Senin, 02 Februari 2009

Mengembangkan EQ Pada Anak Dan Remaja

Upaya Mengembangkan EQ Pada Anak Dan Remaja
EQ atau sering kita kenal dengan Emotional Quotient merupakan besaran untuk mengukur emosi yang telah dikembangkan para pakar psikologi. Emosi merupakan salah satu sisi lain dari kepribadian, sebagaimana halnya dengan kecerdasan yang sering dinyatakan dalam ukuran IQ (Intelligent Quotient). Dalam terma psikologi, emosi diartikan sebagai kecenderungan untuk memiliki perasaan yang khas/ spesifik bila berhadapan dengan objek tertentu dalam lingkungan. Semua emosi berkaitan dengan peningkatan efisiensi dan energi yang tersedia untuk berbagai tindakan seperti berpikir, berkonsentrasi, memilih dan bertindak. Umpamanya seorang anak yang memiliki IQ musik maka emosinya ia akan cenderung memilih yang berhubungan dengan musik sehingga apabila diminta untuk memperdalam ilmu pasti maka emosi anak tersebut akan kurang bereaksi dengan tepat.
Seorang anak yang ber IQ jauh di atas rata-rata bisa tampil sebagai manusia yang tidak berdaya, tidak efektif bahkan bisa menjadi destruktif karena sisi lain dari kepribadiannya (kemampuan emosional dan sosialnya) tidak dikembangkan. Sebagai contoh anak-anak pada usia bermain (biasanya TK dan SD) memiliki prilaku yang jauh dari tertib apalagi disiplin dan kita sebagai orang dewasa menganggap prilaku mereka sebagai hal yang menyenangkan karena demikian meunjukkkan kepolosan dan membangun kepercayaan diri mereka, sebaliknya setelah masuk SD atau mungkin dari TK terkadang kebebasan mereka dibatasi dengan dipaksa belajar, les, tidak boleh makan di depan TV harus di meja makan, tidak boleh main dan hal-hal lain yang mengekang kebebasan mereka untuk berekspresi dan menuangkan emosional dan sosialnya. Bahkan ada anak yang dipaksa untuk masuk jurusan IPA padahal minatnya pada ilmu sosial dengan alasan IPA bisa dijamin suksesnya untuk masuk jurusan favorit di perguruan tinggi. Akibat nya seorang anak akan dapat dilihat prilakunya tersebut dalam dua bentuk, pertama, anak akan menjadi individu yang tertekan, tidak berinisiatif penurut, dan penakut untuk mengemukan pendapatnya walaupun mereka pandai, kedua mereka bisa menjadi manusia-manusia yang pemberontak, pembangkang dan terkadang menjadi agresif –destruktif.
Belenggu yang selama ini menjadi masalah adanya pemikiran dan sistem pendidikan yang menekankan pada satu sisi yaitu IQ, yaitu IQ ilmu pasti (eksakta) dan bahasa Inggris, sehingga segala daya dan usaha di orientasikan dan difokuskan ke dua bidang ini. Hal-hal lain yang dipandang bisa menghambat anak dari kemahiran dua bidang kajian ini harus dihindari atau dilarang. Anak yang tadinya memiliki IQ gerak tinggi yang berbakat menjadi penari atau olahragawan yang unggul tidak dapat mengembangkan bakatnya, sama halnya dengan yang ber IQ seni rupa dan musik dilarang karena tidak dapat bersaing di perguruan tinggi. Padahal untuk menjadi pemusik dan olahragawan profesional penghasilannya bahakan bisa lebih tinggi dibandingkan sarjana lulusan perguruan tinggi top sekalipun (fenomena masih banyak sarjana yang pengangguran).
Fungsi EQ dalam pengembangan kematangan pribadi individu sebagai pengendali perasaannya terhadap lingkungan dan mampu mengenali emosi orang lain untuk bereaksi dengan tepat. Kematangan pribadi ini berdampak positif dalam mengembangkan hubungan baik dengan orang lain. Seseorang tidak akan cepat tersinggung atau marah bahkan bisa bersikap sportif jika mengalami kekalahan alam pertandingan. Penelitian telah membuktikan bahwa orang-orang dengan EQ yang tinggi lebih mempunyai peluang keberhasilan daripada ber -EQ rendah. Peluang ini akan lebih tinggi lagi jika diikuti dengan IQ yang yang tinggi pula. Kontribusi EQ terhadap prestasi individu biasanya lebih besar daripada kontribusi IQ. Orang tua yang baik tidak akan memaksakan anaknya yang berbakat menjadi guru untuk menjadi ahli ekonomi yang bekerja di lembaga pemerintah misalnya, jika IQ di bidang ekonominya rendah.
Hal yang terpenting sekarang adalah menyiapkan anak-anak dan remaja untuk berkembang secara optimal mengikuti bakat masing-masing. Kuncinya adalah dengan mengembangkan EQ secara optimal pula sehingga mereka menjadi percaya diri, percaya pada orang lain, tidak takut-takut, tidak ragu-ragu atau malu-malu dan tidak mudah tersinggung. Tampilan yang spontan dan penuh kepercayaan diri yang nampak pada anak-anak ketika masih balita harus dipertahankan terus hingga dewasa. Tentu saja seorang makin dewasa maka makin banyak tata tertib yang harus dipatuhi. Cara mendidik yang sehat, kemampuan disiplin dan tertib itu akan tumbuh dengan sendirinya tanpa harus dipaksa atau dikekang. Intinya adalah dengan menumbuhkan akal sehat (reasoning).
Akal sehat tidak sama dengan akal (ratio) yang bisa diukur dengan skala IQ. Akal sehat adalah akal yang dilengkapi dengan pertimbangan-pertimbangan sehat, misalnya apakah baik kita makan dulu sementara orang tua belum makan atau manakah yang lebih baik menyeberang di jembatan penyeberangan yang agak jauh atau langsung saja menyeberang sembarangan agar dekat. Pertanyaan yang mungkin terlintas di pikiran kita bagaimana cara menumbuhkan akal sehat? Caranya bukan dengan serba melarang atau serba mengharuskan (cara otoriter). Juga bukan dengan cara serba membolehkan dan serba mengalah pada kemauan anak. Cara yang tepat adalah cara akal sehat juga.
Cara akal sehat yang yang dilakukan adalah dengan mengembangkan kebiasaan argumentasi atau dialog. Dalam cara argumentasi ini, setiap larangan atau suruhan harus ada alasannya. Setiap alasan itu harus masuk di akal anak. Karena jika alasan belum masuk akal, harus dijelaskan berulang-ulang sampai anak jelas betul. Orang tua tidak boleh mengekang si anak bahkan sebaliknya mengembangkan kemampuan anak untuk berargumentasi dan berdialo dengan benar.
Bahkan dalam metode pendidikan Islam sendiri teknik argumentasi (jidal) dan dialog(niqasy/hiwar) untuk membangkitkan motivasi sekaligus mengantar anak kepada EQ yang tinggi yang akhirnya akan menyebabkan anak bisa berkembang bakat dan matang pribadinya secara optimal. Wallahu’alam

Memperkenalkan Diri Dengan Buku

Pendahuluan
Membaca dan menulis buku bisa jadi merupakan suatu aktivitas yang sangat menyenangkan. Apalagi mampu menunjukkan bahwa buku mempunyai "rasa" dan "aroma" yang bisa membangkitkan selera. Lebih dari itu membaca dan menulis buku dapat mengantarkan seseorang untuk memiliki ketajaman yang luar biasa dalam mengenali dan memperbaiki diri lewat suatu kemampuan, yang dalam istilah Hernowo sebagai "mata baru".Hanya saja, selama ini membaca dan menulis buku selalu identik dengan rasa menjemukan dan melelahkan. Buku yang menjadi sarana utama kegiatan tersebut sama sekali tidak memiliki daya tarik yang memikat. Secara keilmuan, buku boleh saja berisi segudang ilmu. Namun penampilan buku yang kaku menjadi penghambat utama bagi seseorang untuk membaca dan menyusunnya.Buku tidak lebih dari kumpulan teks, buku juga sebenarnya tidak mampu memberikan apa-apa. Ribuan atau bahkan miliaran kata yang ada di dalamnya tidak ada yang bisa memberikan pencerahan secara mempesona. Buku hanya berputar-putar berpanjang-panjang dan sekadar mempermainkan teks. Buku sama sekali tidak mampu melampaui teks. Sekalipun terkadang mampu melukiskan problem-problem manusia yang kompleks, buku tetap saja beku. Tidak ada yang menarik di dalam buku. Fenomena ini sangatlah ironis. Sebab sebagaimana kata pepatah, buku adalah gudang ilmu. Di era internet sekarang ini buku masih menduduki peringkat terbaik sebagai media tranformasi ilmu dan informasi yang lebih mudah dijangkau oleh masyarakat.Bahkan dalam proses belajar belajar kehadiran buku tetap menjadi prioritas utama dibandingkan dengan sumber belajar lain seperti internet. Bagaimana Membangkitkan Minat Membaca ?Kebosanan dan mengantuk merupakan kultur yang terbangun dalam membaca buku. Karenanya tak heran jika banyak orang yang memilih nonton sinetron daripada membaca buku. Sebab menonton sinetron terasa lebih santai dan menyenangkan. Berbeda dengan membaca buku yang membutuhkan banyak energi dan keseriusan yang tidak jarang justru membuat pusing para pembacanya.Untuk memasuki dunia buku, ada baiknya menyamakan buku itu sebagai "makanan" yang dibutuhkan oleh jasmani manusia agar tubuh menjadi sehat, manusia pun membutuhkan energi khusus yang dapat mengasah ketajaman ruhaninya. Dalam konteks inilah buku dapat menjadi santapan ruhani manusia yang penuh gizi bagi kebutuhan akal dan ruhaninya tersebut.Dr. C. Edward Coffey, seorang peneliti dari Henry Ford Health System terkait dengan gizi buku untuk kebutuhan ruhani manusia ini, mengungkapkan sebuah fakta menarik tentang hubungan buku dengan kesehatan mental. Dalam penelitiannya, ia telah mampu membuktikan bahwa hanya dengan membaca buku, seseorang akan terhindar dari penyakit demensia yang menyebabkan kepikunan apabila kita dapat menciptakan satu pandangan bahwa buku dapat diperlakukan sebagai makanan, sama persis sebagaimana kita memakan makanan jasmani. Terdapat tiga cara agar kita dapat mengonsumsi buku sebagai makanan ruhani, di antaranya adalah: Pertama, agar membaca buku tidak menyebabkan kantuk, buku yang dibaca haruslah buku yang sesuai kegemaran dengan tema-tema yang sangat disukai sebagaimana makanan kesukaan. Kedua, sebelum membaca semua halaman buku, ada baiknya kalau buku-buku tersebut "dicicipi" terlebih dahulu. Bisa dengan jalan mengenali siapa pengarang buku itu atau dengan mencari informasi tentang sesuatu yang menarik. Ketiga, untuk menyelesaikannya, membaca buku dapat dilakukan dengan cara ngemil (sedikit demi sedikit seperti orang yang makan kacang goreng). Dengan jalan ini buku setebal 300 halaman pun dapat diselesaikan dengan santai, yaitu dengan jalan mencari halaman-halaman yang menarik dan bermanfaat dalam buku tersebut. Halaman-halaman ini sajalah yang dibaca dan didalami tidak perlu membaca semua halaman yang ada di dalam sebuah buku.Tiga Hal Membuat Kita Cinta MembacaSubyek potensial yang bisa dikembangkan untuk mengenalkan buku adalah anak-anak. Ada tiga hal yang dapat dijadikan agar subjek potensial yaitu anak-anak tersebut menjadi cinta dalam membaca. Pertama, memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada anak agar mereka benar-benar dapat melihat orangtuanya sedang membaca buku. Kedua, orangtua harus membagikan informasi-informasi yang bermanfaat yang diperoleh dari kegiatan membaca kepada anak. Ketiga, pada saat membaca buku di rumah sesekali orangtua harus membacanya dengan suara keras supaya anak dapat mendengar suara bacaan yang sedang dibaca. Di samping ketiga cara tersebut, bagi orangtua juga harus membangun suasana yang menyenangkan dalam memperkenalkan buku kepada anak. Ini dapat dilakukan dengan mengajak anak jalan-jalan mengunjungi tempat-tempat yang berkaitan dengan buku. Misalnya, dua minggu sekali anak diajak untuk "mencicipi" dan melihat jajaran buku yang ada di toko buku atau perpustakaan. Bisa juga dengan membiasakan anak untuk memilih buku bacaan secara bebas sesuai dengan keinginannya. Anak juga harus diberi kebebasan untuk membolak-balik dan bermain-main dengan bukunya sendiri. Mengenalkan buku sejak dini kepada anak ini memiliki peranan yang sangat penting dalam membangun kebutuhan anak terhadap buku. Pada tahapan ini anak tidak perlu dipaksauntuk segera dapat membaca dalam arti memahami isi buku. Perkenalan ini hanya berfungsi untuk membiasakan anak agar sering bertemu dengan wujud huruf. Dengan cara ini akan lebih mudah untuk mengenali kembali dan menyebutkan bunyi huruf. Lebih dari itu, tahap perkenalan ini dapat membangkitkan potensi dalam bentuk stimulus visual (melihat) huruf dan kesan auditif (mengucapkan) huruf tertentu.Institusi sekolah merupakan suatu lembaga yang dipercaya sebagai tempat belajar membaca. Di sekolah anak mulai dikenalkan dengan huruf. Di sekolah pulalah mereka diajar mengeja dan membaca hingga memahami buku. Namun sayang sekolah tidak mengajarkan agar siswanya memiliki kebutuhan terhadap buku. Sebaliknya membaca justru menjadi kegiatan yang memberatkan. Meskipun perangkat membaca seperti buku bacaan, buku tulis dan juga pena senantiasa berada di dalam tas siswa, namun tidak ditemukan kultur baca siswa sekolah yang mengasyikkan.Fenomena ini merupakan persoalan klasik yang dialami oleh sekolah. Sekolah yang semestinya dibangun untuk mengawal proses perkembangan kepribadian anak justru berkembang menjadi lembaga yang memfrustrasikan. Di sekolah anak dipaksa untuk mengikuti sistem yang dikembangkan sekolah. Padahal belum tentu sistem tersebut sesuai dengan kecenderungan dan cara belajar anak yang bersangkutan. Tak heran jika sekolah justru dirasakan sebagai sesuatu yang membelenggu dan memberatkan.Membaca dengan menghadirkan rasa funMembaca juga perlu menghadirkan rasa fun (kegembiraan). Kegembiraan di sini berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh serta terciptanya makna, pemahaman (penguasaan atas materi yang dipelajarinya), dan nilai yang membahagiakan, kegembiraan dalam melahirkan sesuatu yang baru. Penciptaan ini jauh lebih penting daripada segala teknik, metode atau media belajar yang mungkin dipilih untuk digunakan dalam proses pembelajaran.Dengan menghadirkan rasa fun dalam membaca bagi seorang siswa, akan tercipta suatu kebutuhan mereka terhadap sekolah. Sejalan dengan ini akan terbangun pula suatu kebutuhan terhadap buku sebagai sarana yang tidak bisa dipisahkan dari sekolah. Dengan demikian akan tercapai suatu kultur membaca yang mengasyikkan yang dilahirkan dari sistem sekolah yang menyenangkan. Merujuk peta kecerdasan Howard Gardner (yang dikenal dengan kecerdasan majemuk), aktivitas membaca dapat memacu kategori kecerdasan linguistik. Kecerdasan ini merupakan suatu kemampuan menggunakan kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Beberapa tokoh yang mampu memperkenalkan diri mereka berkat kemampuan mengelola kecerdasan linguistik , diantaranya Hilman "Lupus" Hariwijaya, Emha Ainun Najib, Nurcholish Madjid, K.H. Abdullah Gymnastiar, Butet Kertarajasa dan juga Helmi Yahya, Hernowo. Mereka adalah tokoh-tokoh yang mampu menemukan dan kemudian mengembangkan potensi sesuai dengan kecenderungan kecerdasan yang dimilikinya. Mereka mampu menjadi terkenal dengan kerya-karya yang mereka hasilkan , bagaimana dengan diri kita?

