Rabu, 02 September 2009

Ramadhan bersama Alquran

Menghidupkan Ramadhan Bersama Alquran
"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rizki yang kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharap perniagaan yang tidak akan merugi." (Faathir : 29).
Alquran adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada Rasulullah Saw pada 17 Ramadhan. Alquran adalah sumber hukum yang pertama bagi kaum muslimin. Dari Utsman bin Affan radhiyallah 'anhu , beliau berkata: Rasulullah Saw bersabda: "Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya." (HR. Al-Bukhari). Para ahli Alquran adalah orang yang paling berhak untuk menjadi imam shalat. Rasulullah Saw bersabda: "(Yang) mengimami suatu kaum adalah yang paling qari bagi kitab Allah, maka jika mereka sama dalam bacaan maka yang paling 'alim bagi sunnah (hadits), maka jika mereka dalam As-Sunnah juga sama maka yang paling dulu hijrah, maka jika mereka juga sama dalam hijrah maka yang lebih tua usianya." (HR. Muslim). Diriwayatkan juga oleh Imam Al-Bukhari, bahwa yang duduk di majlis Khalifah Umar di mana beliau bermusyawarah dalam memutuskan berbagai persoalan adalah para ahli Quran baik dari kalangan tua maupun muda. Sehubungan dengan masuknya bulan Ramadhan, ditekankan bagi setiap muslim yang mengharap rahmat Allah dan takut akan siksa-Nya untuk memperbanyak membaca Alquran bagitu juga pada bulan-bulan lainnya untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala, mengharap ridha-Nya, memperoleh keutamaan dan pahala-Nya. Alquran diturunkan untuk dibaca oleh setiap orang muslim, direnungkan dan dipahami makna, perintah dan larangannya, kemudian diamalkan. Sehingga ia akan menjadi hujjah orang yang membacanya dihadapan Allah dan pemberi syafa'at baginya pada hari Kiamat.
Allah SWT telah menjamin bagi siapa yang membaca Alquran dan mengamalkan isi kandungannya tidak akan tersesat di dunia dan tidak celaka di akhirat, sebagaimana firman-Nya, artinya, "...Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka," (QS. Thaha: 123) . Janganlah seorang muslim memalingkan diri dari membaca kitab Allah, merenungkan dan mengamalkan isi kandungannya. Allah Ta'ala telah mengancam orang-orang yang memalingkan diri darinya dengan firman-Nya, artinya, " Barangsiapa berpaling dari Alquran maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari Kiamat." (QS. Thaha: 100) .
Salah satu amalan yang penting dipopulerkan pada bulan Ramadhan adalah membaca Alquran. Membaca Alquran pada bulan Ramadhan kita kenal dengan istilah tadarusan. Sebenarnya kata tadarus berasal dari bahasa Arab yaitu asal kata daraasa menjadi tadaarus yang bermakna saling belajar. Makna yang terkandung dalam kata tadaarus adalah orang yang membaca dan yang mendengar saling belajar. Saling belajar disini maksudnya adalah saling menyimak dan saling memperbaiki jika terdapat kesalahan baik dari makhraj (tempat keluar huruf) maupun sifat huruf yang dibacakan. Sifat huruf dalam ilmu tajwid adalah bagaimana mengucapkan huruf yang dikeluarkan dari makhrajnya. Tadarus yang dilakukan pada bulan Ramadhan berguna untuk melatih kelancaran kita dalam membaca Alquran, memahami makna Alquran, dan menyambung tali silaturahmi jika dilakukan di mesjid-mesjid. Tentang keutamaan berkumpul di masjid-masjid untuk mempelajari Alquran al-Karim, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidaklah berkumpul suatu kaum di salah satu rumah Allah seraya membaca Kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka, kecuali turunlah ketenangan atas mereka, serta mereka diliputi rahmat, dikerumuni para malaikat, dan disebut-sebut oleh Allah kepada para malaikat di dadapan-Nya." (HR. Muslim). Dalam hadits shahih dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bertemu dengan Jibril pada bulan Ramadhan setiap malam untuk membacakan kepadanya Alquran al-Karim. Hal ini menunjukkan dianjurkannya mempelajari Alquran pada bulan Ramadhan dan membacakan