatan baik yang tidak dimulai dengan kalimat basmalah, maka perbuatan itu akan terputus maknanya bahwa perbuatan tersebut tidak mendapat keberkahan."
Alhamdulillah Inti dari ucapan dzikir ini adalah ungkapan rasa syukur atas kurnia dan rahmat Allah SWT. Sesungguh, pancaran perasaan syukur adalah energi kehidupan yang sangat besar bagi manusia. Orang yang bersyukur kepada Allah pasti akan selalu berterimakasih kepada sesama manusia. Allah menjanjikan dua hal bagi orang yang mendapat nikmat dengan penambahan dan penyiksaan bagi yang tidak bersyukur “Jika kamu bersyukur maka Aku akan tambah nikmat kamu tetapi jika kamu kufur maka azabku amatlah pedih”. Dengan mengucap kalimat Alhamdulillah setiap selesai melakukan satu pekerjaan, maka akan menguatkan keyakinan bahwa tak akan pernah terjadi sesuatupun tanpa campur tangan Allah. Jika sesuatu itu baik, dirasakan sebagai pertolongan Allah. Jika sesuatu itu kurang baik, tetap disyukuri dengan berkeyakinan bahwa itupun sudah lebih baik dari pada tidak sama sekali. Dan manakala seseorang telah terbiasa mengucap syukur untuk hal-hal yang kecil, maka ketika Allah menganugerahkan nikmat yang sedikit lebih besar, maka kenikmatan yang diperoleh dirasakan akan berlipat ganda.
Astaghfirullah. Dalam Alquran surat Ali Imran ayat 135 Allah menyatakan prihal orang-orang yang mendapat mendapat kenikmatan setelah mereka bertaubat, "Orang-orang yang berbuat kekejian atau menzalimi dirinya lalu ingat kepada Allah, maka minta ampunlah untuk mereka atas dosa-dosa yang dilakukan." Sungguh Maha Suci Allah Yang Maha Sempurna, setelah Ia ciptakan manusia sebagai makhluk hidup yang secara sunnatullah bisa berbuat khilaf, sekaligus Ia berikan penawar bagi kekhilafan tersebut. Bagi manusia yang pandai mengunakan penawar ini, maka manusia tidak akan terserang penyakit hati yang serius. Allah Maha Pengampun, terutama bagi siapapun yang segera bertobat begitu sadar telah berbuat khilaf. Orang-orang yang selalu membasahkan bibir mereka dengan istighfar, maka noda-noda berupa dosa yang sempat menempel sedikit demi sedikit setiap hari tidak segera menumpuk menjadi noktah hitam yang tebal. Semakin lama noda-noda ini tertumpuk, akan menjadi semakin sulit untuk menghilangkannya. Maka benarlah bahwa kebanyakan kesalahan besar berawal dari kekeliruan-kekeliruan kecil yang tidak dibenari. Untuk menghindari keterlambatan taubat, maka dianjurkan untuk istiqamah mengucapkan zikir ini setiap hari, terutama setelah shalat, walau dirasakan tak ada kesalahan yang diperbuat. Rasulullah sebagaimana diriwayatkan Bukhari dalam kitab hadisnya bahwa beliau mengucapkan istighfar setiap hari sebanyak seratus kali. Ditambahkannya juga bahwa barangsiapa yang mengucapkan istighfar sebelum terbit matahari samapai terbenamnya maka Allah akan menerima taubatnya (HR. Bukhari)
InsyaAllah. Kalimat ini diucapkan ketika seseorang berniat hendak melakukan sesuatu di masa yang akan datang. Zikir ini akan mengingatkan kita, bahwa kehendak Allah adalah di atas segalanya. Tak seorangpun mengetahui apa yang akan terjadi detik setelah ini. Itu sebabnya, tak akan pernah ada janji yang dapat dipenuhi secara pasti oleh manusia, kecuali dengan menambahkan kalimat, Insya Allah (QS. 18: 23-24). Sayangnya, banyak orang mempergunakan kalimat ini secara keliru, hingga berkembang anggapan bahwa kalimat mulia ini diucapkan sebagai kelonggaran untuk tidak menepati janji. Perbuatan umum ini banyak menggejala dalam sebagian masyarakat, sehingga membuat banyak orang dapat memandang negatif kalimat ini. Adalah tanggung jawab kita bersama, kaum muslim, untuk meluruskan pandangan seperti ini. Dimulai dengan diri kita sendiri. Mari kita buktikan bahwa ucapan Insya Allah bukan berarti niat untuk melanggar. Akan tetapi sebagai ikatan janji yang sudah pasti akan ditepati secara logika manusia, disertai kepasrahan terhadap kehendak Allah yang sewaktu-waktu bisa merubah apa yang telah kita rencanakan.
Laa haula walaa quwwata illaa billaah. Kalimat zikir ini merupakan pengakuan terhadap kefanaan manusia dan ke-Maha Kuasaannya Allah ini diucapkan ketika seseorang mengambil keputusan (ber'azam). Kalimat thayyibah ini adalah pancaran dari sikap tawakal seseorang. Setelah berupaya nyata mempertimbangkan, maka ketika keputusan diambil, dilanjutkan dengan tawakal kepada Allah, yang dinyatakan dalam sikap menerima resiko apapun yang terjadi nantinya akibat diputuskannya keputusan tadi. (QS 7:159).
Laailaahaillallah. Dalam Hadis Nabi Muhammad disebutkan keutamaan kalimat thayibah laa ilaahaillallah wahdahu lah syarika laka lahulmulku malhamdu yuhyi wahuwa’ala kulli syai’in qadir maka Allah akan menetapkan seratus kebaikan dan menghapuskan seratus kejahatan dan keburukan. Bahkan disebutkan pula bahwa kalimat ini merupakan kunci pintu surga. Apabila seseorang mengucapkan dzikir ini sembari mengupas hikmahnya, sungguh nikmat dan manfaatnya akan diperoleh tiada habis-habisnya. Karena penjabaran arti dari kalimat ini begitu luasnya. Dan manfaatnya pun bisa dirasakan di setiap waktu dan dalam kondisi apapun. Intinya satu; mengingat kebesaran Allah SWT.
Innalillahiwainnailaihirajiun. Kalimat ini merupakan kalimat yang mengandung makna bahwa sesungguhnya manusia adalah milik Allah, dan setiap inci pergerakan tubuhnya berada dalam genggaman Nya. Namun kenyataan bahwa segala sesuatu itu pasti kembali kepada pemiliknya yaitu Allah Azza wa Jalla. Zikir yang diucapkan di saat menghadapi musibah ini akan membantu kita untuk mengingat akan hal ini. InsyaAllah, dengan membiasakan meresapi hikmah kalimat ini, kita menjadi lapang dada dalam menghadapi setiap peristiwa, seburuk apapun, yang sudah menjadi takdir kita. Semakin dalam seseorang menghayati hikmah zikir dan mengamalkannya, maka penyakit hati dapat dikurangi sembari menikmati manisnya buah dari syajarah thoyyibah.
Wallahu ‘alam

1 Response to “seven 7 kalimat Thayyibah”

Posting Komentar