Rihlah 'Ilmiyyah dalam Tradisi Islam

Rihlah ‘ilmiyyah dalam Tradisi Intelektual MuslimA. Deskripsi praktik rihlah ‘ilmiyyahRihlah ‘ilmiyyah berasal dari bahasa Arab yaitu rihlah dan “ilmiyyah. Rihlah yang berasal dari akar kata rahila- yarhilu- rihlatan yang berarti berpindah dari satu negara ke negara lain dengan tujuan tertentu.[1] Makna rihlah ini terdapat dalam surat Al-Quraisy : [2]إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِRihlah yang dimaksud pada ayat di atas adalah perjalanan ke luar negara dengan tujuan berdagang. Tradisi ini menjadi sesuatu yang menjadi kebiasaan bangsa Arab dalam mempertahankan kehidupan ekonomi.Alquran juga mengisyaratkan agar manusia itu melakukan suatu perjalanan untuk mempertahankan kehidupan mereka : [3]أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَاAtas dasar perintah ayat inilah maka anjuran untuk melakukan rihlah itu dibolehkan dengan tujuan agar manusia melihat bagaimana perihal negara lain untuk memperoleh pelajaran ataupun untuk menyelamatkan diri dari kebinasaan di tempat tinggal yang lama.Sedangkan kata ‘ilmiyyah merupakan bentuk mashdar shina’iyy yang berasal dari akar kata ‘alima- ya’lamu yang berarti mengetahui.[4] Rihlah ‘ilmiyyah dapat diartikan sebuah perjalanan yang di tempuh ke luar negara atau pun daerah tempat tinggalnya dalam rangka kegiatan keilmuan. Berdasarkan term ini dapat dilihat tujuan dari rihlah ‘ilmiyyah dari dua aspek yaitu untuk menuntut ilmu (thalabaan lil-‘ilm) atau meningkatkan nilai ilmu pengetahuan (rasikh fi’ilm) dan juga dengan tujuan untuk mengajarkan ilmu di berbagai negeri atau negara lain.[5] Ibn Khaldun menjelaskan bahwa rihlah ‘ilmiyyah yang banyak dilakukan bertujuan untuk bertemu dengan guru dalam rangka menambah kesempurnaan pengetahuan dan yang menjadi sebabnya adalah bahwa seseorang itu memperoleh pengetahuan berasal dari adopsi yang mereka dapati dari keutamaan yang ada dalam satu mazhab; yang adakalanya berupa ilmu, pengajaran ataupun ceramah , dan cara lainnya adalah melalui hikayat , verbalisme secara langsung. Berdasarkan metode yang diterapkan ketika itu bahwa metode lisan dan penyampaian secara langsung merupakan hal yang paling dipercaya dan sangat memberikan dampak yang sangat positif dalam pengembangan pengetahuan. Perjalanan mencari ilmu ini merupakan sebuah upaya yang telah berhasil dilakukan ketika itu ada yang memiliki kekuasaan dan kedalaman ilmu dari para guru, disamping itu para pencari ilmu tersebut memperoleh istilah-istilah ataupun ungkapan-ungkapan baru baik dari para guru maupun dari teman-teman yang datang dari berbagai negara sehingga hal tersebut dianggap sebagai bagian terpenting dari sebuah ilmu, maka hal tersebut mendorong secara langsung munculnya berbagai metode dari para guru yang ditemui.[6] Gambaran praktik rihlah ini dalam pendidikan Islam klasik dipraktekkan secara luas oleh para ilmuwan yang hidup pada masa Islam klasik. Dalam mencari contoh tentang aktivitas rihlah ‘ilmiyyah ini maka usaha yang tepat dilakukan adalah menelusuri riwayat hidup para ilmuwan terkemuka tersebut dalam kamus biografi seperti tarajim, thabaqah dan al’alaam dan lain-lain. Kekaguman kita akan muncul manakala melihat mobilitas mereka dalam melakukan rihlah ‘ilmiyyah ini.B. Sampel beberapa ulama yang melakukan rihlah ‘ilmiyyahUntuk melihat dinamika intelektual yang terjalin karena adanya aktivitas rihlah ‘ilmiyyah ini berikut ini dikemukakan sampel beberapa ulama yang pernah melakukan aktivitas tersebut dan mencatatkan kepada kita suatu prestasi yang sangat tinggi dalam bidang ilmu pengetahuan. Mereka itu adalah: Al-Ghazali :Al- BukhariAbu ‘abd Allah Isma’il ibn Ibrahim al-Mughirah ibn Bardizbah al-Ju’fi lahir di Bukhara tahun 174H/. meskipun masih kecil beliau telah mulai belajar, seorang tukang tulis Bukhari Muhammad ibn Hatim menceritakan sebuah informasi dari Firabri bahwasannya Bukhari pernah mengatakan bahwa : aku mendapat ilham menghafal hadis sedangkan akau masih belajar di kuttab, lalu ditanya kepadanya berapa usiamu ketika itu? Bukhari menjawab sepuluh tahun atau mungkin juga kurang dari sepuluh tahun. Lalu ia mengatakan bahwa ketika ia berusia enam belas tahun aku telah menghapal kitab karya ibn al-Mubarak dan Waki’ dan aku juga dapat memahami ucapan-ucapan mereka ini yaitu mazhab ra’yi. Masa Al-Bukhari disibukkan dengan aktivitas menuntut ilmu dan mendengar hadis. Maka beliau mulai mendengar hadis dri ulama yang ada di negerinya seperti Muhammad ibn Salam dan Muhammad ibn Yusuf al-Baikandidyyin dan selainnya. Selanjutnya ia meneruskan pendidikanya di Mekkah sambil menunaikan ibadah Haji dan mendengar hadis dari al- Humaidi dan selainnya. Kemudian ia melakukan lawatan ilmiah ke Madinah dan mendengar hadis dari ‘Abd al-‘Aziz al-Awiisi, Mutharrif ibn ‘Abd Allah dan selainnya. Selain di dua kota Haram (Makkah dan Madinah), Bukhari melanjutkan perlajanan ilmiahnya untuk mencari para ahli hadis di berbagai negeri seperti di Khurasan, Syam, Mesir dan beberapa kota di Iraq, beliau juga berulangkali mendatangkan Baghdad dan membaur dengan penduduk yang ada di sana sehingga mereka mengenal dengan kemuliaan dan keahliannya dalam ilmu Riwayah dan dirayah. Al- Bukhari juga mendengar hadis dari Makki ibn Ibrahim dari Balkh, juga dari Merv beliau mendengar hadis dari ‘Ali ibn al- Hasan dan ‘Abd Allah ibn ‘Usman, di Naisabur ia juga mendengar sebuah hadis dari Yahya dan dari ulama ahl ra’yi seperti Ibrahim ibn Musa, di Baghdad selanjutnya beliau mendengarkan hadis dari Syuraih ibn an-Nu’man dan Ahmad ibn Hanbal. Di bashrah ia mendengar hadis dari Abu ‘Ashim an-Nabiil dan Muhammad ibn ‘Abd Allah al- Anshari, sedangkan di Kufah ia mendengar hadis dari Thalaq ibn Ghanam dan Khalad ibn Yahya, di Mesir ia mendengar hadis dari Sa’id ibn kasir ibn ‘Ufair dan tidak itu saja ia juga mendengar hadis dari orang-orang lain sehingga ia menulis seribu delapan puuh hadis, namun yang ia tulis itu telah ia jamin bahwa mereka adalah orang-orang yang beriman baik dari perkataan maupun perbuatan (lam aktub illa ‘aman qala al-iman qaulun wa’amalun).[7]Ibn JubayrIlmuwan lainnya yang aktif melakukan lawatan ilmiah adalah Ibnu Jubayr (w.614/1217) seorang sejarawan Maroko yang pernah bekerja pada salah seorang khalifah Muwahhidun yaitu Ya‘qub al-Mansur (590-595/1184-1199). Lawatan ilmiah yang pernah ia lakukan antara lain ke Granada tahun 578/1182 dan memperoleh pelajaran fiqh dari Ma‘d Ibn ‘Adnan (w.592/1196), ‘Ali ibn Abi al-‘Aisy (599/1203) ulama Hadis. Di kota Granada Ibnu Jubayr mengarang sebuah kitab ‘Ajaaib al-Buldan wa Ghaib al-Masyaahid (kekaguman sebuah kota dan keajaiban pemandangannya). Rihlah selanjutnya ke Mesir tahun 585/1190 dan diakhiri ke kota Sabtah sekaligus tempat terakhirnya.[8]Asy- Syafi’iiBeliau adalah Muhammad ibn Idris ibn al-‘Abbas ibn Usman in Syafi’, salah seorang ulama fiqh mazhab.Karir pendidikannya dimulai di Kuttab ketika beliau berusia tujuh tahun dan pada usia ini juga beliau telah menghapal Alquran. Namun keberadaannya di kutab tersebut tidaklah memberikan manfaat yang signifikan oleh karena itu beliau meninggalkan kuttab dan pergi ke Mesjidil Haram dan di sana beliau belajar Hadis dan berbagai ilmu bahasa, para gurunya di Mekkah antara lain : Isma’il ibn Qanstatin darinya beliau belajar Alquran kemudian belajar hadis dari Sufyan ibn ‘Ayyinah , Muslim ibn Khalid az-Zanji, Sa’id ibn Salim al-Qadih dan lain-lain. Rihlah ‘ilmiyyah nya dimulai ketika beliau ke Madinah bertemu dengan Imam Malik ibn Anas dan Ibrahim ibn Sa’d al-Anshari juga ‘Abd al-‘Aziz in Muhammad ad-Darawardi, Ibrahim bn Abu Yahya al-Aami untuk belajar hadis darinya, setelah ia matang dengan ilmunya beliau melakukan perjalanan selanjutnya ke Iraq dan tinggal di beberapa kota yang ada di sana. Di Iraq beliau berguru dengan Imam Muhammad ibn al-Hasan sahabat Abu Hanifah dan Abu Yusuf (murid Abu Hanifah). Di Iraq beliau mendengar Hadis dan Fiqh dan Alquran dari Waki’ Ibn Al-Jarrah, Abu Usamah Hammad ibn Usamah yang akeduanya adalah orang Kufi, di Bashrah beliau berguru dengan Ismail ibn ‘Alaih dan ‘Abd al-Wahha ibn ‘Abd al-Majid yang keduanya adalah orang Bashrah. Dari Iraq beliau melakukan perjalanan ilmiyyah ke negara-negara di sekitar Paris dan disana beliau bertemu dengan ulama-ulamanya dan berkeliling ke sebelah Utara ‘Iraq sementara itu usianya ketika itu belum sampai dua puluh tahun. Pada ketika itu juga ia berada di Ramlah dan tidak beberapa lama di Ramlah ia melanjutkan perjalanannya kembali ke Madinah menjumpai Imam Malik dan tinggal di kota Nabi itu sampai meninggalnya Imam Malik. Perjalanan ilmiyyahnya dilanjutkan ke Yaman dan di kota ini beliau belajar ilmu berkuda. Guru beliau ketika berada di Yaman adalah Muthrif ibn Mazin, Hisyam ibn Yusuf “hakim di San’a “ dan ‘Amru ibn Abu Salamah sahabat al-Auza’I, serta Yahya Ibn Hassan. Pada mereka asy-Syafii’ belajar fiqh dan juga mendengar hadis. Keseluruhan jumlah gurunya adalah sembilan belas orang, lima di Mekah, enama di Madinah, empat di Yaman, emapat di Iraq. Semuanya ini dituturkan ar- Raazi dalam manaqib Imam Syafi’i.[9]Muhyiddin Ibn ‘ArabiIbn ‘Arabi (w.638/1240) seorang ilmuwan sufi yang mobilitas perjalanan intelektualnya sangat dinamis. Mulai dari kota kelahirannya Murcia beliau selanjutnya menuntut ilmu ke Maroko pada tahun 564/1174 dan menetap selama 30 tahun 564-594/1174-1198. Setelah menetap selama 30 tahun , ia melakukan perjalanan ilmiah ke beberapa kota di Timur seperti, Mesir, Hijaj dan Baghdad. Di Baghdad ia bertemu dengan ibn ‘Asakir (w.598/1202) dan memperoleh pelajaran tasawuf darinya. Dari Baghdad lawatan ilmiahnya dilanjutkan ke kota Damaskus sekaligus sebagai tempat wafatnya.[10]Ibn Baythar :Ibnu aI-Baythar dilahirkan di Malaga pada akhir abad keenam dan meninggal dunia di Damsyik pada 646H/1248M. Nama lengkapnya ialah Abu Muhammad AbduIIah bin Ahmad ad-Din bin al-Baythar al-Malaki. Beliau terkenal sebagai doktor hewan ahli botani dan farmakologi serta sarjana ilmu tumbuh-tumbuhan. Al-Baythar menuntut ilmu di Seville, Sepanyol dan mengumpul pelbagai jenis tumbuhan di kota tersebut bersama beberapa gurunya seperti Abu al-Abbas an-Nabati, AbduIIah bin Shaleh dan Abu aI-Hajjaj. Ketika berada di Mesir, beliau dilantik oleh aI-Malik al-Kalim Ayyubi sebagai Ketua Ahli Meramu obat. Setelah meninggalkan Qahirah, beliau banyak melakukan ekspedisi ilmiah. Misalnya di Damaskus, al-Baythar bersama muridnya, Ibnu Abi Ashayhi'ah mengumpul pelbagai jenis tumbuhan sebagai bahan penelitian dan perubatan.Antara karya penting al-Baythar ialah; [11]1. AI-Mughnifi al-Adwiya' al-Mufradat adalah sebuah buku mengenai contoh ramuan obat untuk setiap jenis penyakit yang pernah diper-sembahkan kepada al-Malik ash-ShaIih Najm ad-Din Ayyuh.2. Al-jami' li Murradat al-Adwiya' wa al-Ag-hdhiya (Kumpulan obat-obatan mudah) dicetak di Al-Qohirah pada 1291H/1874M. Terjemahan dalam bahasa Perancis oleh L.Leclerc terdapat dalam Notices et Extraits (1877-1883) manakala' ter;emahan dalam bahasa jerman dibukukan oleh J.Sontheimer (Stuttgart, 1840-1841 M). Buku tersebut disusun berdasarkan hasil penyelidikan al-Baythar dan rujukan daripada Yunani purba dan pengetahuan tradisional Arab. ia turut memuatkan sejumlah daftarsecara abjad tidak kurang 1,400 contoh-contoh ubat dan 300 da-ripadanya adalah hasil penemuan beliau. Semua bahan-bahan ramuan diperoleh di negara sepanjang Laut Tengah, Sepanyol dan Syria. Secara umum, ramuan-ramuan ubat tersebut berasal daripada binatang, tumbuh-tumbuhan dan bahan mineral. Di dalam buku tersebut juga terdapat 150 penulis yang merupakan sumber pustaka daripada karyanya seperti Zakariyya ar-Razi, Ibn Sina, al-ldrisi, aI-Ghafiki, Galen dan sebagainya. Dua orang sarjana Barat iaitu Meycrhof dan Sobhy menganggap buku ini adalah karya ciplak daripada Fannakope at-Ghafiki dan beberapa bahan tambahan daripada guru-gurunya. Bahkan ada juga kritikan yang menyatakan 1,000 contoh ramuan yang dijumpai sebenamya telah dikenal pasti oleh penulis-penulis Yunani. Bagaimanapun, telah diakui bahawa a]-]ami' U Murradat al-Adwiya' wa al-Aghdhiya mempunyai pengaruh besar dalam dunia Islam dan Barat.3. Mizan at-Tabib4. Risalah /al-Aghdiya wa al-Adwiya5. Makalah fi al-Limun6. Sebuah buku yang memuatkan komentar terhadap Dioscorides. Kemudiannya buku ini menjadi manuskrip yang berisi daftar 550 jenis obat-obatan yang terdapat dalam buku pertama Dioscorides. Istilah-istilah teknik yang terdapat di dalamnya disertai dengan bahasa Latin dan Berber.7. Ad-Adwiyat al-Basyithah (Ramuan-ramuan sederhana) dicetak dalam bahasa Latin dengan judul simpuda dan diterbitkan di Cremona pada 1758M.Menurut George Sarton, al-Baythar telah menulis banyak karya dalam disiplin ilmu yang dikuasainya dan merupakan karya terbesar sejak zaman Dioscorides hingga pertengahan abad ke-16M.Nuruddin ar-RaniryNur ad-Din Muhammad ibn ‘Ali ibn Hasanji al-Hamid ar-Raniri dilahirkan di ranir sebuah kota pelabuhan tua di Gujarat. Tahun kelahirannya tidak diketahui namun kemungkinan menjelang akhir abad ke-16.pendidikan awalnya diperoleh di Ranir dan kemudian melanjutkan pelajarannya di wilayah Hadramaut, sumber sejarah mengatakan beliau ari Hadramaut kemungkinan besar pergi ke Haramayn sebab menurut al-Hasani dia berada di Mekah dan Madinah pada tahun 1030/1620 atau 1031/1621, ketika ia menjalankan ibadah haji Jawi di sana sebelum kembali ke Gujarat.Abdur Rauf as-SingkiliAbd dal- Ra’uf ibn ‘Ali al- Jawi al-Fansuri as-Singkili merupakan seorang melayu dari Fansur. Tahun kelahiranya tidak dikeyahui secara jelas tetapi setelah Ringkes mengadakan perjalanan ia menyimpulkan bahwa as-Singkili dilahirkan sekitar 1024/1615. pendidikan awalnya diperoleh di desa kelahirannya Singkel, kemudian melanjutkan pelajarannya ke Fansur. Ia melakukan perjalanan ke Banda Aceh ibukota kesultanan Aceh untuk belajar antara lain kepada Hamzah al-Fansuri dam Syam ad-Din as-Sumatrani. Sekitar tahun 1052/1642 as-Singkili berangkat ke Arabia dan belajar ke sejumlah tempat yang tersebar sepanjang rute haji dari Doha di wilayah teluk Persia, Yaman, Jeddah dan akhirnya Haramayn (Mekah dan Madinah). Jadi rihlah ilmiyyahnya di mulai di Doha (Qatar) dan di sini ia belajar dengan ‘Abd al-Qadir al-Mawrir. Setelah meninggalkan Doha as-Singkili melanjutkan pelajaran ke Yaman, terutama di Bayt al-Faqih (ibn Ujay) dan Zabid, meskipun dia juga memiliki guru di Mauza’. Bayt Faqih dan Zabid merupakan pusat-pusat pengetahuan Islam yang sangat penting di wilayah ini. Dari Yaman as-Singkili berangkat ke Jedah dan belajar dengan muftinya ‘Abd al-Qadir al-Barkhali dan dari sisi kemudian ia berangkat ke Mekah dan belajar dengan ‘Ali ibn ‘Abd al-Qadir al-Thabari. Tahap perjalanan ilmiyyah as-Singkili terakhir adalah ke Madinah yaitu kota Nabi dan di kota ini ia dapat menyelesaikan pelajarannya dan belajar dengan Ahmad Qusyasyi sampai ia meninggal pada tahun 1071/1660 bersama khalifahnya Ibrahim al-Kurani,dan selanjutnya menunjuknya sebagai khalifah Syattariah dan Qadariyah.