Alquran kepada orang yang lebih hafal. Dalam hadits Ibnu Abbas di atas disebutkan pula mudarasah (mendengar dan membacakan) antara Nabi dan Jibril terjadi pada malam hari. Ini menunjukkan dianjurkannya banyak-banyak membaca Alquran di bulan Ramadhan pada malam hari, karena malam merupakan waktu berhentinya segala kesibukan, kembali berkumpulnya semangat dan bertemunya hati dan lisan untuk merenungkan, sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah, artinya "Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu'), dan bacaan di waktu itu lebih berkesan." (QS. al-Muzzammil: 6)
Etika Membaca Alquran
Di saat membaca Alquran seorang muslim perlu memperhatikan adab-adab berikut ini untuk mendapatkan kesempurnaan pahala dalam membaca Alquran:
a. membaca dalam keadaan suci dari najis dan duduk dengan sopan dan tenang
b. membaca Alquran dengan pelan (tartil) dan tidak cepat agar dapat menghayati ayat yang dibaca
c. membaca Alquran dengan khusyu’. Di dalam sebuah ayat Alquran, Allah Ta'ala menjelaskan sebagian dari sifat-sifat hambaNya yang shalih: " Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'" (QS. Al-Isra': 109).
d. Membaca Alquran dimulai dengan isti’adzah. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: "Dan bila kamu akan membaca Alquran, maka mintalah perlindungan kepada Allah dari (godaan-godaan) syaithan yang terkutuk" (An-Nahl: 98). Apabila ayat yang dibaca dimulai dari awal surat, setelah isti'adzah terus membaca Basmalah, dan apabila tidak di awal surat cukup membaca isti'adzah. Khusus surat At-Taubah walaupun dibaca mulai awal surat tidak perlu membaca Basmalah, cukup dengan membaca isti'adzah saja.
e. Membaca Alquran dengan berusaha mengetahui artinya dan memahami inti dari ayat yang dibaca dengan beberapa kandungan ilmu yang ada di dalamnya. Firman Allah Ta'ala: "Maka apakah mereka tidak memperhatikan Alquran, ataukah hati mereka terkunci?" (QS. Muhammad: 24.
f. Membaca Alquran dengan tidak menganggu orang yang sedang sholat dan tidak perlu membacanya dengan suara yang keras atau di tempat yang banyak orang. Dalam hadits dijelaskan: "Ingatlah bahwasanya setiap hari dari kamu munajat kepada Rabbnya, maka janganlah salah satu dari kamu mengganggu yang lain, dan salah satu dari kamu tidak boleh mengangkat suara atas yang lain di dalam membaca (Al-Qur'an)" (HR. Abu Dawud, Nasa'i, Baihaqi dan Hakim)
g. Dengarkan bacaan Alquran. Jika ada yang membaca Alquran, maka dengarkanlah bacaannya itu dengan tenang, Allah Ta'ala berfirman: "Dan tatkala dibacakan Alquran, maka dengarkanlah dan diamlah, semoga kamu diberi rahmat" (QS. Al-A'raaf: 204).
h. Melakukan sujud tilawah (sujud Sajdah) ketika membaca ayat Sajadah.
i. Berdo'a setelah membaca Alquran. Dalam sebuah riwayat dijelaskan, bahwa para sahabat apabila setelah khatam membaca Alquran, mereka berkumpul untuk berdo'a dan mengucapkan: 'Semoga rahmat turun atas selesainya membaca Alquran. Setiap orang Islam wajib mengatur hidupnya sesuai dengan tuntunan Alquran dan harus dipelihara kesucian dan kemuliaannya, serta dipelajari ayat-ayatnya, dipahami dan dilaksanakan sebagai konsekuensi kita beriman ke-pada Alquran.
Ramadhan kali ini haruslah menjadi Ramadhan yang paling istimewa bagi diri kita dimana pada bulan ini kita mampu meningkatkan kemampuan membaca Alquran dengan baik sesuai dengan yang diperintahkan Allah terlebih lagi apabila kita mampu menghapal ayat demi ayat sekaligus mentadaburinya (memahami makna dan isinya) dengan baik pula. Buatlah target dalam bulan ini bahwa kita dapat mengkhatamkan Alquran minimal satu kali atau lebih. Marilah kita hidupkan bulan Ramadhan yang penuh barakah ini dengan mengisi hari-harinya dengan Alquran. Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita untuk selalu ta’at dan istiqamah. Allahumma anta rabbuna farzuqna tha’aatan wa istiqamatan Amin ya Rabbal ’Alamin.
Wallahu’alam bishshawwab

0 Responses to “Ramadhan bersama Alquran”

Posting Komentar