[12]Abdushaamad Al-PalimbaniAbdu Shamad adalah putra Syekh Abdul Jalil bin Syekh Abdul Wahhab bin Syekh Ahmad al-Mahdani (ada yang mengatakan al-Mahdali), seorang keturunan Arab (Yaman) dengan Radin Ranti di Palembang. Syekh Abdul Jalil adalah ulama besar sufi yang menjadi guru agama di Palembang, Tidak dijelaskan latar belakang kedatangannya ke Palembang. Diperkirakan hanya bagian dari pengembaraannya dalam upaya menyiarkan Islam scbagaimana banyak dilakukan oleh warga Arab lainnya pada waktu itu. Tetapi selain sumber tersebut, Azyu-mardi Azra juga mendapatkan informasi mengenai dirinya dalam kamus-kamus biografi Arab yang menunjukkan bahwa Al-Palimbani mempunyai karir terhormat di Timur Tengah. Menurut Azra, informasi ini merupakan temuan penting sebab tidak pernah ada sebelumnya riwayat-riwayat mengenai ulama Melayu-lndonesia ditulis dalam kamus biografi Arab. Dalam literatur Arab, Al-Palimbani dikenal dengan nama Sayyid Abdush Shamad bin Abdur Rahman al-Jawi. Tokoh ini, menurut Azra, bisa dipercaya adalah Al-Palimbani karena gambaran karirnya hampir seluruhnya merupakan gambaran karir Abdush Shamad al-Palimbani yang diberitakan sumber-sumber lain. Dalam pengembaraannya ke Palembang, putra mahkota Kendah, Tengku Muhammad Jiwa, bertemu dengan Syekh Abdul Jalil dan berguru padanya, bahkan mengikutinya mengembara ke berbagai negeri sampai ke India. Dalam sebuah perjalanan mereka, Tengku Muhammad Jiwa mendapat kabar bahwa Sultan Kendah telah mangkat.Tengku Muhammad Jiwa lalu mengajak gurunya itu pulang bersamanya ke negeri Kendah. la dinobatkan menjadi sultan pada tahun 1112 H/1700 M.dan Syekh Abdul Jalil diangkat menjadi mufti Kendah dan dinikahkan dengan Wan Zainab.Tiga tahun kemudian Syekh Abdul Jalill kembali ke Palembang karena permintaan beberapa muridnya yang rindu padanya. Di Palembang ia menikah dengan Radin Ranti dan memperoleh putra, Abdush Shamad. Dengan demikian kemungkinan Abdush Shamad lahir tahun 1116 H/1704 M. Sumber yang menyebutkan silsilahnya sebagai keturunan Arab tidak pernah dikonfirmasikan oleh Al-Palimbani sendiri. Jika keterangan sumber tersebut benar, tentu Al-Palimbani akan mencantumkan nama besar al-Mahdani pada akhir namanya. Ini dapat dilihat dari setiap tulisannya, ia menyebut dirinya Syekh Abdush Shamad al-Jawi al-Palimbani, Kemungkinan dalam dirinya memang mengalir darah Arab tetapi silsilah itu tidak begitu jelas atau ada mata rantai yang tidak bersambung menurut garis keturunan bapak sehingga dia tidak merasa berhak menyebut dirinya keturunan al-Mahdani dari Yaman. Dan barangkali dia lebih merasa sebagai orang Indonesia sehingga mencantumkan 'al-Jawi' dan 'al-Palimbani' di ujung namanya. Mengenai tahun wafatnya juga tidak diketahui dengan pasti. Al-Tarikh Salasilah (silsilah) Negeri Kendah menyebutkan tahun 1244 H/1828 M. Namun kebanyakan peneliti lebih cenderung menduga ia wafat tidak berapa lama setelah meyelesaikan sayr al-salikin (1203 H/1788 M). Argumen mereka, sayr al-salikin adalah karya terakhirnya dan jika dia masih hidup sampai 1788 M kemungkinan dia masih tetap aktif menulis. Al-Baythar - seperti dikutip Azyumardi Azra - menyebutkan ia wafat setelah tahun 1200/1785. Namun Azyumardi Azra sendiri juga lebih cenderung mengatakan ia wafat setelah menyelesaikan sayr al-salikin.Al-Palimbani mengawali pendidikannya di Kendah dan Pattani. Tidak ada penjelasan kapan dia berangkat ke Makkah melanjutkan pendidikannya. Kemungkinan besar setelah ia mendapat pendidikan agama yang cukup di negeri Melayu itu. Dan agaknya sebelum ke Makkah dia telah mempelajari kitab-kitab para sufi Aceh karena di dalam Sayr al-Salikin dia menyebutkan nama Syamsuddin al-Samatrani dan Abdul Rauf al-Jawi al-Fansuri (Abdul Rauf Singkel). Namun sumber lain mengatakan bahwa ia pernah bertemu dan berguru pada Syamsuddin al-Samatrani dan Abdul Rauf Singkel di Makkah.Di Makkah dan Madinah, Al-Palimbani banyak mempelajari berbagai disiplin ilmu kepada ulama-ulama besar masa itu serta para ulama yang berkunjung ke sana. Walaupun pendidikannya sangat tuntas mengingat ragam ulama tempatnya belajar, Al-Palimbani mempunyai kecenderungan pada tasawuf. Karena itu, di samping belajar tasawuf di Masjidil-Haram. ia juga mencari guru lain dan membaca kitab-kitab tasawuf yang tidak diajarkan di sana. Dari Syekh Abdur Rahman bin Abdul 'Aziz al-Magribi dia belajar kitab Al-Tuhfatul Mursalah-nya Muhammad Fadlullah al-Burhanpuri (w. 1030 H/1620 M). Dari Syekh Muhammad bin Abdul Karim al-Samman al-Madani (w. 1190 H/1776 M} ia belajar kitab tauhid Syekh Mustafa al-Bakri (w. 1162 H/1749 M). Dan bersama Muhammad Arsyad al-Banjari, Abdul Wahab Bugis dan Abdul-Rahman Masri dari Jakarta, mereka membentuk empat serangkai yang sama-sama menuntut ilmu di Makkah dan belajar tarekat di Madinah kepada Syekh Muhammad al-Samman (w. 1162 H/1749 M). Selama belajar pada Syekh Muhammad al-Samman, Al-Palimbani dipercaya mengajar rnurid-murid Al-Sarnmani yang asli orang Arab. Karena itu sepanjarig menyangkut kepatuhannya pada tarekat, Al-Palimbani banyak dipengaruhi Al-Sammani dan dari dialah Al-Palimbani mengambil tarekat Khalwatiyyah dan Sammaniyyah. Sebaliknya, melalui Al-Palimbani-lah tarekat Sammaniyyah mendapat lahan subur dan berkembang tidak hanya di Palembang tetapi juga di bagian lain wilayah Nusantara bahkan di Thailand, Malaysia, Singapura dan Filipina. Al-Palimbani rnemantapkan karirnya di Haramayn dan mencurahkan waktunya untuk menulis dan mengajar. Meski demikian dia tetap menaruh perhatian yang besar terhadap Islam dan kaum Muslim di negeri asalnya. Di Haramayn ia terlibat dalam 'komunitas Jawi' yang membuatnya tetap tanggap terhadap perkembangan sosio-religius dan politik di Nusantara. Peran pentingnya tidak hanya karena keterlibatannya dalam jaringan ulama. melainkan lebih penting lagi karena tulisan-tulisannya yang tidak hanya menyebarkan ajaran-ajaran sufisrne tetapi juga meng-himbau kaum Muslimun melancarkan jihad melawan kolonialis Eropa, dibaca secara luas di wilayah Melayu-lndonesia. Peranan dan perhatian tersebut memantapkannya sebagai ulama asal Palembang yang paling menonjol dan paling berpengaruh melalui karya-karyanya.Tercatat delapan karya tulis Al-Palimbani, dua diantaranya telah dicetak ulang beberapa kali, dua hanya tinggal nama dan naskah selebihnya masih bisa ditemukan di beberapa perpustakaan, baik di Indonesia maupun di Eropa. Pada umumnya karya tersebut meliputi bidang tauhid, tasawuf dan anjuran untuk berjihad. Karya-karya Al-Palirnbani selain empat buah yang telah disebutkan di atas adalah:1. Zuhrah al-Murid fi Bayan Kalimah al-Tauhid, ditulis pada 1178 H/1764 M di Makkah dalam bahasa Melayu, memuat masalah tauhid yang ditulisnya atas perrnintaan pelajar Indonesia yang belurn menguasai bahasa Arab.2. Al-'Uwah al-Wusqa wa Silsilah Ulil-Ittiqa', ditulis dalam bahasa Arab, berisikan wirid-wirid yang perlu dibaca pada waktu-waktu tertentu.3. Ratib 'Abdal-Samad, semacam buku saku yang berisi zikir, puji-pujian dan doa yang dilakukan setelah shalat Isya. Pada dasarnya isi kitab ini hampir sama dengan yang terdapat pada Ratib Samman.4. Zad al-Muttaqin fi Tauhid Rabb al-'Alamin, berisi ringkasan ajaran tauhid yang disampaikan oleh Syekh Muhammad al-Samman di Madinah.Mengenai Hidayah al-Salikin yang ditulisnya dalam bahasa Melayu pada 1192 H/1778 M, sering disebut sobagai terjemahan dari Bidayah al-Hidayah karya AI-Ghazali. Tetapi di samping menerjemahkannya, Al-Palimbani juga membahas berbagai masalah yang dianggapnya penting di dalam buku itu dengan mengutip pendapat AI-Ghazali dari kitab-kitab lain dan para sufi yang lainnya. Di sini ia menyajikan suatu sistem ajaran tasawuf yang memusatkan perhatian pada cara pencapaian ma'rifah kesufian melalui pembersihan batin dan penghayatan ibadah menurut syariat Islam. menyajikan suatu sistem ajaran tasawuf yang memusatkan perhatian pada cara pencapaian ma'rifah kesufian melalui pembersihan batin dan penghayatan ibadah menurut syariat Islam.Sedangkan Sayr al-Salikin yang terdiri dari empat bagian, juga berbahasa Melayu, ditulisnya di dua kota, yaitu Makkah dan Ta'if, 1779 hingga 1788. Kitab ini selain berisi terjemahan Lubab Ihya' Ulum al-D/n karya Al-Ghazali, juga memuat beberapa masalah lain yang diambilnya dari kitab-kitab lain. Semua karya tulisnya tersebut masih dijumpai di Perpustakaan Nasional Jakarta.10. Arsyad al- Banjari :Muhammad Arsyad bin Abd Allah al- Banjari lahir tanggal 15 Shafar 1122H /1710M, pendidikan dasarnya diperoleh di keraton di kota Banjar atas perintah Sultan at-Tahlilillah yang berkuasa di kota Banjar di kala itu dan tidak ada data tentang ilmu apa saja yang diperoleh Al- Banjari dalam lingkungan keraton tersebut serta siapa saja guru yang mengajarinya. Pada usia tiga puluh tahun Al- Banjari melanjutkan pendidikan ke Mekah dengan tujuan menunaikan ibadah haji sekaligus menuntut ilmu dan mukim di sana.[13] Di Mekah al-Banjari banyak bertemu dengan ulama-ulama dari berbagai disiplin ilmu antara lain Syekh Atha’illah bin Ahmad al- Mishri, syekh Ahmad in Abdul Mun’im ad- Damanhuri , Sayyid Abul Faidh Muhmmad Murtadha bin Muhammad az-zabidi, dan lain-lain. Ketika berada di Mekah, al-Banjari juga mendapatkan kesempatan untuk mengajar di Mesjidil Haram.[14] Setelah merasa cukup belajar di Mekah ia bermaksud melanjutkan belajar ke Mesir, sebelum ke Mesir ia singgah di Madinah dan tinggal di rumah Syekh Abdul Karim Samman seorang ulama di bidang tasawuf. Di tempat ini ia memperdalam tasawuf sampai mendapatkan ijazah dan memperoleh kedudukan sebagai khalifah. Saat itu di Madinah baru saja kedatangan seorang guru besar dari Mesir yaitu syekh Muhammad Sulaiman al-Kurdi yang mengajar di Mesjid Nabawi, ia belajar dengan beliau bersama murid-murid yang lain. Dalam pandangan al-Kurdi , al-Banjari merupakan murid yang cerdas sehingga al-Kurdi memberikan apresiasi kepadanya dengan memintanya untuk duduk di tengah-tengah bersama-sama dengan al-Kurdi sementara murid-murid yang lain duduk mengelilinginya. Setelah kurang dari lima tahun belajar di Mekah ia meminta izin untuk pergi ke Mesir namun al-Kurdi kurang setuju dan menganjurkannya supaya ia kembali ke tanah air dan al-Kurdi menyatakan bahwa ilmu yang diperolehnya selama belajar di Haramayn sudah sangat memadai untuk dikembangkan. Dan pada tahun 1186H/1772M ia kembali ke tanah air.[15] Dalam perjalanan pulang al-Banjari singgah di Pulau Penyegat , Riau dan di tempat ini beliau sempat memberikan pengajaran, kemudian ia berangkat ke Betawi dan menjadi tamu ‘Abdurrahman al- Mashri yang juga seorang ulama dan baru saja pulang dari tanah suci. Selama di Betawi al-Banjari mengelilingi masjid-masjid yang ada di sana dan juga memperbaiki arah kiblat beberapa mesjid, karena beliau memang terkenal dengan kepandaiannya di bidang ilmu falak, masjid-masjid tersebut antara lain: masjid Luar Batang, Masjid Pekojan dan Masjid Jembatan Lima. Setelah dua bulan di Betawi al-Banjari kemabali ke Banjar dan sampai di sana pada bulan Ramadhan 1186H bertepatan dengan bulan Desember 1772 M.[16]C. Tujuan dan Fungsinya Dalam Dunia IntelektualMasyarakat Muslim klasik yang melakukan rihlah ‘ilmiyyah pada priode klasik tidak dibatasi oleh adanya sistem kewarganegaraan (citizenship) sehingga mereka bebas melakukan rihlah ilmiyyah dengan menjelajahi berbagai negara tanpa terikat dengan kewajiban mengurus paspor atau visa. Namun demikian tujuan rihlah sebenarnya cukup beragam sesuai dengan perkembangan masyarakat. Diantaranya adalah untuk melaksanakan ibadah haji, berdagang dan menuntut ilmu, bertualang untuk mengembangkan jasmani dan mental dan sebagainya. Beberapa tujuan dari rihlah ‘ilmiyyah adalah :1. Pada masa Rasulullah rihlah bertujuan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang hadis dan Alquran serta untuk belajar tentang hukum langsung dari Nabi Saw.2. Pada masa sahabat dan tabi’iin tujuan rihlah ilmiyyah lebih dititik beratkan untuk mencari sanad hadis yang shahih dari sahabat yang memiliki nilai ketsiqahannya dalam meriwayatkan hadis.3. setelah ilmu hadis dibukukan maka lawatan ilmiah lebih ditujukan untuk mencari guru ataupun mendengar hadis untuk selanjutnya diperbincangkan ataupun didiskusikan.4. selain mencari ilmu, lawatan ilmiah juga bertujuan untuk memberikan pengajaran seperti Fasarqi ibn al-Quthami seorang yang memiliki keahlian dalam bidang sastra dan mengetahui ilmu tentang geneologi (nasab) diundang oleh Abu Ja’far al- Manshur untuk mengajarkan anaknya Al- Mahdi tentang Adab.[17]5. Imam Syafi’I mengatakan bahwa tujuan rihlah ilmiyyah adalah tafaqquh fi din [18]Fungsi rihlah ilmiyyah:Diantara fungsi rihlah ‘ilmiyyah adalah : F Memperluas wawasan yaitu dengan rihlah ‘ilmiyyah seseorang dapat memperoleh pengalaman-pengalaman baru. Pengalaman ini adakalanya untuk mendengarkan ilmu pengetahuan dari guru-guru juga untuk mengadakan penelitian sendiri, mereka mengumpulkan bahan-bahan ilmu bukan dari buku-buku atau dari lisan guru mereka melainkan dari penyelidikan dan pembahasan mereka sendiri. Melakukan rihlah ‘ilmyyaah ke beberapa negeri untuk selanjutnya mencatat apa-apa yang dilihatnya dan selanjutnya dibukukan apa yang telah diselidikinya. Dan buku-buku tersebut menjadi sumber yang asli yang dapat dipertanggung jawabkan.[19]F Mencari seorang guru yang berkualitas. Pada zaman klasik para pelajar pergi melakukan rihlah ‘ilmiyyah manakala dia mendengar bahwa di suatu kota terdapat seorang guru yang baik di bidang kajian yang ditekuninya. Terkadang seorang penuntut ilmu yang telah dinyatakan tamat dari bimbingan seorang guru, direkomendasikan untuk melanjutkan perjalanannya di bawah bimbingan seorang guru lain yang lebih otoritatif (seringkali guru atau teman dari guru pertama). Mengikuti rekomendasi semacam ini, seorang penuntut ilmu kerap harus melakukan rihlah ‘ilmiyyah. Dalam pendidiakan klasik, jumlah dan kaliber guru seseorang sangat diperhitungkan, biasanya melebihi apresiasi orang terhadap lembaga tempat seseorang menjalani pendidikannya. Lawatan ilmiyyah ini dilakukan untuk menambah kesempurnaan pengetahuannya.[20]F Sebagai upaya penyebaran ilmu pengetahuan. Rihlah ‘ilmiyyah berperan besar dalam proses penyebaran informasi dalam tradisi intelektual Muslim klasik. Perpindahan para ulama dari satu tempat ke tempat lain secara otomatis berarti pula penyebaran ilmu pengetahuan. [21][1] Louis Ma’luf , Munjid[2] QS. Al-Quraisy, ayat : 2[3] QS.an-Nisa , ayat: 97.[4] Louis Ma’luf ,[5] Umar Ridha kahhalah, dirasaat al- Ijtima’iyyah fi al-‘ushur al-Islamiyyah,(dimasyq: 1973), h.54.[6] Ibn Khaldun, Muqaddimah ibn Khaldun, Juz: 2, h.285.[7] ‘Abd al-Muhsin al-‘Ibaad, Imam al-Bukhari wakitabuhu jami’ash-Shahih, Juz: 1, h. 3.[8] Az-Zirkli, Al-‘Alaam Qamus Tarajim li Asyhur ar-Rijal min al-‘Arb wa al-Musta‘ribiin wa al-Mustasyriqin, Vol.I, (Beirut: Dar al-Kutub ‘Ilmiyyah, 1987), h.44.[9] Muhammad Idris asy-Syafi’I, al-Umm, Juz: 1, h.7.[10] Abu Faraj ibn al-Jauzi, Al-Muntazam:Fi Tarikh al- Muluk wa al-Umam, Vol.I, (Haydarabad: Da’irah al-Maariif, 1983), h.26.[11] Mehdi Nakoosteen, Kontribusi ….[12] Azyumardi azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulaun Nusantara abad ke-17 dan ke-18, (Prenada Mulia: 2004, 230-231.[13] Keberangkatanannya ke Banjar adalah atas anjuran sultan Tahlilillah. Di bawah patronasenya juga al-Banjari diberikannya rumah sebagai tempat tinggalnya selama belajar di Mekah yang terletak di daerah Syamiah yang dikenal dengan Berhat Banjar. Abu Daudi: Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, (Dalampagar: npb, 1991)h.2-3.[14] Abu Daudi, ibid, h.25-27.[15] H.A.Gazali Usman, Kerajaan Banjar: Sejarah Perkembangan Politik, Ekonomi, Perdagangan dan Agama Islam Banjarmasin : Badan Penerbit Universitas Lambung Mangkurat , 1994, h.[16] Abu Daudi, h. 33-34.[17] Umar Ridha kahhalah, dirasaat al- Ijtima’iyyah fi al-‘ushur al-Islamiyyah,(dimasyq: 1973), h.45.[18] Muhammad Idris asy-Syafi’I, al-Umm, Juz: 1, h.8.[19] Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, (Hidakarya Agung: Jakarta, 1992), h.125.[20] Hasan Asari, Menguak Sejarah Mencari ‘Ibrah, (Citapustaka Media: Bandung, 2006), h.208.[21] J. Pedersen, Fajar Intelektualisme Islam Buku dan Sejarah Penyebaran Informasi di Dunia Arab, terj. Yuliani Lipuo (bandung: Mizan, 1996), h.36.

Eight wisdom from al-Hukama'

DELAPAN PENGETAHUAN DARI SEORANG AHLI HIKMAHFatma YuliaImam al-Ghazali dalam kitab yang berjudul anakku menceritakan sebuah persahabatan dua orang yaitu Syakik yang berasal dari Balkh dengan Hatim seorang yang tuli. Suatu hari Syakik bertanya kepada Hatim : “ engkau telah menjadi temanku selama tiga puluh tahun, apakah yang telah engkau peroleh selama tiga puluh tahun tersebut? Hatim menjawab bahwa aku telah memperoleh delapan pengetahuan yang bermanfaat untukku dan dengan pengetahuan tersebut aku berharap memperoleh keselamatan. Selanjutnya Hatim menjelaskan bahwa ke delapan pengetahuan itu adalah :Pengetahuan pertama: aku telah memperhatikan manusia, dan setiap orang memiliki teman dan kekasih ada teman yang menemaninya ketika sakit dan ada yang menemaninya ketika berada di tepi kubur. Kemudian teman itu akan meninggalkannya sehingga ia hanya tinggal sendiri dan tidak seorang pun yang menemaninya masuk ke dalam kubur. Aku merenungkan tentang hal tersebut dan berkata kepada diri sendiri, “ Teman terbaik manusia adalah yang mengikutinya ketika berada di kubur. Aku tidak menemukan teman yang baik tersebut kecuali kebaikan yang telah aku pilih menjadi teman aku sehingga dapat menjadi cahaya dan teman di dalam kubur yang tidak menyusahkan aku.Pengetahuan kedua, aku melihat manusia mengikuti hawa nafsunya dan selalu memuaskan hasratnya, kemudian aku merenungkan Firman Allah : “ orang yang takut kepada Tuhannya Yang Maha Agung dan ia menahan diri dari hawa nafsunya, sesungguhnya ia akan memperoleh surga sebagai tempat kediamannya.” (QS : 7: 40-41). Aku menyadari bahwa Alquran mengandung kebenaran yang hakiki, sehingga aku mempersiapkan diri untk menentang hawa nafsu. Aku selalu berjaga-jaga untuk berperang dengannya sampai ia dengan suka rela tunduk kepada perintah Allah.Pengetahuan ketiga, aku melihat betapa semua orang berusaha untuk mengumpulkan harta benda dunia untuk disimpan dan digenggam dalam tangannya. Kemudian aku merenungkan firman Allah : “ segala sesuatu yang menyertaimu akan musnah , dan hanya Allah yang kekal abadi” (QS: 55: 26-27). Kemudian setelah itu aku tidak lagi bernafsu kepada dunia dan menghadapkan diri kepada Allah yang Maha kekal. Lalu aku membagi-bagikan kekayaanku kepada orang-orang miskin sehingga mereka dapat beribadah kepada Allah yang Maha kaya.Pengetahuan keempat, aku melihat seseorang yang percaya bahwa karakter dan derajat ditentukan oleh kelompok manusia dan etnis yang mereka banggakan. Yang lain percaya bahwa karakter dan derajat tergantung pada kekayaan dan kedudukan serta jumlah anak yang mereka anggap sebagai harta, sebahagian ada yang mempercayai bahwa derajat yang tinggi itu berasal dari keturunan. Nilai yang mulia disisi Allah adalah ketaqwaan manusia dan kedekatan kepadanya ,sehingga aku memilih untuk dekat kepada Allah. Aku percaya bahwa Alquran adalah kebenaran dan bahwa pendapat serta angan-angan manusia tiada berguna dan kelak akan musnah.Pengetahuan kelima, aku melihat semua orang saling mengecam dan memeras orang lain yang muncul karena iri hati terhadap orang lain. Lalu aku merenungkan Firman Allah : “ Kami telah membagikan rezeki di antara mereka dalam kehidupan dunia ini.” (QS:17: 31) Kemudian aku menyadari bahwa pemberian Allah berasal dari keabadian, sehingga aku tidak merasa iri kepada siapapun dan puas dengan pemberian Allah yang Maha Tinggi.Pengetahuan keenam, aku melihat orang-orang bermusuhan karena berbagai sebab dan maksud. Lalu aku merenungkan Firman Allah : “ Syaithan adalah musuhmu maka jauhilah dia” (QS: al-Maidah: 90). Kemudian aku menyadari bahwa aku tidak boleh bermusuhan kepada siapapun kecuali kepada syaithan.Pengetahuan ketujuh, aku melihat orang-orang berusaha keras untuk mencari makan dan nafkah sehingga ia terjerumus ke dalam godaan dan melakukan hal-hal yang dilarang, menghinakan dan merendahkan diri sendiri. Lalu aku merenungkan Firman Allah : “ Tak seekorpun binatang dibumi ini yang makananannya tidak dijamin oleh Allah (QS: Hud : 6) Kemudian aku pun menyadari bahwa makanan aku yang memberi dan menjamin adalah Allah sehingga aku mencurahkan diri untuk beribadah kepadaNya dan mengabaikan seluruh keinginan yang tidak berasal daripadaNya.Pengetahuan kedelapan, aku melihat setiap orang bergantung kepada makhluk ada yang bergantung kepada dunia dan uang ada yang bergantung kepada emas dan kekayaan dan sebagainya. Lalu aku merenungkan Firman Allah “ Siapa saja yang bergantung kepada Allah , Dia akan mencukupinya, karena Allah akan memberikan apa yang diinginkannya dan Allah akan berkuasa atas segala sesuatu.” (QS: 65: 3). Bertakwalah kepada Allah , Dia tidak akan menelantarkanmu, Allah akan memberikan pahala kepadamu.Wallahu’alam

Buku adalah jendela dunia

BUKU ADALAH JENDELA DUNIA DENGANNYA SEOLAH KITA JELAJAHI DUNIA INI. BERSAMANYA KITA RAIH ILMU-ILMU PENGETAHUAN”“Buku adalah jendela dunia dan membaca adalah kuncinya”, demikian pepatah ini begitu mendunia. sebuah rangkaian kata yang telah melewat dalam telinga masyarakat dunia. Sebuah kalimat yang apabila di kaji lebih dalam akan menemukan makna yang tepat terkait dengan pentingnya aktifitas ini bagi kemajuan sebuah peradaban. sebuah realita bahwa tradisi membaca dikalangan masyarakat Indonesia sampai saat ini masih sangat rendah, terutama untuk masyarakat Indonesia yang notabene berpendidikan rendah. simak beberapa fakta berikut ini:Berdasarkan data yang diberikan Mendiknas, ada lebih dari 200 juta penduduk Indonesia yang melek huruf. Tapi presentase akses masyarakat terhadap Koran hanya 2,8 persen?Tahun 1999 saja , rasio jumlah penduduk dengan surat kabar: Indonesia hanya 1 : 43-satu surat kabar dibaca oleh 43 orang, bandingkan dengan Malaysia (1 : 8,1), Jepang (1 : 1,74), serta lndia (1: 38,14). Negara maju 513 judul buku per satu juta penduduk (Daniel Dhakidae, 1997;187). Dari data statistik di atas dapat kita temui sebuah kenyataan bahwa melek huruf yang tinggi ternyata tidak selalu diikuti dengan bertambahnya jumlah buku dan media teks lainnya. Termasuk kebiasaan membaca buku. Berdasarkan survei yang dilakukan Taufiq Ismail terhadap pengajaran sastra dan mengarang di SMU beberapa negara: Setiap tahun di Amerika, siswa ditugasi membaca novel sastra sebanyak 32 judul, Belanda 30 judul, Prancis 20 judul, Jerman 22 judul, Jepang 15 judul, Kanada 13 judul, Singapura 6 judul, Brunei 7 judul, Thailand 5 judul, sedangkan di Indonesia 0 (nol) judul.Sekolah Dasar yang memiliki perpustakaan hanya sekitar 1 persen, sedangkan SLTP dan SLTA sekitar 54 persen. (Adkhilni, 2004). Pantas saja kalau UNDP (2003) menempatkan minat baca masyarakat Indonesia di urutan ke-39, dari 41 negara yang disurvei. Goenawan Mohamad mengibaratkan bangsa ini telah melangkah terlalu lebar, dari dunia visual wayang menuju dunia visual televisi. Sementara dunia baca terlewatkan. Miskin referensi dan literasi (bacaan).Jumlah buku baru yang diterbitkan pun hanya 0,0009 persen dari total penduduk yang artinya 9 judul buku baru untuk setiap sejuta penduduk. Rata-rata negara berkembang 55 per satu juta penduduk. (www.suaramerdeka.com, 26 Desember 2005) Nah, fakta miris semakin terkuak. hal ini menjadi PR bagi kita semua, khususnya Pemerintah. Bagaimana caranya agar minimal masyarakat Indonesia tidak buta huruf. setelah pemerintah mampu memberantas buta aksara, langkah selanjutnya mengkampanyekan tradisi gemar membaca, bukan malah sebaliknya. Saya tidak akan membahas hal itu terlalu jauh, Fokus saya disini adalah bagaimana caranya agar kita , masyarakat Indonesia memiliki sikap gemar membaca buku. sebenarnya sudak banyak buku yang memberikan trik-trik atau kiat-kiat khusus untuk menumbuhkan minat baca itu sendiri. dan sejatinya tulisan ini adalah bagian dari tujuan penulisan buku tersebut.Ada banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh dari aktifitas membaca itu sendiri, salah satunya adalah semakin bertambahnya ilmu pengetahuan yang kita dapat. disamping itu membaca juga menjadi salah satu alat yang jitu untuk menghilangkan stress atau paling tidak rasa jenuh setelah sekian hari bergelut dengan dunia kerja. Dengan membaca, rasa jenuh, letih atau tekanan-tekanan yang membuat otak bekerja ekstra seolah lenyap oleh ramuan membaca. Dalam membaca yang tujuan utamanya untuk menghilangkan kejenuhan, maka harus disesuaikan dengan jenis bacaan, baik yang berbobot atau sebaliknya. Untuk tujuan ini, jenis bacaan yang dibutuhkan adalah bacaan yang ringan, dalam arti dapat menghibur pembaca serta membawa pembaca seolah ikut terlibat dalam kehidupan cerita tersebut. Sehingga, cerpen, novel, infotainment atau majalah, yang dalam memahami bacaaan itu tidak terlalu sulit, mudah dicerna oleh akal merupakan bacaan yang tepat dan bersifat menghibur. Dengan sering membaca seseorang dapat mengambil manfaat dari pengalaman orang lain, seperti mencontoh kearifan orang bijaksana dan kecerdasan para sarjana. Keyakinan seseorang akan bertambah ketika dia membaca buku-buku yang bermanfaat, terutama buku-buku yang ditulis oleh penuli-penulis muslim yang saleh. Buku adalah penyampai ceramah terbaik dan ia mempunyai pengaruh kuat untuk menuntun seseorang menuju kebaikan dan menjauhkannya dari kejahatan,Selain itu, membaca juga mempunyai manfaat penting dalam kaitannya dengan peningkatan mutu sumber daya manusia. Dengan gemar membaca, terutama tentang ilmu-ilmu pengetahuan baik alam maupun sosial, maka akan diperoleh berbagai informasi dan pengetahuan yang belum kita ketahui sebelumnya. Sehingga kita tidak tertinggal dari negara-neraga lain. para peraih medali olimpiade sains international adalah siswa-siswa yang kesehariannya berkutat dengan buku. buku apa saja, yang penting otak tidak pernah berhenti terlalu lama dari membaca. Membaca merupakan aktivitas yang mudah sebenarnya, namun begitu sulit untuk meluangkan waktu untuk melaksanakannya. Apalagi, di era globalisasi ini, yang dipenuhi oleh teknologi-teknologi canggih, sehingga membaca tidak lagi menjadi sebuah rutinitas hidup melainkan kerjaan sampingan saja. mungkin itu pulalah salah satu penyebab rendahnya sumber daya manusia Indonesia. Ketidakgemaran membaca membuat kita terasa amat kecil, dunia terasa sempit dikarenakan sedikitnya informasi yang kita peroleh. Padahal,informasi dan ilmu pengetahuan dari waktu ke waktu semakin lama semakin bertambah pesat. Bagaimana dengan kita manusia Indonesia? Akankah kita akan tertinggal jauh dari perkembangan zaman? Kita sebagai manusia, yang diberi akal yang lebih baik dibanding makhluk lain seharusnya mampu menelaah lebih dalam tentang ilmu pengetahuan yang tak pernah habis walaupun kita menggalinya. Dan membaca adalah salah satu sarana untuk mencapai itu semua. Sekarang, tinggal bagaimana cara kita untuk menumbuhkan sikap gemar membaca dimanapun kita berada.Nah, berikut ini beberapa tips atau boleh dikata kiat-kiat yang diberikan oleh kang Hernowo dalam buku Best Seller-nya “Mengingat Makna”.Langkah awal yang harus dilakukan adalah dengan mengubah paradigma (cara pandang) kita dalam memandang buku. Menurut beliau Buku sama saja dengan makanan yaitu makanan untuk ruhani kita. Ini sangat penting dalam rangka memasuki dunia buku. Bayangkan apabila jasmani kita tidak diberi makanan-makanan berigizi. Apa yang akan terjadi? Tubuh kita akan lemas, otomatis akan mempengaruhi aktivitas kita sehari-hari. Begitu pula dengan ruhani kita. Buku adalah salah satu jenis “makanan ruhani” kita yang sangat bergizi, lewat paradigma baru membaca buku dengan menganggap buku sebagai makanan kesukaan kita, sehingga kita dapat memperlakukan buku layaknya makanan tersebut. Maka langkah awal telah selesai. Dilanjutkan dengan mengenali atau melakukan pengenalan dengan buku yang akan kita baca. Bisa dengan mengetahui pengarangnya dahulu atau intisari dari bacaan tersebut. Mintalah kepada seseorang untuk menunjukkan lebih dulu hal-hal menarik yang ada pada buku itu. Langkah terakhir, dapat dilakukan dengan membaca sambil makan-makanan ringan atau dalam istilah “ngemil” ini dimaksudkan supaya pikiran tidak terlalu menegang dan tetap rileks dengan isi bacaan. Apabila kita sudah mengubah paradigma membaca buku seperti di atas dan telah memahami manfaat membaca buku, cobalah membaca buku-buku yang memiliki bobot lebih tinggi. Buku-buku ilmiah adalah contoh paling mudah. Seorang intelektuali bernama dave Meier dalam bukunya yang berjudul, The Accelerated Learning Handbook, mengemukakan beberapa cara mudah dalam membaca buku. Meier menamai tips-tips ini “Metode Belajar Gaya SAVI”Pertama, membaca secara somatis (bersifat refe/tubuh). Ini berarti bahwa, pada saat kita membaca, mencoba untuk tidak hanya duduk boleh dengan berdiri atau berjalan-jalan saat membaca. Gerakkan tangan, kaki dan kepala, setelah itu baca kembali. Kedua, membaca secara auditori (bunyi), cobalah sesekali membaca dengan menyuarakan apa yang kita baca, lebih-lebih apabila ada istilah yang sulit kita pahami. Karena dengan demikian itu, telinga kita akan membantu mencernanya. Ketiga, membaca secara visual (gambar). Ini berkaitan dengan kemampuan kita yang bernama imajinasi atau kekuatan membayangkan. Dengan menggambarkan atau membayangkan sebuah konsep, Insya Allah juga akan mempercepat pemahaman. Keempat, membaca secara intelektual (merenungkan). Ini juga berkaitan dengan kemampuan luar biasa yang kita miliki, kita perlu jeda atau berhenti sejenak setelah membaca, sehingga kita akan dengan mudah menuangkan atau menceritakan kembali apa-apa yang kita baca. Semoga dengan sedikit goresan tinta ini dapat kita peroleh manfaat yang besar. Dan semakin menumbuhkan semangat kita akan membaca agar semakin bertambah ilmu dan kita pun bisa menatap masa depan dengan penuh percaya diri. Insyaallah. “Jadikanlah diri kita sebagai seorang yang haus akan ilmu pengetahuan, raihlah dunia dengan membaca, membaca dan membaca!”

اللهم اهدنا الى الصراط المستقيم

TUNJUKKANLAH KAMI JALAN YANG LURUS
Fatma Yulia, MA
Dalam sehari kita mungkin berulang-ulang kali memanjatkan doa kepada Allah agar kita selalu diberi petunjuk. Dalam sholat melalui surat fatihah kita memohon kepada Allah agar diberikan petunjuk kepada jalan yang lurus (jalan yang selalu istiqomah) dalam beramal . Ihdinashshiraathal mustaqiim, "Ya Allah tunjukkanlah kami jalan yang lurus", demikian kita mengucapkan doa ini, paling tidak 17 kali dalam sehari, begitu juga dalam duduk antara dua sujud kita kembali lagi memohon kepada Allah untuk diberi petunjuk disertai dengan ampunan, selanjutnya ketika membaca doa qunut permohonan meminta petunjuk kembali kita panjatkan kepada Allah, bahkan membaca doa selesai sholat pun kita tetap meminta petunjuk kepada Allah. Begitu pentingnya petunjuk dari Allah ini kita harapkan sehingga permohonannya juga disebutkan secara berulang-ulang dan tanpa bosan-bosannya. Namun Allah Swt Maha pemberi petunjuk tidak pernah bosan mendengar doa dari hamba-hambaNya bahkan dengan penuh Rahman dan RahimNya memperkenankan doa hamba-hambaNya tersebut. Ada apakah di balik munajat yang kita panjatkan ini? bukankah jalan yang lurus sudah jelas bagi kita, yakni agama Islam, dan kita semua Alhamdulillah sudah menjadi seorang muslim? Menurut syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah Kalimat "Berilah kami petunjuk" yang dalam do'a mengandung makna yang sangat luas. Doa tersebut bukan hanya permohonan petunjuk saja, tetapi juga permohonan agar mampu untuk melaksanakan petunjuk tersebut. Makna do'a itu adalah sebagai berikut, "Tunjukkanlah kami ya Allah kepada kebenaran dan mudahkanlah bagi kami untuk menjalankan kebenaran itu." Petunjuk yang sempurna lagi bermanfaat adalah petunjuk yang di dalamnya terdapat perpaduan antara ilmu dan amal. Petunjuk yang tidak diiringi dengan amal/perbuatan, maka akan sia-sia, bahkan menyesatkan. Karena setiap orang yang tidak mengamalkan ilmu yang telah ia miliki, maka ilmunya itu justru akan berbalik menjadi bencana bagi dirinya sendiri. Sebagai contoh tentang petunjuk berupa ilmu pengetahuan yang tidak dibarengi dengan amal perbuatan adalah sebagaimana yang diperumpamakan Allah dalam Alquran :“Dan adapun kaum Tsamud, Maka mereka Telah kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) daripada petunjuk, Maka mereka disambar petir azab yang menghinakan disebabkan apa yang Telah mereka kerjakan.” (QS.41: 17).Dari ayat tersebut di atas "Mereka telah Kami beri petunjuk" mengandung maksud bahwa Allah telah memberi penerangan bagi mereka akan suatu jalan dan telah Ia karuniakan bagi mereka itu ilmu pengetahuan, akan tetapi mereka berbuat yang sebaliknya yaitu seperti yang termuat pada kalimat berikutnya, yang artinya, "Tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) daripada petunjuk itu". Adapun petunjuk yang berupa ilmu dan penerangan guna menggapai kebenaran adalah seperti yang telah dicontohkan di dalam firman Allah yang ditujukan kepada Nabi-Nya : "Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus". (QS. Asy-Syuuraa. 42: 52) "Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk" pada rentetan kata ayat di atas memiliki penjabaran makna sebagai berikut, "Kamu (wahai Muhammad) memberi petunjuk, penerangan, dan pengajaran kepada manusia menuju jalan yang lurus. Sedangkan contoh dari petunjuk yang bermakna taufiq adalah yang biasa diucapkan oleh orang-orang yang sedang melaksanakan shalat, artinya, "Tunjukilah kami jalan yang lurus". (QS. Al-Fatihah:6).Maka di saat kita mengucapkan, "Tunjukilah kami jalan yang lurus", maka apakah kita memohon kepada Allah suatu karunia ilmu tanpa amal ? Ataukah mungkin sebaliknya suatu amalan tanpa didasari oleh ilmu ? Atau mungkin yang ketiga ini yaitu karunia ilmu berserta amal ? Bagi setiap insan jika ia memohon kepada Allah, "Tunjukilah kami jalan yang lurus", seharusnya menghadirkan jiwanya bahwa ia sedang meminta kepada Allah karunia ilmu dan amal/perbuatan, maka ilmu itulah yang bertindak sebagai petunjuk, sedang amal/perbuatan itulah yang dimaksudkan sebagai taufiq. Sehingga di sini dapat dikatakan bahwa Firman Allah , "Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus" yang ditujukan kepada Rasulullah ini merupakan petunjuk berupa penerangan dan penjelasan saja, sedangkan makna petunjuk pada surat al-Qashash ayat 56, "Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi" , mengandung makna bahwa pada ayat ini petunjuk taufiq berupa amal perbuatan. Maka Rasulullah Saw tidak bisa memberi petunjuk taufiq kepada seseorang guna melakukan amal shalih selamanya. Jika memang Beliau mampu, niscaya Beliau akan dapat memberi petunjuk kepada paman beliau Abu Thalib, yang mana Beliau telah mengusahakannya sampai Beliau bersabda kepada pamannya itu di saat-saat menjelang kematiannya, "Wahai paman, katakan LaaIlaah Illallah suatu kalimat yang aku akan berhujjah bagimu dengan kalimat itu di sisi Allah”. Namun apa boleh buat apabila telah mendahuluinya suatu kalimat atau ketetapan dari Allah bahwa ia merupakan penghuni neraka maka ia pun tidak mengucapkan untaian kalimat syahadatain bahkan pernyataan akhirnya mengindikasikan bahwa ia masih memeluk agama nenek moyangnya. Meskipun begitu yang terjadi, tapi Allah mengizinkan Rasulullah Saw untuk memberikan syafaat bagi pamannya itu bukan lantaran ia adalah masih pamannya sendiri, namun tiada lain karena ia telah bertindak melindungi Nabi dan Agama Islam. Dalam doa qunut petikan doa untuk diberikan petunjuk kita ucapkan "Ya Allah berilah kami petunjuk sebagaimana orang yang telah Engkau beri petunjuk." Maka pada hakikatnya kita meminta dua macam petunjuk yaitu petunjuk berupa ilmu dan petunjuk berupa amal/perbuatan. Adapun ungkapan, "Sebagaimana mereka yang telah Engkau beri petunjuk", maka apa maksud dari ungkapan ini? Padahal kalau mau menyingkatnya dengan, "Ya Allah berilah petunjuk kepada kami" sudah tersirat maksud dari permohonan do'a itu, namun mengapa harus disertai "sebagaimana orang yang telah Engkau beri petunjuk", yaitu agar kalimat itu menjadi bagian dari "tawassul"(perantara) untuk mendapatkan kenikmatan-kenikmatan yang Allah berikan kepada mereka yang telah memperoleh petunjuk-Nya agar Ia melimpahkannya juga kepada kita melalui petunjuk tersebut. Dengan arti lain sesungguhnya kami memohon kepada-Mu ya Allah suatu petunjuk karena itu merupakan sebesar-besar rahmat, kebijaksanaan, serta keutamaan-Mu, maka sesungguhnya Engkau yang telah memberikan petunjuk kepada seluruh insan, maka berilah petunjuk kepada kami sebagaimana mereka yang telah Engkau beri petunjuk.Oleh karena itu seorang muslim tidak akan pernah merasa bosan untuk selalu minta hidayah (petunjuk) kepada Allah baik petunjuk berupa ilmu (hidayah irsyad) dan petunjuk untuk melaksanakan ilmu tersebut (hidayah taufiq). Sebab kalau kita bertanya pada diri kita, "Apakah kita mengetahui seluruh ilmu dan kebaikan tanpa kecuali, maka tentu dengan jujur kita akan menjawab tidak, apalagi kalau ditanya apakah kita sudah megerjakan seluruh ilmu dan kebaikan tersebut tanpa kecuali? Begitu juga kalau kita tanyakan apakah kita mengetahui seluruh keburukan tanpa kecuali tentu kita akan menjawab tidak, dan lebih-lebih kalau ditanya apakah kita mampu menjauhi seluruh keburukan tersebut tanpa kecuali, maka kita semua akan berkata tidak. Ada sebuah doa yang Allah ajarkan kepada kita melalui firman-Nya, "Robbanaa, laa tuzigh quluubanaa ba’da iz hadaitana wahablana mi lladunkarahmatan innaka antal wahhaab…" (Q.S. Ali Imran [3]: 8). (Ya Tuhan kami, jangan jadikan hati ini condong kepada kesesatan sesudah engkau beri petunjuk, dan karuniakan kepada kami rahmat dari sisimu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi Karunia). Demikianlah Allah Maha Pemberi Karunia Hidayah, mengajarkan kepada kita agar senantiasa bermohon kepada-Nya sehingga selalu tertuntun dengan cahaya hidayah dari-Nya. Tidak bisa tidak, doa inilah yang harus senantiasa kita panjatkan di malam-malam hening kita, di setiap getar-getar doa yang meluncur dari bibir kita. Wallahu ‘alam bisshawwab

Sejarah Konseling Dalam Islam

Sejarah Konseling dalam Islam
Konseling Agama dalam Tradisi Islam KlasikMenurut Dr. Kamal Ibrahim Mursi, aktifitas konseling agama yang dijumpai pada zaman klasik Islam dikenal dengan nama hisbah, atau ihtisab, konselornya disebut muhtasib, dan klien dari hisbah tersebut dinamakan muhtasab 'alaih.Pengertian hisbahHisbah menurut pengertian syara' artinya menyuruh orang (klien) untuk melakukan perbuatan baik yang jelas-jelas ia tinggalkan, dan mencegah perbuatan munkar yang jelas-jelas dikerjakan oleh klien (amar ma'ruf nahi munkar) serta mendamaikan klien yang bermusuhan. Hisbah merupakan panggilan, oleh karena itu muhtasib melakukannya semata-mata karena Allah, yakni mem¬bantu orang agar dapat mengerjakan hal-hal yang menum¬buhkan kesehatan fisik, mental dan sosial, dan menjauhkan mereka dari perbuatan yang merusak. Panggilan untuk melakukan hisbah didasarkan kepada firman Allah:artinya : Hendaknya ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan men¬cegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung. (Q/3:104)artinya: Tidak ada kebajikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia ) memberi sedekah, atau yang berbuat maíruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar. (Q/4:114)Bentuk amar ma'ruf dalam hisbah ialah menyuruh dan menghendaki kliennya mengerjakan yang ma'ruf, yakni semua hal yang dituntut syara, termasuk perbuatan dan perkataan yang membawa kemaslahatan bagi individu dan masyarakat, yang wajib maupun yang sunat. Sedangkan bentuk nahi munkar dalam hisbah ialah meminta klien menjauhi yang munkar, yakni semua yang dilarang syara`, termasuk perbuatan dan perkataan yang mendatangkan kesulitan bagi pribadi dan masyarakat.Sudah barang tentu hisbah dilakukan dengan prinsip suka sama suka, bersifat sugesti dan introspeksi, sehingga klien menyadari betul manfaat perbuatan ma'ruf dan bahayanya perbuatan munkar, dan dengan itu klien ter¬dorong pada perbuatan baik dan allergi terhadap yang mungkar, kuat motivasi positipnya dan padam motivasi negatipnya.Hisbah juga dilakukan dengan lemah lembut.Nabi pernah mencontohkan bagaimana menanamkan suatu pengertian kepada orang yang memang belum memiliki pengertian tentang suatu kebaikan dan kemunkaran.artinya: Seorang pemuda mendatangi Rasul dan bertanya secara lantang di hadapan orang banyak; Wahai Nabi Allah, apakah engkau dapat mengizinkan aku untuk berzina? Mendengar pertanyaan yang tidak sopan itu orang-orang ribut mau memukulinya, tetapi Nabi segera melarang dan memanggil, Bawalah pemuda itu dekat-dekat padaku. Setelah pemuda itu duduk di dekat Nabi, maka Nabi dengan santun bertanya kepada pemuda itu: Bagaimana jika ada orang yang akan menzinahi ibumu? Demi Allah aku tidak akan membiarkannya, kata pemuda itu. Nabipun meneruskan, nah begitu pula orang tidak akan membiarkan hal itu terjadi pada ibu mereka. Bagaimana jika terhadap anak perempuanmu? Tidak, demi Allah, aku tidak akan membiar¬kannya, kata pemuda itu. Nabi melanjutkan, bagaimana jika terhadap saudara perempuanmu? Tidak juga, ya Rasul, Demi Alah aku tidak akan membiarkannya, kata si pemuda. Nabi meneruskan, Nah begitu juga orang tidak akan membiarkan putrinya atau saudara perem¬puanya atau bibinya dizinahi. Nabi kemudian meletakkan tangannya ke dada pemuda itu sambil berdoa; Ya Allah bersihkanlah hati pemuda ini, ampunilah dosanya dan jagalah kemaluannya. (H.R. Ahmad dari Abu Umamah)Menurut parawi hadis tersebut, sejak peristiwa itu sang pemuda tidak lagi menengok kiri kanan untuk berbuat zina. Dalam hadis itu jelas digambarkan bahwa dalam mengha¬dapi pemuda itu Nabi tidak menempatkan diri sebagai subyek yang melarang atau memberi nasehat, tetapi hanya mengantar sang pemuda untuk berfikir jernih tentang im¬plikasi zina bagai orang lain, dan selanjutnya sang pemuda itulah yang harus menjadi subyek dirinya untuk memu¬tuskan sendiri apa yang terbaik bagi dirinya. Secara psi¬kologis, manusia memang satu-satunya makhluk yang bisa menjadi subyek dan obyek sekaligus. Tentang hukum hisbah, para fuqaha berbeda pendapat antara fardlu 'ain dan fardlu kifayah. Yang pertama men¬dasarkan pendapatnya pada firman Allah:artinya: Orang-orang mukmin, laki dan perempuan, yang satu dengan lainnya adalah kekasih dan orang kepercayaannya, mereka selalu beramar makruf dan nahi munkar. (Al Taubah, 71)artinya: Demi masa. Sesunguhnya manusia senantiasa merugi, kecuali orang yang beriman, bermalal saleh dan saling berwasiat tentang kebenaran dan kesabaran. (Q/103: 1-3)Yang berpendapat hukumnya fardlu kifayah menda¬sarkan pendapatnya pada ayat al Qur'an:artinya: Hendaknya ada diantara kalian sekelompok orang yang bekerja mengajak kebaikan, menyuruh yang ma'ruf dan mencegah kemunkaran, merekalah orangorang yang beruntung. (Ali Imran 104). Khalifah Umar bin al Khattab adalah orang pertama yang mengatur pelaksanaan hisbah sebagai suatu sistem dengan merekrut dan mengorganisir muhtasib (konselor) dan kemudian menugaskan mereka ke segala pelosok kaum muslimin guna membantu orang-orang yang bermasalah. Khalifah berikutnya juga meneruskan kebijaksanaan Umar, sehingga ketika itu jabatan muhtasib menjadi jabatan yang terhormat di mata masyarakat.Menurut Ibnu Khaldun, hisbah itu merupakan tugas keagamaan dalam bidang/amar makruf nahi munkar, yang merupakan kewajiban yang harus dijalankan oleh pe¬merintah.Bentuk-bentuk ihtisab/hisbah ketika itu menurut Ka¬mal Ibrahim Mursi antara lain : (a) Pemberian nasehat (mau'idzah hasanah) secara umum, yakni dilakukan secara perorangan atau kelompok, di masjid, di rumah atau di tempat kerja. Tahap ini sifatnya merupakan langkah prefentip.(b) Bimbingan ringan secara individuilBentuk hisbah ini diberikan kepada orang-orang yang nyata nyata membutuhkan, diminta atau tidak diminta. Obyek bimbingannya bisa menyangkut masalah ke¬agamaan, kerumah tangaan, kepribadian, pekerjaan dsb. Dalam menjalankan hisbah dalam bentuk ini, muhtasib (konselor) berusaha menjumpai muhtasab 'alaihi (klien) berdua saja. Bentuk hisbah ini dilakukan untuk mendorong motivasi klien pada kebaikan, dan mendo¬rongnya alergi terhadap kemunkaran,dan menyadarkannya untuk menerima kenyataan secara ikhlas.(c) Bimbingan berat secara individuil Metode ini dilakukan terhadap orang yang sudah terang terangan menjalankan perbuatan tercela/keji, dan terang-terangan pula tidak mau mengerjakan perbuatan baik, orang yang sudah akrab dengan kejahatan dan allergi terhadap kebaikan. Orang pada tingkat seperti ini biasanya sudah tidak mempan terhadap nasehat-nasehat yang lemah lembut.Kepada orang semacam ini, muhtasib dalam perca¬kapanya sengaja menggunakan kata-kata yang keras seraya mengingatkan resiko yang akan diterimanya di dunia maupun di akhirat, jika tidak mau mengubah perilakunya. Muhtasib dengan memposisikan dirinya sebagai seorang sahabat yang mempunyai kepedulian, secara sengaja mengetuk keras-keras pintu hati klien —semacam schok terapi— agar pintu hatinya bisa terkuak, karena ketukan halus tidak akan pernah didengar atau bahkan ditertawakan.(d) Bimbingan massalMetode ini digunakan dalam kasus pertikaian, yakni bimbingan untuk mendamaikan perselisihan yang sudah terlanjur terbuka, antara buruh dan majikan, peminjam dan yang dipinjami, penjual dan pembeli, perselisihan anak dan ayah, suami dan isteri dsb. Karena persoalannya sudah terbuka maka hisbah yang diberi¬kan juga dilakukan secara terbuka, misalnya dalam forum perdamaian. 22) Sistem hisbah seperti ini berakhir pada akhir masa khalifah Usman bin Affan, selanjutnya pada masa-masa sesudahnya fungsi-fungsi hisbah ini diambil oper oleh aparat pemerintah, dengan nuansa yang berbeda. Pengambil operan hisbah oleh negara nantinya me¬munculkan istilah wilayat al, Hisbah dalam Fiqh al Siyasah/sistim politik Islam seperti yang dibahas oleh al Mawardi dalam al Ahkam as Sulthoniyyah.

Pengertian Sakinah

Ta'rif Sakinah
makna sakinahPenggunaan nama sakinah pasti diambil dari al Qur’an surat 30:21, litaskunu ilaiha, yang artinya bahwa Tuhan menciptakan perjodohan bagi manusia agar yang satu merasa tenteram terhadap yang lain. Dalam bahasa Arab, kata sakinah di dalamnya terkandung arti tenang, terhormat, aman, penuh kasih sayang, mantap dan memperoleh pembelaan.Pengertian ini pula yang dipakai dalam ayat-ayat al Qur’an dan hadis dalam kontek kehidupan manusia. Jadi keluarga sakinah adalah kondisi yang sangat ideal dalam kehidupan keluarga, dan yang ideal biasanya jarang terjadi, oleh karena itu ia tidak terjadi mendadak, tetapi ditopang oleh pilar-pilar yang kokoh, yang memerlukan perjuangan serta butuh waktu serta pengorbanan terlebih dahulu. Keluarga sakinah merupakan subsistem dari sistem sosial menurut al Qur’an, bukan bangunan yang berdiri di atas lahan kosong.21 item sub tema al Qur’an tersebut diatas merupakan landasan dari terbangunnya keluarga sakinah, dan permasalahan sosial seperti yang tersebut dalam item 22-53 diatas selalu berhubungan timbal balik dengan keluarga, mempengaruhi atau dipengaruhi. Uraian tentang konsep keluarga sakinah menurut al Qur’an pastilah kurang memadai, karena Al Qur’an merupakan sumber yang tak pernah kering, oleh karena itu sesunguhnya perlu kajian yang sangat mendalam, tidak sesingkat seperti ini, apa lagi jika diplot dalam sistem sosial dalam kaitannya membangun bangsa. Oleh karena itu, saya ingin membatasi pada simpul-simpul yang bisa mengantar atau menjadi prasyarat tegaknya keluarga sakinah. Hal-hal yang menyangkut pembangunan masyarakatmenurut al Qur’an dibahas dalam bab-bab berikutnya. Di antara simpul-simpul yang dapat mengantar pada keluarga sakinah tersebut adalah:1. Dalam keluarga itu ada mawaddah dan rahmah (Q/30:21). Mawaddah adalah jenis cinta membara, yang menggebu-gebu dan “nggemesi”, sedangkan rahmah adalah jenis cinta yang lembut, siap berkorban dan siap melindungi kepada yang dicintai. Mawaddah saja kurang menjamin kelangsungan rumah tangga, sebaliknya, rahmah, lama kelamaan menumbuhkan mawaddah.2. Hubungan antara suami isteri harus atas dasar saling membutuhkan, seperti pakaian dan yang memakainya (hunna libasun lakum wa antum libasun lahunna, Q/2:187). Fungsi pakaian ada tiga, yaitu (a) menutup aurat, (b) melindungi diridari panas dingin, dan (c) perhiasan. Suami terhadap isteri dan sebaliknya harus menfungsikan diri dalam tiga hal tersebut. Jika isteri mempunyai suatu kekurangan, suami tidak menceriterakan kepada orang lain, begitu juga sebaliknya. Jika isteri sakit, suami segera mencari obat atau membawa ke dokter, begitu juga sebaliknya. Isteri harus selalu tampil membanggakan suami, suami juga harus tampil membanggakan isteri, jangan terbalik di luaran tampil menarik orang banyak, di rumah “nglombrot” menyebalkan.3. Suami isteri dalam bergaulmemperhatikan hal-hal yang secara sosial dianggap patut (ma`ruf), tidak asal benar dan hak, Wa`a syiruhunna bil ma`ruf (Q/4:19). Besarnya mahar, nafkah, cara bergaul dan sebagainya harus memperhatikan nilai-nilai ma`ruf. Hal ini terutama harus diperhatikan oleh suami-isteri yang berasal dari kultur yang menyolok perbedaannya.4. Menurut hadis Nabi, pilar keluarga sakinah itu ada empat (idza aradallohu bi ahli baitin khoiran dst); (a) memiliki kecenderungan kepada agama, (b) yang muda menghormati yang tua dan yang tua menyayangi yang muda, (c) sederhana dalam belanja, (d) santun dalam bergaul dan (e) selalu introspeksi.5. Menurut hadis Nabi juga, empat hal akan menjadi faktor yang mendatangkan kebahagiaan keluarga (arba`un min sa`adat al mar’i), yakni (a) suami / isteri yang setia (saleh/salehah), (b) anak-anak yang berbakti, (c) lingkungan sosialyang sehat , dan (d) dekat rizkinya.

PSikologi Marah

gerakan membaca Alquran
GERAKAN MEMBACA ALQURAN SETIAP HARIPerintah Membaca“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam (tulis baca). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup. Sesungguhnya Hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu),” (QS Al-Alaq [96]: 1-8).Keistimewaan Membaca Alquran “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah dan menunaikan salat dan menginfakkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri,” (QS Fathir [35]: 29-30).Diriwayatkan dari Aisyah r.a. yang menginformasikan bahwa Nabi Muhammad Saw. pernah bersabda, “Orang yang membaca Alquran dengan lancar akan bersama malaikat-malaikat agung, sementara orang yang membaca Alquran dengan tidak lancar akan mendapat dua pahala,” (HR Al-Bukhari dan Muslim).Diriwayatkan dari Abu Musa Al-Asyari r.a. yang menginformasikan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Orang mukmin yang membaca Alquran seperti jambu. Aromanya wangi dan rasanya pun nikmat. Orang mukmin yang tidak membaca Alquran seperti kurma yang tidak ada aromanya, tetapi rasanya manis. Orang munafik yang membaca Alquran adalah seperti daun kemangi. Aromanya wangi, tetapi rasanya pahit. Orang munafik yang tidak membaca Alquran seperti labu pahit, yang tidak punya rasa dan aroma,” (HR Al-Bukhari dan Muslim).Diriwayatkan dari Abu Umamah Al-Bahili yang menginformasikan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Bacalah Alquran, karena nanti Kitab Suci itu akan menjadi pemberi syafaat pada pembacanya di Hari Kiamat,” (HR Muslim). Apa yang Harus Dilakukan dengan Gerakan Ini?Anda bisa mengkhatamkan Alquran selama satu bulan. Caranya, Anda membaca Alquran satu juz sehari dan itu terus Anda lakukan selama satu bulan. Atau, Anda terlalu sibuk untuk itu? Mudah saja. Anda bisa membaca Alquran sebanyak 20 ayat atau dua halaman Alquran (tanpa terjemahan). Dengan begitu, Anda bisa mengkhatamkan Alquran sekali setahun. Usahakan ini bisa Anda lakukan. Karena, ini tidak terlalu sulit.Anda bisa membacanya dari mushaf konvensional atau mushaf yang sudah didigitalkan melalui HP, komputer, atau internet. Dengan begitu, dalam sebulan Anda bisa menghatamkan Alquran. Dan, Anda mempunyai hak untuk mendapatkan doa mustajab setiap kali khatam Alquran. Apa saja yang Anda minta, Allah akan mengabulkannya. Karena, para malaikat juga membantu mendoakan Anda. Rasulullah Saw. pernah bersabda, “Ketika seseorang mengkhatamkan Alquran pada malam, maka para malaikat mendoakannya hingga pagi. Ketika seseorang mengkhatamkan Alquran pada pagi, maka para malaikat mendoakannya hingga sore,” (HR Al-Darimi).Berbagi PahalaUntuk mendapat pahala lebih banyak karena orang mendapat informasi mengikuti amal baik ini, sebarkan informasi ini ke keluarga, saudara, kawan, sahabat, relasi, guru, murid melalui surat, SMS, e-mail, maupun media apa pun juga. Jangan lupa untuk terus ingatkan mereka untuk membaca Alquran setidaknya satu juz sehari.

Uhibbuka Hubbain

MENCINTAI DENGAN DUA CINTA
أحبك حبينAKU CINTAKAN MU DUA KECINTAAN(Lagu ini adalah qasidah terkenal Rabiah al Adawiah berkisah tentang cinta Ilahi)عرفت الهوى مذ عرفت هــواك * وأغلقت قلبى عمن عــداكAku mengenali cinta sejak aku mengenali cintaMU,aku tutup hatiku untuk yang lain dariMUوقمت أناجيك يا من تـــرى * خفايا القلوب ولســنا نراكAku bangun bermunajat kepada MU, wahai Yang Maha melihat,yang tersembunyi dihati sedangkan kami tidak melihat ENGKAUأحبك حبين.... حــب الهوى * وحبا لأنك أهــــل لذاكAku cintakan Mu karena 2 kecintaan, cinta karena cinta itu sendiri,dan cinta karena ENGKAU memang perlu dicintai.فأما الذى هو حب الهـــوى * فشغلى بذكرك عمن سـواكCinta karena cinta dalilnyakesibukanku mengingatimu dari yang lain,وأما الذى أنت أهــــل له * فكشفك لي الحجبَ حتى أراكDan adapun karena engkau perlu dicintai,karena engkau membuka untuk halangan agar aku dapat melihat MU.فلا الحمد فــى ذا ولا ذاك لي* ولـكن لك الحمد فى ذا وذاكSegala pujian karena cinta itu bukan untukku,Tapi semuanya adalah untuk MU jua.أحبك حبين .... حـب الهوى * وحبــــا لأنك أهل لذاكAku cintakan Mu karena 2 kecintaan, cinta karena cinta itu sendiri,dan cinta karena ENGKAU memang perlu dicintai.وأشتاق شوقين .. شـوق النوى * وشوقا لقرب الحمى من حماكAku merinduiMU karena dua kerinduan yaitu rindu berjauhan,dan rindu karena hampirnya kewasan MU (maksudnya hampir menemui Tuhan)فأما الذى هو شـوق النــوى * فمسرى الدموع لطول نواكManakala rindu berjauhan dalilnya alur airmataku kerana lama berjauhan dengan MUوأما اشتياقى لـــقرب الحمى* فنار حياة خبــت فى ضياكManakala rindu menghampiri kawasanMU,dalilnya cahaya hidup (ku) terpadam dalam cahayaMUفلا الحمد فــى ذا ولا ذاك لي* ولـكن لك الحمد فى ذا وذاكSegala pujian karena cinta itu bukan untukku,Tapi semuanya adalah untuk MU jua.

Ihya Al-Qalbu

Kiat Hati Tetap Hidup
Kiat Menjadikan Hati Tetap Hidup (ihyaa’ al-qalb)Fatma YuliaUpaya untuk menghidupkan hati menjadi hati yang sehat hanya akan diperoleh dengan ilmu dan ikhtiar (usaha). Adapun usaha tersebut yang bisa dilakukan untuk menjadikan hati tetap hidup adalah:Pertama. Dzikrullah dan Tilawatil Qur'an. Dengan senantiasa dzikrullah (menyebut dan mengingat Allah) bagi seorang hamba manfaatnya sangatlah besar. Sebagaimana Allah berfirman: "Ingatlah, bahwa hanya dengan selalu mengingat Allah, hati menjadi tenteram."[QS. Ar-Ra'du:28]. Hasan Al-Bashri mengatakan :"Lunakkanlah hatimu itu dengan berdzikir". Kendatipun dzikrullah adalah salah satu bentuk ibadah yang termudah dan ringan, akan tetapi pahala dan keutamaan yang didapatkan melebihi amalan-amalan lainnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: ”Sesungguhnya mengingat-ingat Allah adalah lebih besar (keutamaannya daripada ibadat yang lain)."[Qs. Al- Ankabut:45]. Sebaik-baik dzikir adalah membaca Al-Qur'an, karena Al-Qur'an mengandung berbagai khasiat penyembuh hati dari semua penyakit kegundahan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman; "Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman."[QS. Yunus:57].Kedua beristighfar. Hakikat istighfar adalah untuk memohon maghfirah (ampunan), dan batasan maghfirah adalah penjagaan dari keburukan yang diakibatkan dari dosa-dosa. Dan barangsiapa yang meminta ampun kepada Allah selama memenuhi syaratnya pasti Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan ampunan. Firman Allah : "Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia meminta ampun kepada Allah niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."[QS. An-Nisa’:110]. Seseorang hamba itu hendaklah memperbanyak istighfar kepada Allah dimanapun berada, sebab seseorang itu tidak tahu dimana tempat maghfirah Allah itu akan datang. Rasulullah saw bersabda: "Demi Allah, sesungguhnya aku selalu mohon ampunan kepada Allah sehari semalam lebih dari tujuh puluh kali." [HR. Bukhari]. ‘Aisyah pernah mengatakan: "Beruntunglah orang yang mendapat dalam buku catatan amal perbuatannya memuat istighfar yang banyak." Qatadah juga mengatakan: "Sesunggunhya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepadamu tentang penyakitmu dan obat penangkalnya. Adapun penyakitmu adalah dosa-dosa, sedangkan obatnya adalah istighfar."Ketiga, Do'a. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: "Berdo'alah kepada-Ku niscaya Aku perkenankan bagimu. "[QS. Al-mukmin:60]. Dalam ayat ini Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan kepada kita agar berdo'a kepada-Nya dan Allah akan memenuhi permohonan hamba-Nya. Berkenaan dengan ini Rasulullah Saw bersabda: "Tidaklah seorang Muslim pun berdo'a dengan do'a yang di dalamnya tidak berisi dosa dan pemutus tali silaturahmi melainkan Allah memberikan kepadanya salah satu dari tiga perkara: Allah akan menyegerakan permohonannya itu (diperoleh di dunia) atau Allah akan menyimpannya untuknya di akhirat kelak, atau Dia memalingkan darinya keburukan yang setimpal dengan do'anya itu."[HR. Ahmad, hadits shahih]. Dalam ayat yang sama Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:" Sesungguhnya orangorang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku (tidak mau berdo'a kepada-Ku) akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan terhina."[QS. Al-mukmin:60]. Orang-orang yang tidak mau berdo'a kepada Allah maka mereka tergolong orang-orang yang sombong dan mereka mendapatkan murka dari Allah. Sebagaimana Rasulullah Saw bersabda: "Barang siapa yang tidak mau meminta (memohon kepada Allah), maka Allah murka terhadap-Nya." [HR. Tirmidzi dari Abu Hurairah].Keempat . Bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Allah Subhanahu wa Ta'ala bershalawat (menyebut dan memuji di hadapan para malaikat) sepuluh kali, bagi orang bershalawat kepada Rasul-Nya. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw: ”Barang siapa yang bershalawat untukku satu kali. Maka Allah akan bershalawat sepuluh kali lipat."[HR. Muslim]. Karena yang demikian itu, setiap satu kebaikan nilainya akan dilipat gandakan sepuluh kalinya, dan bershalawat untuk Nabi saw termasuk kebaikan yang tinggi.Kelima, Qiyamullail. Jika seseorang tetap melakukan shalat malam, maka wajahnya akan bercahaya dan dia juga akan merasakan kenikmatan beribadah dalam hatinya, sebagaimana yang dituturkan oleh Ulama Salaf Abu Sulaiman berikut ini: “Malam hari bagi orang yang sering beribadat di dalamnya, itu lebih nikmat daripada permainan bagi mereka yang suka hidup bersantai-santai. Seandainya jika tidak ada malam aku tak suka hidup di dunia ini.” Ibn al- Mukandir juga mengatakan tentang kenikmatan qiyaamulail berikut ini: ”Bagiku kelezatan dunia ini hanya ada pada tiga perkara, qiyamullail, bersilaturahmi dengan ikhwan dan shalat berjama’ah.” Wallahu’alam(Disarikan dari kitab Tazkiyatun Nufus oleh Dr. Ahmad Farid)

Sejarah konflik Israel Palestina

Sejarah Konflik Palestina – Israel dari Masa ke Masa
Konflik Palestina – Israel menurut sejarah sudah 31 tahun ketika pada tahun 1967 Israel menyerang Mesir, Yordania dan Syria dan berhasil merebut Sinai dan Jalur Gaza (Mesir), dataran tinggi Golan (Syria), Tepi Barat dan Yerussalem (Yordania).. Sampai sekarang perdamaian sepertinya jauh dari harapan. Ditambah lagi terjadi ketidaksepakatan tentang masa depan Palestina dan hubungannya dengan Israel di antara faksi-faksi di Palestina sendiri. Tulisan ini dimaksudkan sebagai pengingat sekaligus upaya membuka pemahaman kita mengenai latar belakang sejarah sebab terjadinya konflik ini.2000 SM – 1500 SMIstri Nabi Ibrahim A.s., Siti Hajar mempunyai anak Nabi Ismail A.s. (bapaknya bangsa Arab) dan Siti Sarah mempunyai anak Nabi Ishak A.s. yang kemudian mempunyai anak Nabi Ya’qub A.s. alias Israel (Israil, Qur’an). Anak keturunannya disebut Bani Israel sebanyak 7 (tujuh) orang. Salah satunya bernama Nabi Yusuf A.s. yang ketika kecil dibuang oleh saudara-saudaranya yang dengki kepadanya. Nasibnya yang baik membawanya ke tanah Mesir dan kemudian dia menjadi bendahara kerajaan Mesir. Ketika masa paceklik, Nabi Ya’qub A.s. beserta saudara-saudara Yusuf bermigrasi ke Mesir. Populasi anak keturunan Israel (Nabi Ya’qub A.s.) membesar.1550 SM – 1200 SMPolitik di Mesir berubah. Bangsa Israel dianggap sebagai masalah bagi negara Mesir. Banyak dari bangsa Israel yang lebih pintar dari orang asli Mesir dan menguasai perekonomian. Oleh pemerintah Firaun bangsa Israel diturunkan statusnya menjadi budak.1200 SM – 1100 SMNabi Musa A.s. memimpin bangsa Israel meninggalkan Mesir, mengembara di gurun Sinai menuju tanah yang dijanjikan, asalkan mereka taat kepada Allah Swt – dikenal dengan cerita Nabi Musa A.s. membelah laut ketika bersama dengan bangsa Israel dikejar-kejar oleh tentara Mesir menyeberangi Laut Merah. Namun saat mereka diperintah untuk memasuki tanah Filistin (Palestina), mereka membandel dan berkata: “Hai, Musa, kami sekali-kali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi ada orang yang gagah perkasa di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Rabbmu (Tuhanmu), dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja.” (QS 5:24)Akibatnya mereka dikutuk oleh Allah Swt dan hanya berputar-putar saja di sekitar Palestina. Belakangan agama yang dibawa Nabi Musa A.s. disebut Yahudi – menurut salah satu marga dari bangsa Israel yang paling banyak keturunannya, yakni Yehuda, dan akhirnya bangsa Israil – tanpa memandang warga negara atau tanah airnya – disebut juga orang-orang Yahudi.1000 SM – 922 SMNabi Daud A.s. (anak Nabi Musa A.s.) mengalahkan Goliath (Jalut, Qur’an) dari Filistin. Palestina berhasil direbut dan Daud dijadikan raja. Wilayah kerajaannya membentang dari tepi sungai Nil hingga sungai Efrat di Iraq. Sekarang ini Yahudi tetap memimpikan kembali kebesaran Israel Raya seperti yang dipimpin raja Daud. Bendera Israel adalah dua garis biru (sungai Nil dan Eufrat) dan Bintang Daud. Kepemimpinan Daud A.s. diteruskan oleh anaknya Nabi Sulaiman A.s. dan Masjidil Aqsa pun dibangun.922 SM – 800 SMSepeninggal Sulaiman A.s., Israel dilanda perang saudara yang berlarut-larut, hingga akhirnya kerajaan itu terbelah menjadi dua, yakni bagian Utara bernama Israel beribukota Samaria dan Selatan bernama Yehuda beribukota Yerusalem.800 SM – 600 SMKarena kerajaan Israel sudah terlalu durhaka kepada Allah Swt maka kerajaan tersebut dihancurkan oleh Allah Swt melalui penyerangan kerajaan Asyiria.“Sesungguhnya Kami telah mengambil kembali perjanjian dari Bani Israil, dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang tidak diingini hawa nafsu mereka, maka sebagian rasul-rasul itu mereka dustakan atau mereka bunuh.” (QS 5:70)Hal ini juga bisa dibaca di Injil (Bible) pada Kitab Raja-raja ke-1 14:15 dan Kitab Raja-raja ke-2 17:18.600 SM – 500 SMKerajaan Yehuda dihancurkan lewat tangan Nebukadnezar dari Babylonia. Dalam Injil Kitab Raja-raja ke-2 23:27 dinyatakan bahwa mereka tidak mempunyai hak lagi atas Yerusalem. Mereka diusir dari Yerusalem dan dipenjara di Babylonia.500 SM – 400 SMCyrus Persia meruntuhkan Babylonia dan mengijinkan bangsa Israel kembali ke Yerusalem.330 SM – 322 SMIsrael diduduki Alexander Agung dari Macedonia (Yunani). Ia melakukan hellenisasi terhadap bangsa-bangsa taklukannya. Bahasa Yunani menjadi bahasa resmi Israel, sehingga nantinya Injil pun ditulis dalam bahasa Yunani dan bukan dalam bahasa Ibrani.300 SM – 190 SMYunani dikalahkan Romawi. Maka Palestina pun dikuasai imperium Romawi.1 – 100 MNabi Isa A.s. / Yesus lahir, kemudian menjadi pemimpin gerakan melawan penguasa Romawi. Namun selain dianggap subversi oleh penguasa Romawi (dengan ancaman hukuman tertinggi yakni dihukum mati di kayu salib), ajaran Yesus sendiri ditolak oleh para Rabbi Yahudi. Namun setelah Isa tiada, bangsa Yahudi memberontak terhadap Romawi.100 – 300Pemberontakan berulang. Akibatnya Palestina dihancurkan dan dijadikan area bebas Yahudi. Mereka dideportasi keluar Palestina dan terdiaspora ke segala penjuru imperium Romawi. Namun demikian tetap ada sejumlah kecil pemeluk Yahudi yang tetap bertahan di Palestina. Dengan masuknya Islam kemudian, serta dipakainya bahasa Arab di dalam kehidupan sehari-hari, mereka lambat laun terarabisasi atau bahkan masuk Islam.313Pusat kerajaan Romawi dipindah ke Konstantinopel dan agama Kristen dijadikan agama negara.500 – 600Nabi Muhammad Saw lahir di tahun 571 M. Bangsa Yahudi merembes ke semenanjung Arabia (di antaranya di Khaibar dan sekitar Madinah), kemudian berimigrasi dalam jumlah besar ke daerah tersebut ketika terjadi perang antara Romawi dengan Persia.621Nabi Muhammad Saw melakukan perjalanan ruhani Isra’ dari masjidil Haram di Makkah ke masjidil Aqsa di Palestina dilanjutkan perjalana Mi’raj ke Sidrathul Muntaha (langit lapis ke-7). Rasulullah menetapkan Yerusalem sebagai kota suci ke-3 ummat Islam, dimana sholat di masjidil Aqsa dinilai 500 kali dibanding sholat di masjid lain selain masjidil Haram di Makkah dan masjid Nabawi di Madinah. Masjidil Aqsa juga menjadi kiblat umat Islam sebelum dipindah arahnya ke Ka’bah di masjidil Haram, Makkah.622Hijrah Nabi Muhammad Saw ke Madinah dan pendirian negara Islam – yang selanjutnya disebut khilafah. Nabi mengadakan perjanjian dengan bangsa Yahudi yang menjadi penduduk Madinah dan sekitarnya, yang dikenal dengan “Piagam Madinah”.626Pengkhianatan Yahudi dalam perang Ahzab (perang parit) dan berarti melanggar Perjanjian Madinah. Sesuai dengan aturan di dalam kitab Taurat mereka sendiri, mereka harus menerima hukuman dibunuh atau diusir.638Di bawah pemerintahan Khalifah Umar Ibnu Khattab ra. Seluruh Palestina dimerdekakan dari penjajah Romawi. Seterusnya seluruh penduduk Palestina, Muslim maupun Non Muslim, hidup aman di bawah pemerintahan khilafah. Kebebasan beragama dijamin sepenuhnya.700 – 1000Wilayah Islam meluas dari Asia Tengah, Afrika hingga Spanyol. Di dalamnya, bangsa Yahudi mendapat peluang ekonomi dan intelektual yang sama. Ada beberapa ilmuwan terkenal di dunia Islam yang sesungguhnya adalah orang Yahudi.1076Yerusalem dikepung oleh tentara salib dari Eropa. Karena pengkhianatan kaum munafik (sekte Drusiah yang mengaku Islam tetapi ajarannya sesat), pada tahun 1099 M tentara salib berhasil menguasai Yerusalem dan mengangkat seorang raja Kristen. Penjajahan ini berlangsung hingga 1187 M sampai Salahuddin Al-Ayyubi membebaskannya dan setelah itu ummat Islam yang terlena sufisme yang sesat bisa dibangkitkan kembali.1453Setelah melalui proses reunifikasi dan revitalisasi wilayah-wilayah khilafah yang tercerai berai setelah hancurnya Baghdad oleh tentara Mongol (1258 M), khilafah Utsmaniah dibawah Muhammad Fatih menaklukan Konstatinopel, dan mewujudkan nubuwwah Rasulullah.1492Andalusia sepenuhnya jatuh ke tangan Kristen Spanyol (reconquista). Karena cemas suatu saat umat Islam bisa bangkit lagi, maka terjadi pembunuhan, pengusiran dan pengkristenan massal. Hal ini tidak cuma diarahkan pada Muslim namun juga pada Yahudi. Mereka lari ke wilayah khilafah Utsmaniyah, diantaranya ke Bosnia. Pada 1992 Raja Juan Carlos dari Spanyol secara resmi meminta maaf kepada pemerintah Israel atas holocaust (pemusnahan etnis) 500 tahun sebelumnya. (Tapi tidak permintaan maaf kepada umat Islam).1500 – 1700Kebangkitan pemikiran di Eropa, munculnya sekularisme (pemisahan agama / gereja dengan negara), nasionalisme dan kapitalisme. Mulainya kemajuan teknologi moderen di Eropa. Abad penjelajahan samudera dimulai. Mereka mencari jalur perdagangan alternatif ke India dan Cina, tanpa melalui daerah-daerah Islam. Tapi akhirnya mereka didorong oleh semangat kolonialisme dan imperialisme, yakni Gold, Glory dan Gospel. Gold berarti mencari kekayaan di tanah jajahan, Glory artinya mencari kemasyuran di atas bangsa lain dan Gospel (Injil) artinya menyebarkan agama Kristen ke penjuru dunia.1529Tentara khilafah berusaha menghentikan arus kolonialisme/imperialisme serta membalas reconquista langsung ke jantung Eropa dengan mengepung Wina, namun gagal. Tahun 1683 M kepungan diulang, dan gagal lagi. Kegagalan ini terutama karena tentara Islam terlalu yakin pada jumlah dan perlengkapannya.“… yaitu ketika kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dan bercerai-berai.” (QS 9:25).1798Napoleon berpendapat bahwa bangsa Yahudi bisa diperalat bagi tujuan-tujuan Perancis di Timur Tengah. Wilayah itu secara resmi masih di bawah Khilafah.1831Untuk mendukung strategi “devide et impera” Perancis mendukung gerakan nasionalisme Arab, yakni Muhammad Ali di Mesir dan Pasya Basyir di Libanon. Khilafah mulai lemah dirongrong oleh semangat nasionalisme yang menular begitu cepat di tanah Arab.1835Sekelompok Yahudi membeli tanah di Palestina, dan lalu mendirikan sekolah Yahudi pertama di sana. Sponsornya adalah milyuder Yahudi di Inggris, Sir Moshe Monteveury, anggota Free Masonry. Ini adalah pertama kalinya sekolah berkurikulum asing di wilayah Khilafah.1838Inggris membuka konsulat di Yerusalem yang merupakan perwakilan Eropa pertama di Palestina.1849Kampanye mendorong imigrasi orang Yahudi ke Palestina. Pada masa itu jumlah Yahudi di Palestina baru sekitar 12.000 orang. Pada tahun 1948 jumlahnya menjadi 716.700 dan pada tahun 1964 sudah hampir 3 juta orang.1882Imigrasi besar-besaran orang Yahudi ke Palestina yang berselubung agama, simpati dan kemanusiaan bagi penderitaan Yahudi di Eropa saat itu.1891Para penduduk Palestina mengirim petisi ke Khalifah, menuntut dilarangnya imigrasi besar-besaran ras Yahudi ke Palestina. Sayang saat itu khilafah sudah “sakit-sakitan” (dijuluki “the sick man at Bosporus). Dekadensi pemikiran meluas, walau Sultan Abdul Hamid sempat membuat terobosan dengan memodernisir infrastruktur, termasuk memasang jalur kereta api dari Damaskus ke Madinah via Palestina! Sayang, sebelum selesai, Sultan Abdul Hamid dipecat oleh Syaikhul Islam (Hakim Agung) yang telah dipegaruhi oleh Inggris. Perang Dunia I meletus, dan jalur kereta tersebut dihancurkan.1897Theodore Herzl menggelar kongres Zionis sedunia di Basel Swiss. Peserta Kongres I Zionis mengeluarkan resolusi, bahwa umat Yahudi tidaklah sekedar umat beragama, namun adalah bangsa dengan tekad bulat untuk hidup secara berbangsa dan bernegara. Dalam resolusi itu, kaum zionis menuntut tanah air bagi umat Yahudi – walaupun secara rahasia – pada “tanah yang bersejarah bagi mereka”. Sebelumnya Inggris hampir menjanjikan tanah protektorat Uganda atau di Amerika Latin ! Di kongres itu, Herzl menyebut, Zionisme adalah jawaban bagi “diskriminasi dan penindasan” atas umat Yahudi yang telah berlangsung ratusan tahun. Pergerakan ini mengenang kembali bahwa nasib umat Yahudi hanya bisa diselesaikan di tangan umat Yahudi sendiri. Di depan kongres, Herzl berkata, “Dalam 50 tahun akan ada negara Yahudi !” Apa yang direncanakan Herzl menjadi kenyataan pada tahun 1948.1916Perjanjian rahasia Sykes – Picot oleh sekutu (Inggris, Perancis, Rusia) dibuat saat meletusnya Perang Dunia (PD) I, untuk mencengkeram wilayah-wilayah Arab dan Khalifah Utsmaniyah dan membagi-bagi di antara mereka. PD I berakhir dengan kemenangan sekutu, Inggris mendapat kontrol atas Palestina. Di PD I ini, Yahudi Jerman berkomplot dengan Sekutu untuk tujuan mereka sendiri (memiliki pengaruh atau kekuasaan yang lebih besar).1917Menlu Inggris keturunan Yahudi, Arthur James Balfour, dalam deklarasi Balfour memberitahu pemimpin Zionis Inggris, Lord Rothschild, bahwa Inggris akan memperkokoh pemukiman Yahudi di Palestina dalam membantu pembentukan tanah air Yahudi. Lima tahun kemudian Liga Bangsa-bangsa (cikal bakal PBB) memberi mandat kepada Inggris untuk menguasai Palestina.1938Nazi Jerman menganggap bahwa pengkhianatan Yahudi Jerman adalah biang keladi kekalahan mereka pada PD I yang telah menghancurkan ekonomi Jerman. Maka mereka perlu “penyelesaian terakhir” (endivsung). Ratusan ribu keturunan Yahudi dikirim ke kamp konsentrasi atau lari ke luar negeri (terutama ke AS). Sebenarnya ada etnis lain serta kaum intelektual yang berbeda politik dengan Nazi yang bernasib sama, namun setelah PD II Yahudi lebih berhasil menjual ceritanya karena menguasai banyak surat kabar atau kantor-kantor berita di dunia.1944Partai buruh Inggris yang sedang berkuasa secara terbuka memaparkan politik “membiarkan orang-orang Yahudi terus masuk ke Palestina, jika mereka ingin jadi mayoritas. Masuknya mereka akan mendorong keluarnya pribumi Arab dari sana.” Kondisi Palestina pun memanas.1947PBB merekomendasikan pemecahan Palestina menjadi dua negara: Arab dan Israel.1948, 14 Mei.Sehari sebelum habisnya perwalian Inggris di Palestina, para pemukim Yahudi memproklamirkan kemerdekaan negara Israel. Mereka melakukan agresi bersenjata terhadap rakyat Palestina yang masih lemah, hingga jutaan dari mereka terpaksa mengungsi ke Libanon, Yordania, Syria, Mesir dan lain-lain. Palestina Refugees menjadi tema dunia. Namun mereka menolak eksistensi Palestina dan menganggap mereka telah memajukan areal yang semula kosong dan terbelakang. Timbullah perang antara Israel dan negara-negara Arab tetangganya. Namun karena para pemimpin Arab sebenarnya ada di bawah pengaruh Inggris – lihat Imperialisme Perancis dan Inggris di tanah Arab sejak tahun 1798 – maka Israel mudah merebut daerah Arab Palestina yang telah ditetapkan PBB.1948, 2 DesemberProtes keras Liga Arab atas tindakan AS dan sekutunya berupa dorongan dan fasilitas yang mereka berikan bagi imigrasi zionis ke Palestina. Pada waktu itu, Ikhwanul Muslimin (IM) di bawah Hasan Al-Banna mengirim 10.000 mujahidin untuk berjihad melawan Israel. Usaha ini kandas bukan karena mereka dikalahkan Israel, namun karena Raja Farouk yang korup dari Mesir takut bahwa di dalam negeri IM bisa melakukan kudeta, akibatnya tokoh-tokoh IM dipenjara atau dihukum mati.1956, 29 OktoberIsrael dibantu Inggris dan Perancis menyerang Sinai untuk menguasai terusan Suez. Pada kurun waktu ini, militer di Yordania menawarkan baiat ke Hizbut Tahrir (salah satu harakah Islam) untuk mendirikan kembali Khilafah. Namun Hizbut Tahrir menolak, karena melihat rakyat belum siap.1964Para pemimpin Arab membentuk PLO (Palestine Liberation Organization). Dengan ini secara resmi, nasib Palestina diserahkan ke pundak bangsa Arab-Palestina sendiri, dan tidak lagi urusan umat Islam. Masalah Palestina direduksi menjadi persoalan nasional bangsa Palestina.1967Israel menyerang Mesir, Yordania dan Syria selama 6 hari dengan dalih pencegahan, Israel berhasil merebut Sinai dan Jalur Gaza (Mesir), dataran tinggi Golan (Syria), Tepi Barat dan Yerussalem (Yordania). Israel dengan mudah menghancurkan angkatan udara musuhnya karena dibantu informasi dari CIA (Central Intelligence Agency = Badan Intelijen Pusat milik USA). Sementara itu angkatan udara Mesir ragu membalas serangan Israel, karena Menteri Pertahanan Mesir ikut terbang dan memerintahkan untuk tidak melakukan tembakan selama dia ada di udara.1967, NopemberDewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi Nomor 242, untuk perintah penarikan mundur Israel dari wilayah yang direbutnya dalam perang 6 hari, pengakuan semua negara di kawasan itu, dan penyelesaian secara adil masalah pengungsi Palestina.1969Yasser Arafat dari faksi Al-Fatah terpilih sebagai ketua Komite Eksekutif PLO dengan markas di Yordania.1970Berbagai pembajakan pesawat sebagai publikasi perjuangan rakyat Palestina membuat PLO dikecam oleh opini dunia, dan Yordania pun dikucilkan. Karena ekonomi Yordania sangat tergantung dari AS, maka akhirnya Raja Husein mengusir markas PLO dari Yordania. Dan akhirnya PLO pindah ke Libanon.1973, 6 OktoberMesir dan Syria menyerang pasukan Israel di Sinai dan dataran tinggi Golan pada hari puasanya Yahudi Yom Kippur. Pertempuran ini dikenal dengan Perang Oktober. Mesir dan Syria hampir menang, kalau Israel tidak tiba-tiba dibantu oleh AS. Presiden Mesir Anwar Sadat terpaksa berkompromi, karena dia cuma siap untuk melawan Israel, namun tidak siap berhadapan dengan AS. Arab membalas kekalahan itu dengan menutup keran minyak. Akibatnya harga minyak melonjak pesat.1973, 22 OktoberDewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi Nomor 338, untuk gencatan senjata, pelaksanaan resolusi Nomor 242 dan perundingan damai di Timur Tengah.1977Pertimbangan ekonomi (perang telah memboroskan kas negara) membuat Anwar Sadat pergi ke Israel tanpa konsultasi dengan Liga Arab. Ia menawarkan perdamaian, jika Israel mengembalikan seluruh Sinai. Negara-negara Arab merasa dikhianati. Karena langkah politiknya ini, belakangan Anwar Sadat dibunuh pada tahun 1982.1978, SeptemberMesir dan Israel menandatangani perjanjian Camp David yang diprakarsai AS. Perjanjian itu menjanjikan otonomi terbatas kepada rakyat Palestina di wilayah-wilayah pendudukan Israel. Sadat dan PM Israel Menachem Begin dianugerahi Nobel Perdamaian 1979. namun Israel tetap menolak perundingan dengan PLO dan PLO menolak otonomi. Belakangan, otonomi versi Camp David ini tidak pernah diwujudkan, demikian juga otonomi versi lainnya. Dan AS sebagai pemrakarsanya juga tidak merasa wajib memberi sanksi, bahkan selalu memveto resolusi PBB yang tidak menguntungkan pihak Israel.1980Israel secara sepihak menyatakan bahwa mulai musim panas 1980 kota Yerussalem yang didudukinya itu resmi sebagai ibukota.1982Israel menyerang Libanon dan membantai ratusan pengungsi Palestina di Sabra dan Shatila. Pelanggaran terhadap batas-batas internasional ini tidak berhasil dibawa ke forum PBB karena – lagi-lagi – veto dari AS. Belakangan Israel juga dengan enaknya melakukan serangkaian pemboman atas instalasi militer dan sipil di Iraq, Libya dan Tunis.1987Intifadhah, perlawanan dengan batu oleh orang-orang Palestina yang tinggal di daerah pendudukan terhadap tentara Israel mulai meledak. Intifadhah ini diprakarsai oleh HAMAS, suatu harakah Islam yang memulai aktivitasnya dengan pendidikan dan sosial.1988, 15 NopemberDiumumkan berdirinya negara Palestina di Aljiria, ibu kota Aljazair. Dengan bentuk negara Republik Parlementer. Ditetapkan bahwa Yerussalem Timur sebagai ibukota negara dengan Presiden pertamanya adalah Yasser Arafat.Setelah Yasser Arafat mangkat kursi presiden diduduki oleh Mahmud Abbas. Dewan Nasional Palestina, yang identik dengan Parlemen Palestina beranggotakan 500 orang.1988, DesemberAS membenarkan pembukaan dialog dengan PLO setelah Arafat secara tidak langsung mengakui eksistensi Israel dengan menuntut realisasi resolusi PBB Nomor 242 pada waktu memproklamirkan Republik Palestina di pengasingan di Tunis.1991, MaretYasser Arafat menikahi Suha, seorang wanita Kristen. Sebelumnya Arafat selalu mengatakan “menikah dengan revolusi Palestina”.1993, SeptemberPLO – Israel saling mengakui eksistensi masing-masing dan Israel berjanji memberikan hak otonomi kepada PLO di daerah pendudukan. Motto Israel adalah “land for peace” (tanah untuk perdamaian). Pengakuan itu dikecam keras oleh pihak ultra-kanan Israel maupun kelompok di Palestina yang tidak setuju. Namun negara-negara Arab (Saudi Arabia, Mesir, Emirat dan Yordania) menyambut baik perjanjian itu. Mufti Mesir dan Saudi mengeluarkan “fatwa” untuk mendukung perdamaian.Setelah kekuasaan di daerah pendudukan dialihkan ke PLO, maka sesuai perjanjian dengan Israel, PLO harus mengatasi segala aksi-aksi anti Israel. Dengan ini maka sebenarnya PLO dijadikan perpanjangan tangan Yahudi.Yasser Arafat, Yitzak Rabin dan Shimon Peres mendapat Nobel Perdamaian atas usahanya tersebut.1995Rabin dibunuh oleh Yigar Amir, seorang Yahudi fanatik. Sebelumnya, di Hebron, seorang Yahudi fanatik membantai puluhan Muslim yang sedang shalat subuh. Hampir tiap orang dewasa di Israel, laki-laki maupun wanita, pernah mendapat latihan dan melakukan wajib militer. Gerakan Palestina yang menuntut kemerdekaan total menteror ke tengah masyarakat Israel dengan bom “bunuh diri”. Targetnya, menggagalkan usaha perdamaian yang tidak adil itu. Sebenarnya “land for peace” diartikan Israel sebagai “Israel dapat tanah, dan Arab Palestina tidak diganggu (bisa hidup damai).”1996Pemilu di Israel dimenangkan secara tipis oleh Netanyahu dari partai kanan, yang berarti kemenangan Yahudi yang anti perdamaian. Netanyahu mengulur-ulur waktu pelaksanaan perjanjian perdamaian. Ia menolak adanya negara Palestina, agar Palestina tetap sekedar daerah otonom di dalam Israel. Ia bahkan ingin menunggu/menciptakan kontelasi baru (pemukiman Yahudi di daerah pendudukan, bila perlu perluasan hingga ke Syria dan Yordania) untuk sama sekali membuat perjanjian baru.AS tidak senang bahwa Israel jalan sendiri di luar garis yang ditetapkannya. Namun karena lobby Yahudi di AS terlalu kuat, maka Bill Clinton harus memakai agen-agennya di negara-negara Arab untuk “mengingatkan” si “anak emasnya” ini. Maka sikap negara-negara Arab tiba-tiba kembali memusuhi Israel. Mufti Mesir malah kini memfatwakan jihad terhadap Israel. Sementara itu Uni Eropa (terutama Inggris dan Perancis) juga mencoba “aktif” menjadi penengah, yang sebenarnya juga hanya untuk kepentingan masing-masing dalam rangka menanamkan pengaruhnya di wilayah itu. Mereka juga tidak rela kalau AS “jalan sendiri” tanpa bicara dengan Eropa.2002 - Sampai sekarangSebuah usul perdamaian saat ini adalah Peta menuju perdamaian yang diajukan oleh Empat Serangkai Uni Eropa, Rusia, PBB dan Amerika Serikat pada 17 September 2002. Israel juga telah menerima peta itu namun dengan 14 “reservasi”. Pada saat ini Israel sedang menerapkan sebuah rencana pemisahan diri yang kontroversial yang diajukan oleh Perdana Menteri Ariel Sharon. Menurut rencana yang diajukan kepada AS, Israel menyatakan bahwa ia akan menyingkirkan seluruh “kehadiran sipil dan militer yang permanen” di Jalur Gaza (yaitu 21 pemukiman Yahudi di sana, dan 4 pemumikan di Tepi Barat), namun akan “mengawasi dan mengawal kantong-kantong eksternal di darat, akan mempertahankan kontrol eksklusif di wilayah udara Gaza, dan akan terus melakukan kegiatan militer di wilayah laut dari Jalur Gaza.” Pemerintah Israel berpendapat bahwa “akibatnya, tidak akan ada dasar untuk mengklaim bahwa Jalur Gaza adalah wilayah pendudukan,” sementara yang lainnya berpendapat bahwa, apabila pemisahan diri itu terjadi, akibat satu-satunya ialah bahwa Israel “akan diizinkan untuk menyelesaikan tembok – artinya, Penghalang Tepi Barat Israel – dan mempertahankan situasi di Tepi Barat seperti adanya sekarang ini”Di hari kemenangan Partai Kadima pada pemilu tanggal 28 Maret 2006 di Israel, Ehud Olmert – yang kemudian diangkat sebagai Perdana Menteri Israel menggantikan Ariel Sharon yang berhalangan tetap karena sakit – berpidato. Dalam pidato kemenangan partainya, Olmert berjanji untuk menjadikan Israel negara yang adil, kuat, damai, dan makmur, menghargai hak-hak kaum minoritas, mementingkan pendidikan, kebudayaan dan ilmu pengetahuan serta terutama sekali berjuang untuk mencapai perdamaian yang kekal dan pasti dengan bangsa Palestina. Olmert menyatakan bahwa sebagaimana Israel bersedia berkompromi untuk perdamaian, ia mengharapkan bangsa Palestina pun harus fleksibel dengan posisi mereka. Ia menyatakan bahwa bila Otoritas Palestina, yang kini dipimpin Hamas, menolak mengakui Negara Israel, maka Israel “akan menentukan nasibnya di tangannya sendiri” dan secara langsung menyiratkan aksi sepihak. Masa depan pemerintahan koalisi ini sebagian besar tergantung pada niat baik partai-partai lain untuk bekerja sama dengan perdana menteri yang baru terpilih.Sementara itu sebelum terjadinya serangan habis-habisan Israel ke Gaza (27/12/2008), sudah terjadi serangan-serangan kecil di antara kedua belah pihak di sekitar Jalur Gaza, disebabkan Israel menutup tempat-tempat penyeberangan atau jalur komersial ke Gaza sehingga pasokan bahan bakar minyak terhenti, yang memaksa satu-satunya pusat pembangkit listrik di Jalur Gaza tutup.Sebagai catatan akhir, Perdana Menteri Israel setelah Benjamin Netanyahu berutur-turut adalah Ehud Barak, Ariel Sharon, dan yang masih berkuasa di Israel dalam penyerangan di Gaza sekarang adalah Ehud Olmert. Sedangkan 4 faksi utama di Palestina adalah PLO, Al-Fatah, Jihad Islam Palestina (JIP), dan yang berkuasa sekarang di Palestina adalah Hamas dengan Perdana Menterinya Ismail Haniya. Dan gambar peta (klik di sini) yang menggambarkan hilangnya tanah Palestina yang dicaplok oleh Israel sejak tahun 1946 sampai dengan tahun 2000. Lihat posisi Gaza yang terjepit di daerah kekuasaan Israel.sumber: Anwariansyah - www.wikimu.com